4. Hamil?

820 32 1
                                    

Pengen upp aja wk🤣

👶🏻👶🏻👶🏻

Netta menceritakan semuanya pada kedua orangtuanya rasanya ia begitu hancur melihat suami yang dicintainya berciuman dengan perempuan lain, netta akui kalau dulu ia tidak mencintai albert ia malah membencinya rapi sekarang ia sangat mencintai albert.

Ardixsio menatap mamahnya yang sedang melamun di ruang televisi. "Mamah kenapa melamun?" Tanya ardixsio.

Netta menoleh menatap ardixsio sudut bibirnya ia paksa untuk tersenyum tipis. "Lagi membayangkan kalau sio jadi pria kuat, hebat, dan bertanggung jawab untuk keluarga sio nanti" jawab netta mengelus rambut ardixsio lembut.

Ardixsio duduk di samping netta menatap polos netta. "Iya kuat seperti Hulk" ucap ardixsio polos.

"Lho ko hulk?" Tanya netta.

"Hulk kan kuat? Jadi sio mau jdi hulk saja" jawab ardixsio.

Netta terkekeh kecil. "Bisa aja, jadi pria yang tanggung jawab dan harus setia sama istri ya. Jangan menduakan istri sio nanti" ucap netta serius.

Ardixsio mengangguk polos. "Ya. Sio akan mencintai dua perempuan"

Mata netta membulat sempurna. "Ko dua sih? Itu namanya enggak setia sayang" ucap netta.

Ardixsio mencium pipi netta lama. "Istri sio sama mamah itu maksudnya, tapi apa itu istri?" Tanya ardixsio tidak paham.

Netta terkekeh kecil. "Udah jangan bahas ini, kamu lanjut main aja ya" jawab netta lupa kalau anaknya masih terlalu kecil.

Tok.tok.tok.

Netta dan ardixsio menoleh menatap pintu yang diketuk keras. "Sayang kamu tunggu di sini jangan kemana-mana ya" ucap netta langsung keluar rumah.

Cklek.

Tatapan netta langsung tertuju pada mata biru laut milik albert yang menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "M-mas a-al" kaget netta yang langsung menutup pintu namun dengan cepat Albert menahannya dengan tangannya.

"Aku bisa jelasin kalau aku tidak salah kita pulang ya" ajak albert.

"ENGGAK! AKU ENGGAK MAU PULANG SAMA KAMU MAS, KAMU SAJA YANG PULANG DARI SINI" teriak netta berusaha menutup pintu.

Albert mendorong paksa pintu sampai pintu itu jebol. "Kamu salah paham aku enggak sadar melakukan itu tapi aku pastikan kalau aku tidak melakukannya lebih" ucal albert.

Netta mendongak menatap suaminya. "Aku tidak peduli, aku mau p-pisah sama kamu" ucap netta air matanya mengalir deras.

PLAK

Albert menampar keras pipi netta menatap tajam netta. "JANGAN BERANI-BERANINYA KAMU MINTA PISAH DARI SAYA KALAU KAMU TIDAK MAU SAYA KASAR SEPERTI DULU LAGI" bentak albert.

Netta memegang pipinya yang terasa perih, namun lebih perih lagi hatinya. "Aku t-tidak Takut lakukan apa yang anda mau" ucap netta menantang albert.

Albert yang merasa di tantang terkekeh kecil. "Bagus, ada banyak perubahan setelah saya baik sama kamu contohnya ini kamu menantang saya" ucap albert melipat kedua tangannya di dada.

Ardixsio yang mendengar keributan anak kecil itu langsung menghampiri kedua orangtuanya menatap netta yang menangis. "M-mamah kenapa?" Tanya ardixsio.

Netta dan albert menoleh menatap ardixsio, dengan kecepatan cepat albert menarik dna membopong ardixsio.

Netta menatap albert. "Lepaskan anak aku jangan kau sentuh dia aku tidak sudi anak aku bersama papahnya yang gila perempuan" ucal netta berusaha merebut ardixsio dari gendongan albert.

Albert terus menepis tangan netta. "Dia anak saya kalau kamu mau anak kamu kembali kamu harus pulang ke rumah" ucap albert tersenyum licik.

Netta menggeleng cepat. "AKU TIDAK SUDI TINGGAL BERDUA SAMA KAMU PRIA JAHAT" teriak netta terus berusaha mengambil ardixsio.

Ardixsio menatap kedua orangtuanya polos. "Ini kenapa? Kenapa kalian ribut?" Tanya ardixsio polos.

Netta menatap ardixsio. "sayang kamu jangan mau tinggal bersama papah kamu, dia jahat sayang" ucap netta cepat.

Albert Menggeleng cepat. "Enggak sayang, papah enggak jahat mamah kamu yang jahat karena dia meninggalkan papah kamu" elak albert.

"BOHONG, KAMU YANG SELINGKUH DARI AKU MAS. AKU TIDAK SUDI JADI ISTRI KEDUA, AKU TIDAK SUDI" teriak netta marah.

"Aku tidak selingkuh aku sudah bilang aku akan mencari bukti tapi tolong pulang ke rumah kita selesaikan secara baik-baik" kesal albert dan langsung beranjak dari sana.

Netta mengejar albert tapi tiba-tiba kepalanya pening, perutnya mual. "S-sio sayang jangan mau sama papah kam-----"

Bruk.

Netta jatuh pingsan tepat di samping mobil albert, Albert menoleh matanya membulat sempurna melihat istrinya pingsan.

"Netta" kaget albert menghampiri netta menepuk-nepuk pipi netta khawatir. "Sayang bangun kenapa kamu pingsan?" Tanya albert sambil membopong tubuh netta masuk kedalam mobil mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Papah mamah kenapa?" Tanya ardixsio menatap mamahnya yang pingsan.

Albert tidak menjawab pria itu langsung memarkirkan mobilnya asal membopong tubuh netta. "Ikutin papah" ucap albert menatap anaknya masuk kedalam puskesmas yang tidak jauh dari rumah netta.

Ardixsio mengangguk.

"Dokter, suster tolong priksa istri saya" teriak albert menaruh netta di ruang priksa.

Dokter mengangguk dan langsung memberikan netta, sedangkan albert dan ardixsio di luar ruangan karena tidak diperbolehkan untuk masuk kedalam.

"Sayang jangan bikin aku khawatir" lirih albert khawatir.

Cklek.

Suster keluar menatap albert. "Silahkan masuk dokter mau bicara" suruh sutera.

Albert mengangguk membopong tubuh ardixsio membawanya kedalam. "Bagaimana kondisi istri saya?" Tanya albert melirik netta yang sudah siuman namun enggan menatapnya.

Dokter tersenyum tipis. "Selamat istri bapak sedang hamil" ucap dokter menatap netta dan albert yang melotot syok.

Deg

"H-hamil?" Cicit albert dan netta syok.

Dokter mengangguk. "Ya, usia kandungan netta baru memasuki dua minggu, dan kondisinya sangat lemah jangan terlalu banyak pikiran, makan-makanan yang sehat dan bergizi, jangan kecapekan juga" jawab dokter.

Albert tersenyum lebar menatap netta yang maish syok. "Sayang kamu hamil kita akan punya anak lagi, sio akan punya adik" ucap albert.

Netta memegang perutnya. "H-hamil" cicit netta tidak menyangka.

"Saya sudah resep kan obat dan vitamin silahkan di tebus" setelah mengatakan itu dokter dan suster keluar menyisakan mereka bertiga.

"Yeyyyy sio memiliki adik yeeey" teriak ardixsio loncat-loncat di lantai.

Netta melirik albert yang terus tersenyum manis. Rasanya ia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Sayang kamu senang-----"

"Enggak! Aku enggak senang aku hamil lagi, karena kamu tukang selingkuh" teriak netta menatap tajam albert.

Albert menggeleng. "Terserah kamu mau bilang apa yang jelas aku tidak selingkuh, aku akan buktikan kalau aku tidak selingkuh. Setelah itu kamu harus pulang ke rumah kita" ucap albert.

Ardixsio menatap kedua orangtuanya. "Kenapa kalian tidak tinggal bersama lagi? Sio tidak mau menginap di rumah nenek sama kakek lagi"

Netta duduk di atas ranjang rumah sakit menatap anaknya. "Kita pulang ke rumah nenek sama kakek, kita tidak pantas tinggal di rumah besar dan mewah milik pria pengkhianat" ucal netta.

Ardixsio menggeleng cepat. "AKU TIDAK MAU PULANG KE RUMAH NENEK SAMA KAKEK LAGI, AKU MAU PULANG TITIK" teriak ardixsio keluar ruangan.

"SIO" teriak albert dan netta.

***

Obsession devil 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang