Albert terus mengabaikan Istirnya yang terus meminta maaf, albert masih kesal dengan istri dan orang-orang yang merencanakan ini semua. Siapa yang tidak kesal, marah, kecewa istri tercintanya mengatakan kalau ia tidak mencintainya lagi.
Netta menghela napas berat ia duduk di samping albert yang sedang sibuk dengan laptop, dan beberapa berkas yang berserakan di meja.
"Mas, ko marahnya lama banget sih. Emangnya enggak kangen aku?" Tanya netta menyenderkan kepalanya di pundak albert.
Albert hanya diam ia sibuk mengetik di laptop, menahan rindu pada istrinya, biasnya ia tidur sambil memeluk netta. Namun tiga hari ini ia tidur di kamar ardixsio.
Netta menarik paksa tangan kiri albert menaruhnya di perut ratanya. "Anak kamu minta di peluk lho sama papahnya, masa papahnya cuek sih?." Ucap netta menatap lekat albert.
Albert hanya melirik perut netta menarik tangannya, ia kembali mengetik menggeser duduknya menjauh dari netta.
Netta yang memang sensitif dan merasa di tolak, matanya langsung berkaca-kaca. "Hiks tega banget sama istrinya, padahal istrinya lagi mengandung anak keduanya." Isak netta.
Albert melirik netta yang menangis. "Kenapa menangis?." Tanya albert dingin.
"Masih nanya?, jel-----"
"Cengeng." Potong albert tangannya menghapus air mata netta. "Lebih baik kamu tidur ini sudah malam."
Netta menarik wajah albert agar menatapnya. "Kamu enggak sayang aku lagi kan, mas?." Tanya netta serius.
Albert diam menatap mata netta yang semakin mengeluarkan air mata.
"Jawab aku mas?." Teriak netta tepat di wajah albert.
Albert masih diam, menatap wajah yang selama tiga hari ini tidak ia tatap begitu lekat.
Netta mengangguk paham. "Diam artinya kamu, ya. Oke kalau kamu tidak cinta lagi sama aku, hiks pulangkan aku pada orang tuaku sekarang juga." Isak netta.
Albert masih diam.
Netta berjalan keluar kamar sambil menangis tersedu-sedu, namun langkahnya berhenti di ujung pintu. Sebuah tangan kekar melingkar sempurna di perut netta.
"Jangan pergi." Lirih albert menyembunyikan wajahnya di leher netta. "Mana mungkin saya tidak cinta lagi sama kamu netta, cinta saya begitu besar untuk kamu seorang." Bisik albert.
"Hiks-hiks." Isak netta.
Albert membalikkan tubuh netta menghadapnya, mengusap lembut air mata netta yang malah semakin deras. "Sakit hati di abaikan seperti itu?."
Netta mengangguk pelan.
"Sama seperti saya, bedanya saya mendiamkan kamu supaya kamu sadar. Apa yang kamu lakukan itu salah walaupun niatnya baik, saya sangat menghargai kalian yang mau merayakan ulang tahun saya. Tapi saya tidak menyukai prank yang membawa-bawa cinta, rumah tangga termasuk kamu." Ucapnya panjang lebar sambil mengusap air mata netta.
"M-maaf hiks." Isak netta.
Albert mengangguk ia langsung menarik netta ke pelukannya. "Tanpa kamu minta maaf saya sudah maafkan kamu."
"Hiks aku janji e-enggak lagi-lagi ko hiks."
Albert melepaskan pelukannya mencium lama kening netta. "Bagus" Albert mengelus perut rata netta mencium lama. "Sehat-sehat anak papah."
***
Albert membantu anaknya memakai baju sekolah, karena netta sedang tidak enak badan dan para pelayan juga sedang sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession devil 2
Teen Fictionkalian baca dulu cerita pertamanya supaya paham sama alur cerita ini⭐😜.