Bab 18 : Keraguan seorang Ibu

5.6K 259 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Suasana gegap gempita kini tengah menyelimuti relung hati seorang ibu yang sudah lama menginginkan anak pertamanya untuk menikah.

Siapa lagi kalau bukan Ratih, ibu dari Inspektur Polisi Satu Andika Barata. Konon, setelah Andika menyuruh adiknya Agung memberi kabar kepada sang Ibu tercinta, dengan penuh semangat membara bak pahlawan yang sedang melawan penjajah, Andika langsung memberi tahu Ratih keesokan paginya.

Maka, pagi inilah keceriaan dari wajah Ratih tersungging. 

"Jadi, abangmu bilang sendiri kalau sabtu ini kita akan melamar pacarnya?" tanya Ratih antusias.

Agung membenarkan dengan satu kali anggukan.

"Alhamdulillah, Ya Allah ... akhirnya hamba ngga harus gendong anak kucing," celetuk Ratih membuat ekspresi Agung tercengang bingung.

"Anak kucing, Bu?" ulang Agung.

"Abang kamu itu yang bilang, katanya kalau ibu mau gendong cucu, gendong aja anak kucing. Kan, pikiran abang kamu itu bener-bener sengklek gara-gara selalu diputusin sama ceweknya," oceh Ratih membuat Agung tersendak tawa.

"Eh ngomong-ngomong kamu udah kenal siapa perempuannya?" lanjut Ratih dan langsung dijawab iya oleh Agung.

Agung secepat kilat mengeluarkan ponsel dan membuka galeri, dia segera memperlihatkan salah satu foto Nala yang menurut Agung terlihat berpakaian lebih sopan.

Ratih menatap terpukau wajah cantik Nala yang di dalam foto tersebut duduk bersebelahan bersama Bella, kekasih Agung.

"Masya Allah, Nak. Cantik banget. Ini beneran dia mau sama abangmu?" Ratih memperhatikan wajah Agung dengan ekspresi setengah tidak percaya.

"Eh tapi kok dia foto sama Bella? Kalian udah saling kenal memang?" 

Agung menggangguk. "Udah, Bu. Lebih dulu Agung yang kenal dari pada Abang."

Ratih mengembalikan ponsel Agung lalu kembali bertanya, "Gimana ceritanya?"

Agung pun menceritakan semuanya kepada Ratih berdasarkan cerita yang dia peroleh dari Andika. Semua tanpa terkecuali. Sampai siapa sosok Nala dan seperti apa Nala di mata dia dan teman-temannya yang lain.

"Jadi, dia anak malam juga?" gumam Ratih pelan.

"Memang kenapa, Bu? Bella juga suka ke club sama Agung tapi Ibu ngga ada masalah. Kenapa pas Nala Ibu kaya keberatan?" terka Agung.

Terdengar hembusan nafas pelan dari hidung dan mulut Ratih. Dia tampak berat untuk menyampaikan alasannya. 

Realitanya, memang orang tua terutama seorang Ibu pasti akan menilai calon dari putranya pertama kali yang dilihat adalah cara berpakaian dan pergaulan.

"Kalau Bella itu beda. Ibu udah kenal Bella sejak lama. Kalau pacar abangmu ...." Ratih menghentikan kata-katanya seperti menimbang sesuatu.

"Ibu jangan menilai karakter seseorang hanya dari penampilan luarnya. Belum tentu yang Ibu nilai lembut, sopan, perempuan baik-baik, pada kenyataannya memang seperti itu karakter aslinya.

HELLO, MR. POLICE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang