part 30

559 40 2
                                    

Anggi membuka matanya, dia melihat lampu putih dan tirai di sampingnya, Anggi kaget menyadari dirinya ada di rumah sakit.

Saat dia duduk, seorang perawat menghampirinya.

"Apakah anda sudah sadar?"

"Apa yang terjadi"

"2 pasangan suami istri membawa anda kesini saat dalam kondisi tidak sadar"

Anggi langsung menanyakan jam kepada perawat, dia baru sadar bahwa dia tidak pulang semalam, Rachel pasti khawatir.

Anggi melepas infusnya, namun perawat mencoba menghentikannya "kondisi anda cukup buruk, anda pasti merasakan nyeri di bagian dada"

Anggi memang merasakannya, namun tidak seburuk kemarin, sebelum kembali Anggi lebih dulu melakukan beberapa test kesehatan sesuai saran dokter.

Anggi merasa beruntung karena lupa membawa ponsel sehingga tidak ada yang menghubungi rachel terkait keberadaannya di rumah sakit. Setelah menunggu cukup lama, hasil test langsung keluar, rumah sakit disana jauh lebih maju tidak perlu menunggu berhari hari untuk melihat hasil tesnya.

"Mohon maaf, saya harus memberitahukan kebenaran tentang kondisi anda"

Feeling anggi tidak baik tentang hal ini, ekspresi sang dokter menambah hal gal negatif difikirannya.

"Sepertinya anda pasti sering merasakan nyeri akhir akhir ini, dan mungkin anda akan lebih sering lagi mengalaminya, kondisi jantung anda cukup buruk anda harus melakukan beberapa perawatan kedepannya"

Anggi mendengarkan, itu benar benar buruk, tangannya mengepal.

"Kami menyarankan agar anda mulai dirawat sejak hari ini"

"Dokter, saya akan memikirkannya lebih dulu"

"Anda pasti tau bahwa serangan jantung bisa terjadi kapan saja"

Namun anggi juga tau, penyakitnya tidak bisa disembuhkan, bahkan obat obatan sekalipun hanya menambah penyakit lain untuk menyerangnya.

Anggi memutuskan pulang, masih ada jadwal bis untuk pulang, sepanjang perjalanan anggi lebih banyak melamun, hampir saja dia melewati tujuannya, beruntung seseorang menanyakan dimana dia akan berhenti.

Saat turun anggi kaget bahwa rachel tengah duduk di halte pemberhentian busnya.

Rachel langsung memeluknya sambil menangis.

"Maafkan aku, aku salah, aku gak akan buat kamu kesel lagi.." begitu khawatir dengan Anggi.

Rachel bahkan tidak tidur semalaman menunggu kepulangan anggi, dia juga bingung kemana harus mencari anggi, apalagi anggi tidak membawa ponselnya.

Awalnya rachel begitu marah, kemudian khawatir dan sekarang dia hanya bisa berterimakasih karena anggi pulang dengan selamat.

"Maafkan aku" ucap Anggi.

Rachel menggeleng "aku yang salah"

"Udah nangisnya, aku capek"

Mereka kembali ke yayasan, disana beberapa anak mendekati mereka berdua, rachel memberi pengertian bahwa anggi baru saja tiba perjalanan dan lelah.

Saat kembali ke kamar, anggi langsung merebahkan dirinya di atas kasur berpura-pura ingin istirahat, ini karena di lengannya masih ada bekas tusukan jarum infus yang terlihat jelas, Anggi tidak ingin rachel melihat dan semakin khawatir.

Rachel melanjutkan aktivitasnya membantu suster menjaga beberapa anak hingga langit mulai gelap.

"Gi, bangun.. kamu belum makan" membawa makanan.

Anggi terbangun "suapin"

"Manja" sambil menyentil hidung anggi.

"Yaudah gak mau makan"

"Aaaa"

Anggi langsung melahap makanannya dengan senang.

Seperti biasa tidak ada yang berubah rachel tetap perhatian pada Anggi.

"Apa perasaanmu masih sama padaku?" Tanya anggi.

"Apa maksudmu masih sama? Tentu saja berubah"

"Berubah?" Anggi kaget.

"Tentu saja berubah yang awalnya cinta menjadi semakiiiiiinnnnn jatuuuhh cintaaa sampek tergila gilaaaa"

Anggi langsung menyenggol rachel "lebayy"

"Beneran sayang" mendadak serius.

"Iya percaya"

"Gimana dengan kamu"

"Gak perlu ditanya, aku udah tergila gila dari dulu rachel sayang"

"Buktiinnn, kiss dulu"

"Muach" mengecup bibir rachel.

"Kurang"

"Emuach" kembali mencium

"Kurang"

"Kurang?"

Mereka bertatapan, tangan rachel memegang bahu anggi. "Aku..."

for bidden love 2 (i'm lesby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang