Bab 19 : Lamaran ditolak?

5.7K 285 9
                                    

Sabtu, 14 Oktober 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu, 14 Oktober 2023

Menuruti perintah Hendrawan untuk datang sebelum jam 3 sore, Nala justru memilih datang jam 11 siang. Alasannya agar tidak ketiduran.

Menjelang sore, Nala mulai mencurigai gerak gerik Hendrawan yang tidak biasanya memerintahkan ART di rumah untuk masak dengan porsi lebih.

"Keluarga siapa sih, Pa yang mau dateng? Tumben amat Papa minta tolong Mba Sri buat masak segini banyak." Nala mengamati pergerakan Mba Sri yang sedang berkutak di dapur dengan beberapa bahan masakan di depannya.

"Keluarga spesial. Nanti jangan lupa kamu pakai baju yang rapih. Rapih dan sopan. Kamu harus cantik."

"Ck, Aya ngga bisa lama-lama loh, Pa. Nanti malem Aya udah janji sama Kak Bayu mau ke club."

Nala berjalan cuek melewati Hendrawan yang kini membesarkan bola matanya dan berniat ingin mendorong kening putrinya karena kerap membuat dia selalu mengucap istighfar.

"Aya, Papa udah jelasin semuanya ke kamu soal Andika, kan? Kenapa kamu masih ngga mau maafin dia juga?" teriak Hendrawan.

"Aya juga udah jelasin ke Papa soal Mas Dika, kan? Kalau Aya udah putus sama dia. Kenapa Papa masih ngeyel juga?" balas Nala menoleh ke belakang menatap Hendrawan penuh tantangan.

Anak itu, saya benar-benar kasian dengan Andika kalau sampai menjadi suami dia. Andika terlalu sabar untuk Aya yang terlalu bar-bar.

Pukul 17.00 WIB

Nala keluar dari kamar setelah mendapat panggilan dari Hendrawan. Sebelumnya, Nala sudah diberi pesan agar jangan keluar kamar dulu sebelum Hendrawan menyuruh.

Ekspresi Nala Tanaya seketika tertegun ketika dia melihat keluarga cemara tengah duduk dengan wajah berseri ditemani oleh Hendrawan.

Kenapa ada mereka?

Saat ini, fokus Nala bukan kepada Andika dan Ratih yang sedang menatapnya terpukau. Melainkan kepada dua sosok yang sedang tersenyum jahil kearahnya.

Agung dan Bella. Sepasang kekasih itu turut bersama Andika dan Ratih datang mengunjungi kediaman Hendrawan.

"Aya, ke mari, Sayang. Mereka sudah menunggu," panggil Hendrawan membuat langkah Nala semakin cepat.

Wajahnya tentu saja masih terlihat seperti kucing yang sedang asik makan lalu makanan itu diambil oleh pemiliknya.

Ekspresi cengo dan plongo sukses tergambar dari perempuan yang sore ini tampil sangat anggun dengan balutan gaun panjang hitam berlengan. Rambut panjangnya dia biarkan tergerai dengan aksen curly menggantung.

Penampilan seperti itu tentu saja atas perintah Hendrawan dan dikerjakan oleh Nala dengan hati yang sangat tidak berlapang dada.

Hendrawan beranjak dari duduk dan berdiri merangkul Nala.

HELLO, MR. POLICE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang