Pertemuan Zephyer dan Aurora ibarat melodi angin dan cahaya. Melodi angin yang mengalun lembut, bercampur cahaya matahari yang menari berirama. Keduanya bersatu, menciptakan simfoni alam yang indah.
Di antara tembok pemisah dan ketegangan yang memba...
"Langsung aja kerumah," ucap Zephyer yang langsung membelokkan mobilnya menuju rumah megah milik kedua orang tuanya.
"Mau ngapain? Gue puji lo ganteng langsung ajak gue kerumah, buat lamaran? Gue belum siap Zeze," celetuk Aurora.
Zephyer memutar bola matanya malas. "Belajar fisika," jawab Zephyer dengan membuka pintu mobil lalu keluar.
Aurora pun membuka pintu mobil itu seraya mengikuti Zephyer dibelakangnya. Saat sampai di ruang tengah Zephyer berhenti kemudian berbalik badan menatap Aurora tajam. "Lo duduk, jangan aneh-aneh," ujar Zephyer mewanti-wanti agar Aurora tidak melakukan hal aneh dirumahnya itu.
Untuk jam pulang sekolah memang rumah Zephyer sepi karena kedua orang tuanya tengah bekerja.
Zephyer berjalan menyusuri tangga menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Tidak butuh waktu lama ia menuruni tangga sembari membawa 2 buah buku tebal dan laptopnya.
"ZEZE!" Zephyer langsung berlari, ia meletakkan buku dan laptopnya di ruang tengah.
"Apa?"
"Lo kok pinter banget sih," ujar Aurora seraya melihat almari dari atas sampai bawah yang berisi piala.
Zephyer menghembuskan napasnya kasar, ia kira Aurora terjadi sesuatu. "Pantes banyak yang ngefans sama lo," ujar Aurora lagi.