Happy Reading 🖤
POHON MANGGA🍓
Aurora menutup bukunya, ia memasukkan kedalam tas berwarna biru awan. Ia mengambil buku tebal dengan bertuliskan ilmu fisika.
Bel istirahat sudah berbunyi, semua siswa maupun siswi berlarian menuju kantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang kosong.
Lain halnya dengan Aurora ia malah mengotak atik buku fisika yang ia saja tidak paham maksudnya apa. Aurora sudah belajar, ia suka membaca, namun, sama sekali tidak ada yang ia paham.
Sesekali ia menggaruk kepalanya, karena pusing, bahkan coretan yang seharusnya berisi rumus malah berisi coretan tidak jelas.
Terdengar decitan kursi di depan Aurora membuatnya mendoangak. "Zeze, lo kangen gue? Sampai nyariin gue kesini?" tanya Aurora semangat saat melihat Zephyer berada dihadapannya.
"Hanya mampir."
"Gue mau dong roti lo satu," ujar Aurora yang melihat dua buah roti ditangan Zephyer.
"Cih, nggak tau malu."
"Lah gue pengen, salah kalau minta?" tanya Aurora.
Zephyer meletakkan 2 buah roti dihadapan Aurora.
"Makasih, makin ganteng kalau gini."
"Cih."
"Belajar pun lo tetep goblok." Bukannya memberikan semangat, Zephyer malah mematahkan semangat yang sudah Aurora bangun sejak tadi pagi.
"Anjir lo! Mending pergi sana! Ganggu gue belajar." Aurora menatap Zephyer datar kemudian menuliskan rumus fisika kembali.
"Dibagi bukan dikali," koreksi Zephyer saat melihat Aurora menuliskan angka-angka di notebook nya.
"Ya kan gue typo, rencana kan emang mau gue bagi," elak Aurora.
"Nanti datang kerumah gue, gue ajarin," ujar Zephyer yang langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Aurora.
"Zeze." Suara lantang Aurora membuat Zephyer berhenti.
Ia menoleh kebelakang, menatap Aurora datar. "Hm?"
"Lo emang bisa?" tanya Aurora meremehkan.
"Intinya lebih pinter dari lo," balas Zephyer lalu ia pergi dari kelas Aurora. Tidak lupa ia memasukkan tangan kanannya kedalam saku celana, dan berjalan dengan gaya cool.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEPHYER
Teen FictionPertemuan Zephyer dan Aurora ibarat melodi angin dan cahaya. Melodi angin yang mengalun lembut, bercampur cahaya matahari yang menari berirama. Keduanya bersatu, menciptakan simfoni alam yang indah. Di antara tembok pemisah dan ketegangan yang memba...