Bab 12 : Antara Amarah dan Cemburu

6.2K 282 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mas ...."

Jantung Nala sudah bertalu kencang. Suara rendahnya bahkan sudah tersendat di tenggorokan.

Nala hampir saja memejamkan kedua mata, tapi seketika matanya kembali melebar saat melihat tindakan Andika selanjutnya.

Andika menjulurkan tangan ke arah sisi pintu mobil lalu mengambil satu botol minuman mineral yang tersimpan di sana.

Kemudian, dia segera membuka pintu mobil dan berjalan sedikit menepi.

Nala masih menatap takjub adegan yang baru saja dia lewati. Ini tidak sesuai ekspektasinya. Bahkan melenceng terlalu jauh.

Nala keluar dan menatap tercengang aksi Andika yang baru saja dia lihat.

Andika mengguyur kepalanya dengan air mineral yang tadi dia ambil.

Bukan sedikit tapi satu botol dia tumpahkan untuk membasahi kepalanya.

Setelahnya dia mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil yang memang selalu dia siapkan di belakang jok mobil.

Merasa otaknya sudah kembali pulih, Andika pun masuk dan melihat Nala dengan tatapan bingung.

Tetapi yang merasa bingung sepertinya bukan hanya Andika, melainkan Nala juga tidak kalah bingungnya.

"Mas ngapain tadi?" tanya Nala dengan wajah polos.

"Ngebasahin kepala, kenapa, Dek?" jawab Andika seraya mengusap-usap rambut pendeknya menggunakan handuk.

"Buat apaan?"

"Mencegah sesuatu yang diinginkan terjadi." Andika menjawab jujur.

Nala dibuat ternganga dengan jawaban Andika. Ini baru hari pertama mereka resmi berpacaran, tapi dirinya sudah dibuat takjub dengan jalan pikiran kekasihnya.

"Mas takut terjadi ciuman?" tebak Nala tanpa rasa sungkan.

Andika mengangguk membenarkan.

"Hanya ciuman doang, Mas? Mas takut buat ciuman?"

Lagi-lagi Andika mengangguk.

"Justru semuanya berawal dari ciuman, Dek," jelas Andika membuat Nala kembali menggaruk rambutnya yang tidak terasa gatal.

"Terus Mas sama mantan sebelumnya, gimana?" desak Nala semakin penasaran.

Andika menggeleng-gelengkan kepalanya.

Nala membuang nafas tak percaya.

"Selama ini yang minta putus siapa?"

"Mereka. Selama ini Mas selalu diputusin. Mas juga ngga pernah menyatakan cinta. Mereka yang nembak Mas, tapi mereka juga yang mutusin Mas," jawab Andika terlampau enteng.

HELLO, MR. POLICE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang