16. Sio ngambek

447 28 0
                                    

Albert masuk kedalam kamar menatap istrinya yang sedang main ponsel, Albert menghela napas sudah dua hari ia didiamkan istrinya sendiri hanya karena hal spele menurutnya.

Albert duduk di samping netta merangkul pinggang netta. "Masih marah?" Tanya albert lembut.

"Siapa juga yang marah" jawab netta menepis tangan albert yang melingkar di pinggang. "Lepas, jangan dekat-dekat aku"

Albert menyenderkan kepalanya di pundak netta. "Saya sudah minta maaf sama kamu dan kedua orang tua kamu, mereka juga sudah memaafkan aku. Masa kamu tidak memaafkan aku sih?" Ucap albert.

Netta melirik sinis albert. "Lebih baik kamu minta maaf sama sio, gara-gara kamu sio jadi menghindari mela. Dia juga tidak seperti biasanya sekarang dia lebih memilih mengurung diri di kamar." Ucap netta.

Albert mengangguk cepat. "Yasudah saya mau minta maaf lagi sama sio" ucap albert langsung keluar kamar sebelum keluar ia mencuri ciuman singkat dari bibir netta membuat sang empu kaget.

"Mesum" teriak netta melempar guling ke arah albert.

Albert hanya terkekeh kecil pria itu langsung berjalan ke kamar anaknya. "Sayang, sio" panggil albert mengetuk-ngetuk pintu kamar yang bercat putih.

Tok.tok.tok

"Sio ini papah nak" panggil albert terus mengetuk pintu kamar sio. "Papah mau bic-----"

Cklek

Pintu terbuka sio menatap papahnya yang tersenyum tipis. "Ada apa?" Tanya ardixsio dingin.

Albert jongkok menatap ardixsio. "Mau mainin baru? Kita beli sekarang" tawar albert.

Ardixsio menggeleng pelan. "Tidak!. Sio tidak ingin mainan baru" tolak ardixsio.

Albert mengelus rambut ardixsio yang langsung ardixsio tepis pelan. "Terus maunya apa? Kamu masih marah sama papah?, papah sudah pinta maaf sama kamu masa kamu tidak memaafkan papah sih?. Nanti papah sedih lho"

Netta keluar kamar menatap anaknya. "Sio-----"

"Sio mau bobo besok sio ada ujian" potong ardixsio menatap kedua orangtuanya.

"Eh. Sio-----"

Brak.

Pintu di tutup keras oleh ardixsio, Albert meraup wajahnya kasar sepertinya membujuk anak kecil tidak segampang yang ia pikirkan.

***

Makan siang kali ini ramai ada danu, donita dan mela, tentunya ada albert, netta dan ardixsio juga. Semua orang menatap ardixsio yang hanya diam menatap makanan padahal makanan dihadapannya makanan kesukaannya.

"Jagoan om Kenapa enggak dimakan makanannya?" Tanya danu.

Ardixsio menggeleng pelan. "Sio tidak napsu makan" jawab ardixsio.

"Kenapa? Ini makanan kesukaan sio, makanan mabok enak-enak lho" tanya mela tersenyum lebar.

Ardixsio melirik mela lalu menatap makanannya. "Sio mau masuk kamar dulu" ucap ardixsio beranjak dari duduknya berlari masuk lift.

Albert mendorong pelan makanannya. "Benar-benar tidak bisa dibujuk itu anak, sepertinya harus dengan pelajaran yang membuat dia kapok dna tidak lagi ngambek seperti ini" geram albert.

Danu menatap albert. "Eh jangan, itu semakin membuat sio merasa tidak disayangi, begini saja nanti saya bujuk dia" cegah danu.

Albert mengangguk pelan.

Obsession devil 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang