11. Hukuman.

651 32 1
                                    

Ucapan danu malam itu membuat netta galau, wanita itu terus menimbang-nimbang ucapan danu ia bingung harus memberikan kesempatan untuk albert atau tidak.

Netta melirik albert yang fokus menyetir hari ini mereka mengantarkan ardixsio sekolah. "Aku memberikan kesempatan kedua untuk kamu bisa membuktikan kalau kamu memang benar-benar cinta sama aku' ucap netta tiba-tiba.

CITTTT.

Albert mengerem mendadak mendengar ucapan istrinya menatap netta. "K-kamu serius Sayang?" Tanya albert.

Netta menahan tubuh ardixsio yang hampir tersungkur ke depan. "Kamu enggak papa sayang?" Tanya netta khawatir.

Ardixsio menggeleng. "Papah kenapa mengerem mendadak? Hampir saja sio jatuh" tanya ardixsio kesal menatap papahnya.

Albert yang menyadari kebodohannya menatap netta dan ardixsio khawatir. "Maaf, kalian tidak ada yang terluka kan?" Tanya albert menatap mereka berdua.

Mereka menggeleng pelan. "Hati-hati lain kali aku tidak mau mati muda" sinis netta.

Albert mengangguk patuh. "Sio sudah sampai kamu boleh turun, dan ingat belajar yang benar" ucal albert mengelus rambut ardixsio.

"Siap papah" hormat ardixsio langsung keluar mobil. "Bayeee mamah bayeee papah jangan lupa jemput sio" teriak sio melambaikan tangannya sambil berjalan masuk kelas.

"Iya" jawab mereka ikut melambaikan tangannya, Albert menatap netta. "Coba katakan sekali lagi kamu mau memaafkan saya kan?" Tanya albert tersenyum lebar.

Netta mengangguk pelan. "Tapi ada syaratnya----"

"Apa? Apa syaratnya? Saya akan melakukan apapun yang kamu suruh" tanya albert tak sabar.

"Selama satu bulan kau melakukan perkerjaan rumah sendiri, menyapu, mengepel dan lainnya. Kau harus melakukan itu sendiri tanpa bantuan dari siapapun termasuk danu, dan kau harus menjadi pria yang lebih baik lagi." Jawab netta.

Albert diam beberapa detik sebelum ia mengangguk ragu. "I-iya. Tapi Apakah tidak ada syarat lain?" Tanya albert hati-hati.

Netta menggeleng. "Tidak ada, kalau kau tidak mau yasudah kita----"

"Eh iya saya mau, saya setuju saya akan melakukan apapun demi rumah tangga kita utuh" potong albert cepat.

Netta menatap serius wajah albert. "Jika kau dibantu danu atau pelayan lainnya sekalipun aku tidak tau berarti kau tidak benar-benar cinta" ucap netta.

Albert mengangguk. "Ya. Saya tidak akan dibantu siapapun saya janji"

"Dimulai besok" ucap netta menatap lurus.

Albert mengangguk lemah, membayangkannya saja rasanya tidak kuat harus membersihkan satu rumah besarnya seorang diri. Tanpa bantuan siapapun. "Demi cinta saya rela" batun Albert.

***

Subuh-subuh sekali albert sudah bangun menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50 WIB.
Albert tutun kelantai bawah menatap pelayan yang sudah sibuk membersihkan seluruh rumahnya.

"STOP!" teriak albert mengangetkan mereka yang sedang menyapu dan membersihkan kaca.

Reflek mereka langsung memberhtikan aktivitas mereka masingmasing menatap wajah kesal albert.

"Lepaskan alat-alat itu dari tangan kalian, dan berbaris" suruh albert tegas

Mereka langsung melepaskan alat pembersih yang sedang mereka pegang. Berbaris menunduk takut.

Obsession devil 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang