16. Panggilan baru

508 23 6
                                    

Arvind yang takut mertuanya akan memisahkan aurora darinya terpaksa membawa aurora jauh dari mereka, bahkan ia menyuruh anak buahnya untuk mengawasi gerak-gerik mertuanya. Saat ini arvind dan aurora ada di tengah-tengah hutan lebat, arvind akan tinggal di rumah yang cukup untuk ia dan istrinya disini rumah yang hanya ada dirinya dan aurora tentunya ada beberapa bodyguard yang menjaga sekitar rumah.

Aurora menatap kagum rumah yang akan ditinggalinya. "Mewah banget, ko ada ya rumah ditengah-tengah hutan gini" Kagum aurora.

"Ada, buktinya ini" Jawab arvind sambil tersenyum tipis.

"Seru pasti" Gumam aurora polos.

Arvind membawa istrinya ke kamar mereka berdua. "Ini kamar kita" Ucap arvind tersenyum tipis.

"WOW INI MEWAH BANGET" Teriak aurora.

Arvind terkekeh kecil melihat wajah terkejut istrinya. "Sudah-sudah lebih baik kamu istirahat saja" Ucap arvind.

Aurora mengangguk ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk, matanya terus menatap sekeliling yang mewah menurutnya. "Om ken----"

"Boleh enggak saya minta satu permintaan sama kamu?" Tanya arvind memotong ucapan aurora.

Aurora mengerutkan keningnya. "Apa? Jangan aneh-aneh ya" Ucap aurora was-was.

"Saya mau kamu panggil saya mas, sayang, atau cinta. Terserah mau pilih yang mana yang jelas jangan panggil saya om" jawab arvind hati-hati.

"Memangnya kenapa?" Tanya aurora polos.

"Saya bukan om kamu, saya suami kamu" jawab arvind santai sambil mengelus pipi aurora.

Aurora diam beberapa detik ia menatap lekat arvind sedang yang ditatap salah tingkah. "Oke, aku panggil om sekarang jadi m-mas, ya. Mas itu cocok" Ucap aurora tersenyum lebar.

Arvind tersenyum tipis. "Ya, itu sangat cocok. Apalagi ada kalimat 'mas sayang' itu tambah cocok." Ucap arvind.

Aurora tidak menjawab wanita itu langsung merebahkan tubuhnya. "Kalau kita tinggal di sini terus sekolah aku bagaimana?." Tanya aurora baru ingat.

"Home school." Jawab arvind.

"Online gitu?" Tanya aurora.

Arvind mengangguk. "Ya. Kamu tidak usah memikirkan tentang sekolah kamu, sudah saya urus semuanya kamu hanya tinggal belajar saja." Jawab arvind tersenyum tipis.

"Ya, terimakasih m-mas."

"Sama-sama sayang."

***

Arvind terbangun dari tidurnya merasakan kasur disampingnya goyang-goyang, arvind menatap aurora yang tidur tidak nyaman. Arvind tahu penyebab aurora tidur tidak pulas seperti ini.

Arvind menarik aurora memasukkan jempolnya ke mulut aurora yang langsung aurora kemut. Arvind tersenyum tipis. "Gemes banget, berasa punya bayi." Cicit arvind.

Aurora menyembunyikan wajahnya di leher arvind membuat sang empu menahan napas.

"Ya tuhan, saya benar-benar gila!." Batin arvind menahan sesuatu.

Arvind berusaha menahan sesuatu ia berusaha mengalahkan hawa nafsunya, dengan cara tidur kembali walaupun terasa susah.

Aurora terbangun dari tidurnya matanya melotot sempurna melihat jempol arvind yang ada di mulutnya. "Eh." Kaget aurora mendorong tangan arvind.

Arvind terbangun dari tidurnya menatap aurora. "Kenapa?" Tanya arvind dengan suara khas bangun tidur.

"E-enggak." Jawab aurora.

Obsession Doctor ArvindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang