Bab 2 : Abang Batagor

9.2K 365 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jakarta, 17 Januari 2022

Hari Senin

Seorang perempuan muda mengenakan pakaian khas pegawai kantoran dengan luaran blazer hitam dipadukan dalaman kemeja warna putih, terdapat renda pada bagian depan yang menjuntai indah, menambah kesan manis untuk wajahnya yang memang sudah cantik.

Rok span pendek dan sepatu high heels mengiringi derapnya  berjalan bak peragawati. Mengayunkan langkah dengan model satu kaki yang dia tempatkan di depan kaki sebelahnya dan melangkah dengan langkah-langkah panjang, membuat pinggulnya pun ikut berayun dari satu sisi ke sisi yang lain. Tangan kiri dia biarkan berayun dan tangan kanan menggenggam sebuah ipad. Senyum tipis terus mengembang dari wajah mungilnya kepada orang-orang yang menyapa.

Rambut hitam panjang dia biarkan tergerai dengan memberikan aksen curly pada bagian bawah. Perempuan dengan tinggi sekitar 169 cm itu memiliki model mata yang cukup besar dan dagu terbelah.

"Selamat pagi, Ibu Nala," sapa seorang laki-laki mengenakan pakaian Office Boy .

Perempuan yang disapa itu pun membalas sapaan darinya dengan senyum yang benar-benar ramah dan bersahabat.

"Pagi, Mas Adi. Kamu udah sarapan?" 

"Sudah, Bu. Terima kasih."

Keramahan dari perempuan bernama lengkap Nala Tanaya itu memang tidak diragukan lagi oleh semua karyawan di perusahaan yang bergerak di bidang Event Organizer, PT. LIMBAR ORGANIZER.

Selain ramah pada sesama rekan kerjanya, Nala juga ramah kepada staff bawah, seperti office boy, cleaning service atau pun security. Kepribadian Nala yang sangat humble itulah yang membuat Nala pada akhirnya diangkat menjadi Head Marketing di PT. Limbar Organizer.

***

Pagi ini Nala sudah disibukkan dengan pekerjaan yang super menumpuk dan segala target yang diberikan oleh atasan kepadanya. Sabtu tanggal 22 Januari 2022, PT. Limbar akan mengadakan pergelaran acara konser yang mengundang artis-artis top ibu kota. Berlokasi di salah satu stadiun terbesar di Jakarta yang dibuka pada  24 Juli 1962, tentu saja mengharuskan Nala untuk bekerja lebih ekstra lagi mengingat tanggal acara yang sudah mendesak.

"Nala, dipanggil sama Pak Adrian," ujar Sita teman Nala sekaligus rekan kerjanya.

Nala yang sedang melihat beberapa berkas yang harus dia persiapkan untuk kelancaran acara, sontak memasang wajah dongkol mendengar bos mudanya itu memanggil di saat yang tidak tepat.

"Ada apa sih, Sit?" tanya Nala setengah mendesah.

Sita bernama lengkap Sita Dewi itu menggendikan kedua bahunya tanda tidak tahu.

"Tadi gue dibilangin sama Mas Beni," jawab Sita melenggang pergi dari ruangan Nala.

Nala sedikit membanting tumpukan berkas di atas mejanya lalu meraih blazer hitam yang dia selampirkan di belakang kursi kerjanya untuk kemudian dia gunakan sebelum masuk ke ruangan bos tercinta.

HELLO, MR. POLICE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang