6. mine🔞

995 27 0
                                    

Setelah mengantarkan istri kecilnya ke sekolah arvind langsung berangkat ke rumah sakit, Seperti biasanya wajah yang menatap semua orang datar sapaan dari pasien maupun dokter yang hanya dibalas anggukan kecil.

Semua dokter kaget melihat leher arvind yang merah-merah yang sangat mereka tahu tanda merah itu bukan di sebabkan penyakit, mereka mulai bisik-bisik yang masih terdengar jelas arvind namun ia mengabaikannya.

Arvind masuk kedalam ruangannya menatap laptopnya, mulai fokus mengerjakan pekerjaan sesekali melirik cermin kecil yang sengaja ia bawa untuk melihat lehernya yang merah. "Lama-lama gila gue" cicitnya terkekeh kecil.

Tiba-tiba terlintas dipikirannya ia berjalan menuju Lap ia melepaskan jas putihnya mengambil mangkuk kecil meracik obat-obatan khusus, setelah selesai ia langsung memasukannya kedalam kotak kecil keluar ruangan. Rasanya ia tidak sabar untuk melakukannya.

Arvind kembali fokus berkerja menatap komuter yang menyala senyumnya terus mengembang siapapun yang melihat senyum arvind sudah dipastikan akan terpesona hanya aurora yang tidak terpesona dengan senyuman arvind.

***

Aurora masuk mobil Menatap arvind yang tersenyum tipis. "Kenapa senyum-senyum gitu? Om dapat undian berhadiah?" Tanya aurora polos.

Arvind menggeleng cepat. "Tidak, bagaimana belajarnya?" Tanya arvind melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Baik, kalau om bagaimana perkerjaan nya? Sering suntik orang?" Tanya aurora polos.

Arvind terkekeh kecil. "Setiap hari saya suntik orang yang sakit, tapi sebentar lagi saya suntik kamu" bisik arvind.

Aurora melotot sempurna. "Ko aku sih? Aku tidak sakit kan sudah om kasih obat" tanya aurora panik.

Arvind terkekeh kecil. "Beda, ini bukan suntik pakai jarum" ucapnya.

"Aneh" gumam aurora kesal ia lebih memilih untuk diam menatap luar jendela. Setelah beberapa menit mereka sampai rumah aurora langsung mandi tubuhnya terasa lengket.

Sedangkan arvind ia langsung ke dapur Membuat minum untuk sang istri tercinta, menuangkan bubuk yang ia buat ke minuman ia langsung tersenyum lebar. "Malam ini akan menjadi malam yang indah untuk kita berdua" gumam arvind tersenyum menatap minuman itu.

Arvind masuk kedalam kamar menatap istrinya yang sedang menyisir rambut. "Minum dulu" ucap arvind menyodorkan minuman.

"Makasih" ucap aurora menerima minuman itu tanpa rasa curiga, karena setiap pulang sekolah pelayan di rumah yang langsung memberikan minuman. Mungkin pelayan sedang sibuk jadi Arvind membawakannya pikirnya.

"Dihabiskan" ucap arvind.

Aurora mengangguk. "On tidak mandi?" Tanya aurora.

"Mandi" jawab arvind langsung masuk kamar mandi dengan senyum miringnya ia langsung mandi buru-buru menunggu reaksi aurora.

Aurora menggaruk tubuhnya yang terasa gatal. "Kenapa gatal sekali?" Tanyanya pada dirinya. Semakin digaruk semakin gatal. "OM AL TUBUH AKU GATAL" teriak aurora menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Arvind tersenyum miring ia langsung membuka pintu kamar mandi menatap aurora yang sudah banjir air mata. "Kamu kenapa sayang?" Tanya arvind pura-pura tidak tahu.

Obsession Doctor ArvindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang