Happy Reading🖤
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. PEKA🍓
"Assalamualaikum."
Teriakan melengking membuat seorang laki-laki yang tengah duduk di sofa sembari tiduran pun menutup telinganya dengan bantal.
"ZEZE." Teriakan kini semakin dekat membuat Zephyer mengeratkan bantal yang menutupi telinganya.
Aurora mengambil bantal itu dengan kasar. Zephyer mendengus kesal, ia bangun dari tidurnya dengan wajah datar.
"Jangan ganggu gue sehari aja bisa?" tanya Zephyer datar seraya berdiri.
"Gue nggak ganggu, kan mau ajak lo mancing," celetuk Aurora.
"Gue sibuk." Zephyer langsung melenggang pergi meninggalkan Aurora.
"Ayolah, gue yakin, lo nggak bakal boring," ujar Aurora seraya mengejar Zephyer.
"Lo ngerti bahasa manusia kan?" tanya Zephyer seraya menoleh kearah Aurora.
"Enggak, gue ngertinya bahasa alien."
"Stres!"
"Tunggu, Zeze." Dengan cepat Aurora menarik tangan Zephyer untuk keluar dari rumahnya.
Saat sampai di teras, Aurora melepas tangan Zephyer lalu menuju tiang yang terdapat alat pancing disana.
"Gue tadi udah bawa ini, satu buat gue, satunya buat lo," ujar Aurora seraya memberikan satu alat pancing untuk Zephyer.
Zephyer hanya menatap alat pancing dengan ukuran 50cm itu datar. "Nih," ujar Aurora.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. "Mancing cupang?" tanya Zephyer meremehkan.
"Mancing ikan, tapi bukan cupang," jawab Aurora.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEPHYER
JugendliteraturPertemuan Zephyer dan Aurora ibarat melodi angin dan cahaya. Melodi angin yang mengalun lembut, bercampur cahaya matahari yang menari berirama. Keduanya bersatu, menciptakan simfoni alam yang indah. Di antara tembok pemisah dan ketegangan yang memba...