Bab 28 : Hamil

6.6K 254 2
                                    

Satu bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan kemudian

Selasa, 13 Februari 2024

Satu bulan telah dilewati dengan baik oleh Andika dan Nala sebagai pasangan suami istri. Meskipun masih terdapat  perdebatan di antara keduanya. Namun, baik Andika dan Nala seperti sudah paham dengan watak pasangan masing-masing dan tahu bagaimana cara menanggulangi perselisihan paham yang terjadi.

Hanya satu hal dari Andika yang masih sulit Nala tangani, sifat cemburunya yang terlampau besar terutama jika dia harus pergi berdua dengan Adrian. Andika kerap marah-marah dan terus mengomel tanpa jeda.

Padahal sejak kejadian di akhir tahun itu, sikap Adrian terhadap Nala benar-benar berubah 180⁰. Bahkan Sita selaku sahabat dekat Nala saja dibuat tercengang dengan perubahan sikap dari bosnya itu.

Pagi ini, Andika dan seluruh jajaran anggota di kantor mengadakan apel pengamanan siaga untuk kegiatan pemilihan yang diselenggarakan pada hari Rabu besok.

Hari ini Andika mengenakan seragam dinas lengkap dan saat dia sudah siap berangkat pukul 6 pagi, dia masih mendapati Nala tertidur dengan bergelung selimut.

Nala tampak berbeda. Biasanya dia akan bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan sebelum keduanya berangkat ke kantor. Tetapi pagi ini Nala seperti putri tidur, susah untuk dibangunkan.

Untuk sholat subuh saja, Nala sampai terlewat.

"Dek, Mas berangkat ya. Kamu kalau sakit ngga usah kerja," kata Andika sembari meletakkan telapak tangan ke atas kening Nala.

"Eeemmmhh ... Aku ngga apa-apa, Mas. Cuma berasa meriang aja. Perut juga mual banget," jawab Nala masih dengan mata terpejam.

"Ya udah ngga usah kerja, Dek. Dari pada kamu kenapa-napa. Mas sama papa yang ada khawatir nanti di sana."

Nala menggeleng berkali.

"Aku ada klarifikasi tender, Mas. Ngga bisa di wakilin. Kalau aku ngga hadir, Limbar akan di diskualifikasi," jelas Nala membuat Andika semakin jengkel mendengarnya.

"Kamu berenti kerja kalau gitu," tegas Andika mengagetkan Nala.

"Mas, bisa ngga jangan bahas soal itu sekarang. Waktunya ngga pas," sanggah Nala.

Andika menarik dan membuang nafas berat.

"Kalau gitu, selesai urusan pemilihan ini. Kita bahas lagi."

Nala menarik tangan Andika saat suaminya hendak berdiri dari sisi ranjang.

"Tapi Mas pulang, kan?" tanya Nala dengan suara parau.

Kali ini tatapan Andika terlihat berat. Dia seperti ragu untuk menjawab pertanyaan Nala yang kemudian hanya bisa dia berikan senyuman simpul.

"Nanti Mas kabari."

***

Tiba di kantor, raut wajah Nala sudah sangat pucat. Berkali-kali dia memuntahkan isi perutnya. Sita yang melihat keadaan sahabatnya sudah menyuruh Nala untuk pulang dan berikan mandat kepada Sisca untuk menggantikannya klarifikasi.

HELLO, MR. POLICE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang