halo kecintaanya buna 🖤
gimana kabar kalian hari ini?
jangan lupa bersyukur ya, tetap tersenyum, tetap semangat, jangan insecure.kalau nggak suka sama ceritanya cukup skip jangan tinggalkan komentar negatif, boleh berkomentar asal berbobot dan membangun.
jika, tertarik sama ceritanya, jangan lupa vote sama masukin perpustakaan kalian.
salam sayangg
happy readingPROLOG🍓
Bayangan tubuh seseorang membuat sinar matahari menjadi terhalang. Membuat gadis itu menatap tajam sang pemilik bayangan.
"Ngapain?"
"Gue duduk, lo nggak liat?" jawab seorang gadis dengan tatapan tajamnya.
"Ngapain duduk di tengah lapangan? bodoh!"
"Cari vitamin D."
"Minggir lo, jangan halangin matahari gue," tukas gadis itu dengan tegas.
"Berdiri, ikut gue," ujar laki-laki tersebut seraya membungkukkan badannya kemudian meraih tangan gadis yang kini menatapnya dengan tajam.
Gadis itu melepaskan pegangan tangan itu dengan kasar. "Apasih, gue nggak mau, jangan atur gue."
"Panas."
"Lo kira, gue cewek menye-menye yang kena matahari dikit letoy?"
"Jangan keras kepala Aurora!" tukas laki-laki itu tegas.
"Jangan atur gue Zephyer!"
"Lo kalau nggak diatur nggak tau mana yang bener mana yang salah, semua yang lo lakuin diluar nalar," celetuk Zephyer.
"Ini hidup gue, selain orang tua dilarang ngatur!"
"Lapangan mau buat basket, mau terkena bola terserah!" Zephyer pergi meninggalkan Aurora. Baru dua langkah ia melangkahkan kakinya suara Aurora membuat ia berhenti.
"Zeze." Zephyer menoleh melihat Aurora yang saat ini berdiri dengan wajah amarahnya.
"Lo bisa baca name tag gue kan?!" tanya Zephyer penuh penekanan seraya mendekat kearah Aurora kembali.
"Nama lo ada Ze nya, jadi gue panggil Zeze nggak pa pa lah," ucap Aurora santai seraya mengedikkan bahunya acuh.
Zephyer tidak meladeni adik kelasnya yang super menyebalkan itu, ia melanjutkan langkahnya menuju temannya yang saat ini sudah bersiap akan bermain basket.
Aurora melihat permainan itu, detik kemudian ia menuju kumpulan laki-laki kakak kelasnya yang saat ini sudah saling mengumpan bola basket.
"Umpan ke gue sekarang!" teriak Aurora menggelegar yang membuat gerombolan lelaki itu menatap Aurora bingung.
"Kok diem? Sini lempar ke gue," ucap Aurora seraya menggerakkan tangannya ingin menangkap bola.
"Lo nggak diajak," celetuk cowok dengan perawakan tinggi dekat ring bola basket yang langsung menjadi pusat perhatian.
"Apasih Zeze, gue nggak nanya lo," jawab Aurora seraya melirik Zephyer. Sedangkan Zephyer menatap bocah kematian itu dengan tatapan tajam.
Suara tawaan menggelegar membuat Zephyer semakin mendatarkan wajahnya. "Anjir Zeze nggak tuh," ucap laki laki dengan rambut hitam lurus belah tengah bernama Raskal.
"Ze, nama lo mendadak jadi cucok!" sambung Gibran sembari meletakkan bolanya dibawah telapak kakinya.
"ZEZE!" ucap dua laki laki yang saat ini saling bertatapan kemudian tertawa bersama. Mereka ada Darren dan Elang.
Zephyer merasa jengkel dengan teman-temannya, apalagi dengan sang pembuat rusuh, yang saat ini tengah menguncir rambutnya.
Zephyer berjalan kearah Aurora seraya menariknya menjauh dari 4 teman biadab yang saat ini masih menertawakannya.
"Pergi ke kelas sendiri atau gue seret?" tanya Zephyer datar.
"Gue mau disini!" ujar Aurora setengah berteriak.
Zephyer menghembuskan napasnya kasar. "Mau lo apa hah!"
"Main basket," jawab Aurora.
"Lo nggak bisa dan nggak akan bisa," maki Zephyer tanpa filter.
Aurora menyilangkan tangan di depan dadanya seraya melirik Zephyer. "Gue jago," celetuk Aurora seraya meninggalkan Zephyer menuju lapangan untuk bermain basket.
"Lo balikin hewan ini ke kandangnya," ucap Zephyer kepada Raskal saat sampai di belakang Aurora yang saat ini Raskal tengah berbicara dengan Aurora.
"Yang lo maksud hewan siapa?" tanya Aurora seraya menatap Zephyer tajam.
"Lo."
"Udah lah Ze, biar dia ikut main," ucap Raskal bijak.
Aurora menatap Raskal dengan tatapan hangat. "Nah bener apa yang dibilang kak Raskal," ujar Aurora sumringah. Senyumnya pun memiliki isyarat mengejek.
"Hm."
Zephyer meraih bola kemudian menggiringnya lalu memasukkan kedalam ring, bola dengan mudahnya masuk kedalam lubang ring itu.
"Gue juga bisa," ujar Aurora membanggakan dirinya.
Aurora meraih bola basket itu mendribble nya kemudian melemparnya kedalam ring, namun, nahas bola yang seharusnya masuk kedalam ring malah mengenai gagang ring yang membuat bola itu memantul lalu mengenai kepala Aurora dengan keras.
Aurora terjatuh membuat kelima laki laki itu melihat keadaannya. Disaat yang lain berjongkok, Zephyer hanya berdiri.
"Cih sok bisa." Zephyer melenggang pergi meninggalkan teman-temannya dan Aurora.
Raskal membantu Aurora untuk berdiri dengan telaten. "Gue anter ke UKS?" tanya Gibran.
"Nggak usah makasih kalian udah nolongin, gue pergi dulu, byee," ujar Aurora yang langsung berjalan ceria sembari melompat.
4 lelaki tersebut saling bertatapan. "Aneh." ucapnya bersamaan.
•••••
VOTE SAMA KOMENNYA SAYANG JANGAN LUPA
MAU BILANG APA SAMA AURORA?
MAU BILANG APA SAMA ZEPHYER?
MAU BILANG APA SAMA BUNA?
ABSEN KOTA DONG, SIAPA TAU KOTA KITA SAMA HAHA
TO BE CONTINUED
🍓🍓🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEPHYER
Teen FictionPertemuan Zephyer dan Aurora ibarat melodi angin dan cahaya. Melodi angin yang mengalun lembut, bercampur cahaya matahari yang menari berirama. Keduanya bersatu, menciptakan simfoni alam yang indah. Di antara tembok pemisah dan ketegangan yang memba...