7. Kebenarannya.

630 27 2
                                    

Netta menatap lurus depan saat ini ia sedang di rumah kedua orangtuanya mungkin akan tinggal bersama kedua orangtuanya, netta memeluk kedua lututnya air matanya mengalir deras entahlah perasaannya sekarang ini tidak karuan.

Anaknya membencinya, dan rumah tangganya diambang perceraian. Mungkin netta bisa hidup tanpa sosok Albert Aleksandar. Tapi tidak dengan anaknya ia akan sangat terpukul jika anaknya tak mau mengakuinya sebagai mamahnya sendiri.

Ari. Ya. Ari setia menemani netta yang begitu terpukul sebenarnya ari marah, kesal, benci pada albert yang sudah berani selingkuh dengan perempuan lain sampai hamil.

"Udah dong jangan nangis lagi nanti kamu makin jelek" ledek Ari menyengol-nyengol netta.

Netta menghapus air matanya menatap ari serius. "Bagaimana pendapat kakak kalau aku cerai dan sio tidak mau menganggap aku sebagai mamahnya?, bagaimana kalau sio membenci aku bahkan dia tidak mau bertemu aku?. Bagaimana kalau sio-----"

"Sutttt. Ketakutan lo itu sebenarnya pengaruh dari setan, lo jangan berpikiran terlalu dalam sebenci-bencinya sio sama kamu. Kamu tetaplah mamahnya orang tuanya dia tidak akan bisa membenci kamu. Apalagi sio baru berusia 5 tahun dia masih terlalu kecil, dan pikirannya juga masih sangat labil" potong ari.

Netta langsung memeluk ari erat air matanya mengalir deras membasahi pundak ari. "Hiks aku tidak bisa hidup tanpa sio kak, rasanya berat aku tidak akan sanggup. Aku tidak mau kehilangan sio dalam hidup aku hiks. Aku lemah" isak netta.

Ari diam beberapa detik sebelum ia membalas pelukan netta tak kalah erat. Pelukan yang sangat ari rindukan dari dulu. "Kamu yau tidak waktu aku tau kalau kamu sudah menikah aku begitu hancur, rasanya aku tidak sanggup untuk hidup karena aku sangat cinta sama kamu. Namun aku selalu menegaskan pada diriku sendiri kalau takdir kamu dan aku memang tidak tertulis, aku dan kamu dipertemukan hanya untuk saling menjaga dan saling support"

ari mencium kening netta mengusap air mata neeta. "Percaya sama aku kalau memang al suami bajingan kamu itu baik untuk kamu, takdir akan mempersatukan kalian kembali. Tapi kalau memang kalian hanya dipertemukan dan dipersatukan hanya untuk bersama sesaat kalian harus siap. Karena hakekatnya manusia tidak akan abadi" lanjutnya menatap lekat wajah yang ia rindukan, wajah yang selalu tersenyum polos.

Tanpa disadari Mereka berdua sepasang mata tajam menatap mereka dengan tatapan teduh. Albert. Dia pria yang selama satu Minggu ini terus memantau netta dari jarak jauh.
"Saya akan buktikan kalau saya tidak bersalah, tunggu saya" gumam albert menahan cemburu melihat netta dipeluk pria lain yang dulu pernah netta sukai bahkan saling menyukai.

👶🏻👶🏻👶🏻

Albert menatap danu dan seluruh anak buahnya. "Bagaimana apa kalian sudah tau siapa perempuan itu?" Tanya albert.

Danu yang sedang mengotak-atik laptopnya mencari informasi tentang perempuan yang sangat di benci mendongak menatap albert. "Tuan, dia perempuan jalang dia hamil anak pria lain, tapi pria yang menghamilinya kabur tidak mau tanggung jawab daan saat melihat tuan mabuk berat dia mencari kesempatan" jawab Danu menunjukkan beberapa bukti di laptopnya.

Rahang Albert mengeras gelas yang berisi alkohol ia cengkraman kuat sampai retak, Semua anak buahnya yang melihat itu bergidik takut.

"Dia pikir dia pintar, dia tidak tau kalau dia sedang berhadapan dengan siapa. Cari perempuan jalang itu sekarang juga saya mau besok pagi sudah ada di markas" suruh albert pad anak buahnya yang langsung mengangguk dan langsung pergi dari sana.

Danu menatap albert. "Coba ingat-ingat apa saja yang tuan lakukan di klub waktu itu" ucap danu.

Albert duduk di kursi memejamkan matanya mengingat-ingat kejadian waktu itu.

Flashback onn

Albert masuk kedalam klub dengan perasaan kesal, marah, karena ia gagal dalam menjalankan bisnisnya yang sial ia kehilangan miliaran uang.

Albert duduk dan memesan minuman alkohol ia terus meminum alkohol itu hingga berbotol-botol. Memejamkan matanya bayangannya tentang netta yang terus tersenyum manis terus mengelilingi pikirannya. "Cantik" gumam albert sambil melepaskan baju kemeja putihnya.

Seorang perempuan yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan kagum memberanikan diri menghampiri albert. "Permisi tuan" ucap perempuan itu duduk di samping Albert.

Albert membuka matanya entah kenapa yang ia lihat wajah netta istri tercintanya. "Sayang, kamu lagi apa di sini?" Tanya albert.

Perempuan itu mengerutkan keningnya bingung sekaligus salah tingkah dipanggil sayang. "Emmm...perkenalkan nama saya-----"

"Sayang kamu berani ya ke tempat seperti ini, sio mana? Dia kamu tinggal sendiri di rumah?" Tanya albert.

Perempuan yang bernama melati itu terkejut mendengar ucapan albert. "Pasti istri dan anaknya" gumam melati tahu maksud ucapan albert. "Aku harus melakukan sesuatu supaya pria ini menikahi ku dan bisa bertanggung jawab atas kehamilan ku" gumam melati tanpa ba-bi-bu melati langsung duduk di pangkuan Albert mencium bibir albert yang sedang mabuk berat.

Albert yang mendapat ciuman itu membalas ciuman netta lembut mengelus punggung perempuan itu.

Melati yang tidak mau mendapatkan kesempatan emas langsung membawa albert ke hotel, menidurkan Albert ke kasur melepaskan pakaian albert. "Dompet" gumam melati melihat dompet albert dan ponsel albert yang jatuh kelantai.

"ALBERT ALEKSANDAR" kaget sekaligus syok mendengar nama pria yang sangat dikenal semua orang termasuk dirinya. "Netta Alegria, ardixsio nion Aleksandar" menatap poto Albert, netta dan ardixsio yang sedang tertawa bersama. "Perempuan ini terlihat masih sangat muda" gumam melati kaget melihat poto netta.

"N-netta" racau Albert.

Flashback off.

Albert melempar gelas yang tadi ia cengkraman. "SIALAN BERANI SEKALI DIA MENYENTUH TUBUHKU" marah Albert mengingat semua kejadian di klub bersama perempuan itu.

Danu kaget pria itu sampai berdiri dari duduknya. "T-tuan tahan emosi tuan nanti sio dengar nanti dia ketakutan" ucap danu.

Albert menatap danu. "Cari perempuan itu sekarang juga saya mau satu jam perempuan itu sudah ada di markas, siapkan pisau dan pistol Kesayangan saya" suruh albert.

"Tap-----"

"SAYA TIDAK PEDULI SAYA TIDAK MAU FIA BAHAGIA DIATAS PENDERITA SAYA DAN KELUARGA SAYA TERMASUK ISTRI SAYA. DIA SUDAH MERENGGUT CALON ANAK SAYA NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA" bentak albert emosi setelah itu Albert langsung masuk kamar.

Danu menghela napas berat. "Astaga! Sudah 5 tahun dia berubah jadi baik, berhenti membunuh manusia tapi sekarang dia akan kembali menjadi pembunuh" gumam danu.

Donita yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka di balik tembok langsung menghampiri suaminya. "Sayang, jadi benar abang aku tidak menghamili jalang itu?" Tanya donita bahagia.

Danu menoleh kaget melihat istrinya. "Sejak kapan ada di sini?" Tanya balik danu tanpa menjawab pertanyaan istrinya.

"Dari tadi, jawab aku sayang?" Tanya donita kesal.

Danu mengangguk pelan. "Aku emang dari awal tidak percaya kalau bang al meniduri netta. Karena Albert tidak akan tergoda dengan perempuan lain kecuali netta sendiri, ibaratnya milik bang al tidak akan berdiri kalau bukan karena netta" jawab danu ngawur.

"Ih sotoy banget" ucap donita bergidik ngeri.

***

Obsession devil 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang