15. Terbongkar

589 36 4
                                    

Aurora sudah lebih baik dari sebelumnya hanya saja ia masih takut jika melihat orang yang tidak terlalu ia kenal, Seperti bodyguard arvind, pelayan yang jarang ia lihat. Termasuk kedua orangtuanya arvind sendiri.

Aurora tidur pulas di kamarnya setelah minum obat tadi, sedangkan arvind pria itu entah kemana.

Cklek.

Wanita paruh baya namun masih terlihat cantik masuk kedalam kamar aurora menatap penuh kebencian. "Bangun kau" ucap Agnes menepuk-nepuk pipi aurora.

Aurora yang merasa tidurnya terganggu membuka matanya melihat siapa yang menepuk-nepuk pipinya, matanya langsung membulat sempurna. "M-mamah?" Kaget aurora tubuhnya langsung begetar ketakutan.

Agnes tersenyum miring. "Ya. Bagaimana keadaan kamu menantuku?" Tanya Agnes mengelus pipi aurora.

Aurora menepis kasar tangan Agnes. "T-tolong jangan sentuh aku tolong jangan sakiti aku lagi hiks, aku minta maaf" isam aurora ketakutan.

Agnes menatap aurora tajam. "Jangan beritahu arvind kalau yang menculik kamu itu saya, jangan menyangkut pautkan saya walaupun saya penyebab kamu seperti ini paham?" Tanya Agnes mencengkeram pipi aurora.

Air mata aurora mengalir deras. "Hiks i-iya tolong jangan sakiti aku hiks" isam aurora.

Agnes tersenyum miring. "Kamu jauhi anak saya------"

BRAK.

Arvind mendorong paksa pintu kamarnya rahangnya mengeras otot-otot ditangannya menonjol, tatapan tajam dan penuh kebencian ia tunjukkan pada mamahnya. "JADI PENYEBAB AURORA SEPERTI INI MAMAH? JADI INI SEMUA GARA-GARA MAMAH HAH?" bentak arvind marah besar.

Deg

Aurora langsung berlari ke pojok pintu duduk memeluk kedua lututnya, rasanya ia sangat takut setelah kejadian itu. "T-tolong aku" lirih aurora.

Arvind berjalan menghampiri agnes. "JAWAB ARVIND MAH? KENAPA MAMAH NGELAKUIN INI SAMA ARVIND? DIA ISTRI ARVIND MAH?"

Agnes menggeleng cepat. "I-ini t-tidak s-seperti yang kamu pikirkan mamah tidak melakukan apapun----"

Arvind membuka laptopnya menunjukkan CCTV kamarnya dan rumah kedua orangtuanya "Arvind punya bukti kalau ini semua ulah mamah, MAMAH MENCULIK AURORA DI SEKOLAH DAN HAMPIR MENGHABISI AURORA, DAN DENGAN TEGANYA MAMAH MELEMPAR AURORA KE JURANG YANG CUKUP DALAM"

"Ar, dengerin ma-----"

"Mulai sekarang anda bukan lagi mamah saya, mamah saya sudah meninggal dunia" potong arvind matanya memerah ia tidak menyangka mamahnya tega melakukan ini pada istri tercintanya.

Deg

"Arvind jaga ucapan kamu, nak. Kamu itu mamah yang melahirkan mamah yang mengurus kamu dari bayi sampai besar. Hanya karena gadis bodoh itu kamu rela menganggap mamah sudah meninggal TEGA KAMU AR"

Arvind menatap lekat agnes. "Mamah yang sulu aku sayangi dan aku cintai Sudah tidak ada, dia sudah meninggal dunia berbarengan dengan dia yang tega melempar menantunya sendiri. Sampai depresi berat"

Agnes menangis tersedu-sedu. "M-mamah melakukan ini demi kamu sayang, mamah tidak mau kamu di repot kan orang lain termasuk aurora dia gadis yang hanya bisa membuat kamu stres" isak agnes.

Ajis datang mendengar semua kemarahan anaknya. Menatap Agnes yang menangis. "Saya tidak menyangka kamu setega itu sama aurora, dia gadis baik-baik kamu malah jahat sama dia" ucap ajis marah, kesal, kecewa jadi satu.

Arvind menoleh menatap istrinya yang begetar ketakutan. "Sayang hey ini aku" panggil arvind mengelus rambut aurora.

Aurora mendongak menatap arvind. "A-aku mau pulang ke rumah aku om" lirih aurora memeluk erat arvind.

Arvind diam beberapa menit menimbang-nimbang permintaan aurora, mengangguk pelan. "Baiklah kita akan tinggal sementara di rumah kamu" purus arvind membopong tubuh aurora keluar kamar.

"ARVIND JANGAN TINGGALKAN MAMAH SAYANG" teriak agnes.

***

Arvind menatap kedua mertuanya ia tidak tahu harus meminta maaf seperti apa lagi, supaya mertuanya tidak marah. "S-saya benar-benar minta maaf" ucap arvind kesekian kalinya.

"Dari kecil sampai besar kami tidak pernah menyakiti aurora, dan dengan teganya kamu menyakiti aurora lewat mamah kamu yang jahat itu. Saya akui kalau keluarga kami miskin tapi kami juga memiliki harga diri" marah alma.

"Saya kecewa sama kamu" imbah bodil.

Arvind mengangguk paham. "Saya benar-benar minta maaf, saya janji tidak akan terulang kembali kejadian seperti ini" janji arvind.

"Yasudah tanggung jawab obati anak saya sampai sembuh secara fisik dna mental, kalau dalam dua Minggu aurora tidak kembali seperti semula saya akan menjauhkan kamu dalam kehidupan Aurora" ancam bodil.

Arvind hendak marah namun ia tahan dan langsung masuk ke kamar aurora menatap aurora. "Sayang lagi apa?" Tanya arvind.

Aurora menoleh melirik arvind. "Tidak" jawab aurora sambil mengemut-ngemut jempolnya.

Arvind Merebahkan tubuhnya di kasur kecil aurora mengelus rambut panjang aurora. "Kamu ingin sesuatu? Nanti saya belikan?" Tanya arvind menarik jempol aurora mengantikan jempolnya.

Aurora tidak menolak ia mengemut-ngemut jempol arvind seperti bayi. "Pengen jauh-jauh sama orang jahat" jawab aurora.

Arvind mengangguk. "Saya akan menjaga kamu 24 jam kamu jangan khawatir" ucap arvind mencium lama pipi aurora.

Aurora mengelap jempol arvind yang tadi ia kemut. "Aku mau tidur" ucap aurora.

Arvind mengangguk menarik aurora ke pelukannya. "Tidur yang pulas" bisik arvind mengelus punggung aurora. Tidak lama aurora tidur pulas di pelukan arvind.

"Saya janji saya akan menjaga kamu dari orang-orang jahat dan saya akan memberikan pelajaran kepada orang yang jahat sama kamu, termasuk kedua orang tua saya sendiri" bisik arvind.

***

Arvind keluar kamar mengambil air minum untuk istrinya langkahnya berhenti mendengar percakapan kedua mertuanya. Karena penasaran arvind berjalan lebih dekat ke tembok.

"Aku tidak mau anak aku celaka mas aku mau bawa pergi aurora jauh dari arvind" ucap alma.

"Alma, kamu harus tau kalau arvind iru memiliki segalanya dia bisa bunuh kita gara-gara kita ingkar janji" kesal ranji.

Alma menatap ranji. "Emangnya mas mau aurora celaka gara-gara mamahnya arvind tidak suka sama aurora?, kalau Aurora dibunuh gimana coba?" Marah alma.

"Iru tidak mungkin terjadi, kamu jangan bicara seperti itu" marah ranji.

Alma menatap kesal ranji. "Kalaupun mas tidak setuju aku akan tetap bawa Aurora pergi dari sini, aku akan pisahkan arvind dari aurora. Aku tidak sudi tidak ikhlas Aurora terus celaka gara-gara mertuanya yang jahat. Stop! Tahan aku" marah alma.

Rahang arvind mengeras mendengar percakapan kedua mertuanya, tangannya mengepal kuat gelas kaca yang ia genggam retak. "Berani sekali dia mau memisahkan saya dengan istri saya, dia tidak tau siapa saya sebenarnya. Sebelum kalian bertindak jauh saya lebih dulu bertindak, kalian akan menyesal" gumam arvind langsung pergi dari dapur dengan perasaan campur aduk.

"Ini semua gara-gara mamah, kalau saja mamah tidak jahat mereka tidak akan semarah ini" marah arvind.

***

Obsession Doctor ArvindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang