17. Stay with me.

483 24 4
                                    

Aurora sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, bahkan ia sudah mulai aktif kembali seperti biasanya. Seperti sekarang ini aurora duduk dipangkuan arvind yang sedang nonton TV.

Arvind sesekali mencium pipi aurora. "Kamu suka tinggal di sini?." Tanya arvind.

"Tidak!." Jawab aurora jujur.

"Kenapa?." Tanya arvind membalikkan tubuh aurora menghadapnya.

"Disini ada banyak suara aneh, aku takut." Bisik aurora.

"Suara jangkrik masa kamu takut sih." Ledek arvind terkekeh kecil.

Aurora menatap wajah arvind dengan wajah kesalnya, yang malah semakin membuat arvind gemes. "Bukan, tapi surat harimau, serigala."

"Masa?."

"Iya, emangnya om----mas enggak pernah denger suara harimau?." Tanya aurora serius.

Arvind pura-pura tidak tahu menggeleng. "Enggak, emangnya seperti apa?." Tanya arvind, berusaha bersikap seolah ingin tahu.

"Mau denger suara apa dulu?." Tanya aurora serius.

"Serigala." Jawab arvind menahan tawa melihat wajah aurora yang sangat serius.

Aurora menarik napas panjang. "Auunngggg." Gitu. Aurora menirukan suara serigala yang mengaung tengah malam.

"Hahah, bisa aja kamu, sayang." Tawa arvind pecah ia tertawa terbahak-bahak. "Astaga, ternyata kamu bisa melucu juga haha----."

Aurora membekap mulut arvind. "Tidak boleh tertawa terbahak-bahak, nanti ada serigala denger, nanti mereka kesini." Kesal aurora.

Arvind diam menatap wajah aurora. "Mereka tidak akan berani kesini, sayang." Gemes arvind.

"Kata siapa?." Tanya aurora.

"Saya, kan tadi saya yang bilang."

"Ish, mas aku serius lho." Kesal aurora mencubit pinggang arvind.

Arvind terkekeh kecil. "Sudah, waktunya tidur, ayo kita tidur." Ajak arvind mengalihkan perhatian.

"Tidak mau denger suara harimau?." Tanya aurora polos.

Arvind kembali tertawa pelan. "Besok saja, ayo tidur." Ajak arvind. Mengangkat tubuh aurora ke kasur.

***

Aurora cemberut ia ingin sekali masak tapi sayangnya suaminya tidak mengizinkannya untuk menyentuh peralatan dapur, katanya itu bahaya untuk dirinya. Padahal dulu ia sering membantu ibunya masak.

"Kalau mas tidak mengizinkan aku masak, aku tidak mau ngomong sama mas titik." Ancam aurora.

Arvind membalikkan tubuhnya menghadap aurora. "Sayang, baha-----"

"Stop? Aku tidak mau bicara sama kamu." Aurora langsung pergi dari dapur, ia duduk di ruang tengah menonton film kartun.

Arvind yang diancam seperti itu tentunya panik, sehari didiami istrinya berasa satu tahun. Dengan cepat arvind mengambil ponselnya yang tergeletak di meja, mengotak-atik ponselnya. Entahlah apa yang dia lakukan.

Arvind buru-buru menyelesaikan masaknya, ia tidak mau aurora marah. "Sayang." Panggil arvind.

Aurora melirik sinis arvind. "Sana jangan dekat-dekat aku." Sinis aurora.

"Marah, hm?." Tanya arvind.

"Iyalah, sana pergi aku tidak mau dekat-dekat pria pelit." Jawab aurora sinis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsession Doctor ArvindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang