13. diculik

434 24 3
                                    

Aurora menunggu suaminya menjemputnya pulang sekolah tapi belum juga tiba padahal sudah sudah berjanji akan menjemputnya tepat waktu, sekolahan sudah sepi tidak ada orang lain selain dirinya. Aurora duduk di halte bus menunggu arvind menjemputnya.

Dari kejauhan sebuah mobil hitam melaju dengan cepat aurora berdiri dari duduknya itu pasti mobil jemputan nya, tapi sedikit berbeda dari mobil itu.

TIT....

"Aurora istrinya tuan arvind?" Tanya pria memakai masker dan kacamata hitam.

Aurora mengangguk cepat. "Om siapa?" Tanya aurora menatap dua pria dihadapannya.

"Saya anak buahnya tuan arvind kami berdua diperintahkan untuk menjemput non aurora" jawab pria itu.

Aurora diam sebentar menatap mereka berdua takut, semua anak buah suaminya tidak ada yang memakai penutup wajah seperti ini. "Tapi kata om ar dia mau jemput langsung dia lagi di jal----"

Bugh.

"Kelamaan" geram pria itu memukul tengkuk aurora dan membopongnya masuk kedalam mobil.

"Ceroboh banget sih lo kalau dia kenapa-kenapa gimana? Kata nyonya jangan sakiti gadis ini" kesal pti berambut pirang.

"Lo jangan bilang-bilang ribet banget" jawab pria itu ikut kesal.

Mereka langsung membawa aurora yang tidak sadarkan diri ke sebuah gedung yang tidak dipakai, mengikat aurora dengan tali yang sangat kokoh.

Disisi lain

Arvind baru sampai di depan sekolah aurora ia langsung menelpon aurora, tapi tidak ada jawaban ia berjalan masuk menghampiri satpam. "Permisi lihat aurora tidak?" Tanya arvind.

"Aurora yang mungil, cantik, polos, itu?" Tanya balik satpam.

Arvind mendengus pelan. "Iya, lihat tidak?" Tanya arvind kesal istrinya du puji-puji pria lain.

"Saya tadi lihat ada mobil hitam berhenti di halte di depan aurora, saya kira itu jemputan dia" jawab satpam.

Mata arvind melotot sempurna. "Mobil hitam? Ciri-cirinya Seperti apa?" Tanya arvind jantungnya berdegup kencang perasaannya mulai tidak enak.

"Dua pria berpakaian hitam, pakai penutup wajah dan----"

"CCTV sekolah ada?" Tanya arvind cepat.

"Ada, mari ikut saya" ajak satpam masuk ke ruangan CCTV.

Arvind langsung mengikuti satpam melihat CCTV yang mengarah ke halte, rahang tegas arvind mengeras, jantungnya berdegup kencang tangannya mengepal kuat. "Sial!" Umpat arvind langsung keluar ruangan dengan khawatir dan cemas.

Ia berjalan menuju halte mengambil ponsel aurora yang tertinggal. "Kamu dimana sayang" lirih arvind berjalan masuk mobil mencari aurora tidak lupa menelpon semua anak buahnya dan hackers kenalannya.

***

Aurora terbangun dari pingsannya menatap sekeliling yang gelap dan hanya ada sinar bulan yang masuk lewat jendela, tubuh aurora bergetar ia takut gelap dadanya sesak. "T-tolong" Teriak aurora memberontak berusaha melepaskan tali yang mengikat di tubuhnya.

Dua pria tadi menghampiri aurora kali ini mereka tidak menggunakan penutup wajah. "Gadis manis sudah sadar kamu?" Ucap mereka mencolek pipi aurora.

Aurora semakin menangis ketakutan. "O-om tolong lepaskan aku om, aku mau pulang hiks jangan sakiti aku" isak aurora.

"Tidak bisa nona manis, kami tidak akan mencelakai kamu, tapi kami tidak janji sama kamu karena kami hanya suruhan bos besar" ujar mereka menatap aurora.

Obsession Doctor ArvindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang