15. Karma?

402 28 0
                                    

Bocah lima tahun itu duduk di paha albert memainkan hidung mancung milik albert, menarik-narik kumis tipis Albert. Sedangkan sang empu asyik mengobrol dengan danu membiarkan anaknya melakukan apa yang dia mau yang penting jangan membuat ulah.

Sedangkan netta dan albert kedua perempuan itu malah asyik mendandani mela dengan make-up yang donita bawa dari rumah. Itupun kemauan mela sendiri anak kecil itu menangis meraung-raung karena Ardixsio yang meledeknya jelek.

Danu menoleh menatap anaknya yang menurutnya sangat tidak pantas. "Astaga! Anakku kenapa wajah kamu seperti badut?" Tanya danu menatap anaknya yang malah tersenyum lebar.

"Cantik kan mas?" Tanya donita menatap danu.

"Cantik dari mana nya coba? Muka mela seperti badut gitu" jawab danu.

"Eh cantik tau om" ucap netta terkekeh kecil.

Ardixsio menoleh menatap mela yang tersenyum manis menatapnya, ardixsio langsung tertawa terbahak-bahak melihat wajah mela. "Hahahah mela wajahmu seperti zombie, hahah" tawa ardixsio menunjuk mela.

Mela langsung cemberut. "Aku cantik tau abang, aku seperti princess" ucap mela.

"Princess nenek penyok haha" tawa ardixsio terpingkal-pingkal.

Ardixsio menatap keponakannya yang menangis kencang, menatap anaknya yang semakin tertawa. "Sayang jangan gitu kasihan mela jadi nangis tuh" tegur ardixsio.

"Dia jelek papahs seperti zombie haha" tawa ardixsio.

Netta menghampiri anaknya menatap ardixsio. "Jangan gitu dia adik kamu, keponakan kamu" tegur netta.

Ardixsio langsung diam menatap netta lekat. "Adik sio sudah meninggal" ucap ardixsio.

Deg

Netta dan albert saling berpandangan satu sama lain, raut wajah netta berubah menjadi datar. "Iya adik kamu sudah meninggal penyebabnya papah kamu sendiri" jawba netta.

Albert menurunkan ardixsio dari pangkuannya menatap netta lekat. "Aku minta maaf----"

"Dah, ah, malas bahas itu" potong netta langsung beranjak dari duduknya masuk ke dalam kamar.

***

Netta menatap albert yang tersenyum manis menatapnya. "Apa?" Tanya netta sinis.

"Marah mulu nanti cantiknya ilang lho" goda Albert.

"Enggak papa aku enggak peduli soal kecantikan" jawab netta.

Albert terkekeh kecil memeluk netta erat. "Jangan marah dong nanti aku belikan kamu sesuatu deh" bujuk albert.

"Siapa juga yang marah aku enggak marah" jawba netta mendorong wajah albert yang hendak menciumnya.

"Pelit banget aku mau cium lho" rengek albert.

"Enggak boleh" ucap netta.

"Kenapa?" Tanya albert.

"Enggak papa, aku malas dicium kamu" jawab netta.

"Harus ada alasannya" kekuh Albert ingin tahu alasan istrinya tak mau diciumnya.

Netta mengelus bibir albert. "Pasti sering merokok kan? Bibir kamu sedikit hitam, aku tidak suka" jawab netta.

Albert mengangguk pelan. "Waktu kamu marah sama aku terus kamu tinggal di rumah kedua orang tuamu, aku prustasi jadi aku merokok dan minum alkohol" jelas albert.

Obsession devil 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang