Aurora menunduk takut melihat mertuanya yang terus menatapnya dengan tatapan dingin, hari ini mertuanya tiba-tiba datang dan mengajaknya bicara. Sebenarnya aurora mau-mau saja hanya takut dengan tatapan dingin dan tajam angel.
Arvind yang menyadari kalau Istirnya ketakutan ia langsung merangkul pinggang aurora membuat sang empu menoleh, aurora tersenyum tipis menutupi rasa takutnya kalau arvind tahu kalau dirinya ketakutan pasti akan mengusir ibu kandungnya sendiri aurora tidak mau hubungan mereka hancur hanya karena dirinya.
"Arvind bagaimana dengan rumah sakit?" Tanya ranji menatap putrinya.
"Baik" jawab arvind singkat.
Ranji menoleh menatap istrinya yang terus menatap aurora. "Jangan dilihatin gitu dia ketakutan" bisik ranji.
Angel merubah posisi duduknya agar lebih nyaman. "Tidak usah takut saya tidak akan jahat sama kamu demi anak saya yang tergila-gila sama bocah SMA" ucap angel masih dengan nada sinisnya.
"Mah, ingat janji mamah kalau mamah masih menganggap ar anak stop judesin istri ar" tegur arvind.
Angel mendengus kasar. "Ya mamah masih ingat terserah kamu deh mau nikah sama siapa, yang penting kamu bahagia.....dan kamu jangan pernah merepotkan anak saya, jangan manja-manja di saat arvind sedang sibuk dia tidak suka perempuan manja" ucal angel menatap aurora.
"I-iya t-tante" jawab aurora takut.
"Sayang jangan dengerin apa kata mamah, kamu boleh manja sama saya kapanpun kamu mau 24 jam saya siap meladeni kamu manja, saya suka Perempuan manja kalau Perempuan itu kamu" ucap arvind mengelus pipi aurora lembut.
Ranji dan angel menatap arvind dengan tatapan syok, ini pertama kalinya mereka melihat anak sulung mereka seperti ini. "Astaga! Ini bukan seperti anakku" cicit angel terus menatap arvind.
Ava masuk kedalam rumah menghampiri mereka duduk di samping mamahnya, menatap arvind yang sedang mengelus pipi aurora. "Bang, aku minta uang dong aku mau beli ponsel baru" pinta ava dengan wajah memelasnya.
Arvind mendongak menatap ava. "Hampir setiap bulan kamu ganti-ganti ponsel, jangan boros dek"
Ava mendengus kasar. "Ini ponsel keluaran baru iPhone 15 kak" rengek ava.
"Nanti abang transfer" pasrah arvind jika adiknya merengek seperti ini arvind tidak bisa menolaknya.
Aurora berdiri dari duduknya menatap semua orang. "A-aku mau ke kamar dulu-----"
"Enggak sopan kalau ada yang lagi ngobrol ikut gabung" potong angel menatap aurora sinis.
Aurora langsung menunduk dan kembali duduk di sofa samping arvind. "M-maaf" cicit aurora takut.
Arvind menatap mamahnya kesal. "Mah, aurora mau istirahat----"
"Kamu lupa sama kebiasaan keluarga kita?" Tanya angel kesal.
"Terserah" sinis arvind langsung menarik aurora beranjak dari duduknya Meninggalkan mamahnya yang marah.
***
Arvind menatap istrinya yang sedang belajar di meja kerjanya, arvind terkekeh kecil melihat aurora yang fokus belajar di kursi kebesarannya Sedangkan dirinya duduk di kursi rias aurora.
"Capek belajar terus mending nonton film" gumam aurora sambil mengetuk-ngetuk jarinya di dagu.
"Lima menit lagi kamu harus belajar" ucap arvind menahan aurora yang hendak turun dari kursi.
Aurora mendengus kasar. "Udah satu jam aku duduk di sini sambil belajar aku mau nonton film om" rengek aurora.
"Ya tap------"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Doctor Arvind
أدب المراهقينArvind pria berusia 27 tahun seorang dokter di rumah sakit milik keluarganya secara tidak sengaja melihat gadis SMA yang terbaring koma di ranjang rumah sakit, dari kejauhan ia bisa melihat jelas gadis itu sangat cantik. penasaran dengan latar belak...