part 18

3.9K 202 6
                                    

Suara alarm membangunkan rachel, dia meraih hp dan mematikan alarm. Saat melihat sekeliling, dia seorang diri di dalam kamar. Di sampingnya ada sebuah pakaian lengkap dan handuk, rachel langsung mandi.

Saat keluar dari kamar mandi anggi datang membawa roti dengan isian selai dan juga jus jambu.

Rachel tersenyum dan memilih merapikan sprei terlebih dahulu.

"Hell kan bisa di rapiin nanti"

"Gak enak diliat" sambil tetap merapikan tempat tidur.

Rachel memang lebih rapi dan bersih dibandingkan anggi.

"Tapi aku kan abis masak buat kamu"

"Roti selai itu gi.. nggak pakek dimasak" sambil menahan tawa.

"Airnya aku masak lo, biar lebih steril" mencari alasan.

Rachel langsung mencubit hidung anggi merasa gemas. Walaupun belum lapar karena rachel terbiasa tidak sarapan dia tetap memakan roti selai strobery yang sudah di siapkan anggi.

"Gi kamu enggak ada acara hari ini?"

Anggi menggeleng "mulai besok aku banyak acara, kamu sendiri?"

"Aku libur hari ini"

Anggi tersenyum lebar, "gimana kalo jalan-jalan?"

Rachel mengangguk, Anggi terlihat sangat senang dan Mengganti pakaian yang lebih cocok untuk keluar rumah.

Anggi duduk dan hanya memperhatikan rachel yang sibuk berdandan di depan meja rias yang dipenuhi puluhan liptik, bedak, fondation dll. Rachel hanya menggunakan handbody keseluruh tubuh dan sunscreen untuk wajah, selebihnya terkadang dia menggunakan lipstik berwarna natural.

"Siap.. nggak lana kab hel??"

Rachel menggeleng sambil tersenyum "cuman 1jam 15 menit" sambil melihat jam tangan.

"Ha?? Kayaknya baru 15 menitan deh"

"Kamu tadi dandan jam 7:15 san sekatang..."

Muach anggi menghentikan perhitungan Rachel dengan mengecup bibirnya.

"Udah jangan ngitung lagi? Nanti aku ngerasa lagi ada di kelas matematika"

Selanjutnya rachel hanya bisa tersenyum sembari meraih tasnya yang ada di atas meja.

Anggi bersiap menuju garasi dan memilih mobil yang akan dia gunakan. Dia jarang menyetir seorang diri namun dia sudah lulus tes mengemudi dengan nilai yang cukup layak.

Rachel sedikit terperangah melihat warna mobil Anggi yang sangat terang hijau muda menyala. "Gi waktu kamu beli mobil emang gak ada pilihan warna lain?"

"Ada banyak"

"Terus kamu emang milih warna ini gitu?"

"Jangan salah hell ini mobil husus yang warnanya aku pesen biar bisa glow in the dark.. pas malem hari bisa terang nyala hell"

Rachel seharusnya tidak perlu bertanya. Anggi memang unik, wanita dengan selera aneh.

"Kalo kamu gak nyaman ada lagi kok 2 mobilku yang lain"

"Warna?"

"Orange dan lilac"

Rachel hanya mengangguk pelan "udah ini aja mobilnya" bodohnya dia kembali bertanya padahal sudah pasti jawabannya akan lebih aneh lagi.

"Kita kemana?"

"Ketempat yang indah.. nanti kamu bakal tau"

Selanjutnya rachel diam dan membiarkan anggi membawanya kemanapun. Lagipula dimanapun tempatnya asal ada anggi dia tidak akan pernah bosan. Selalu ada saja ulah, ucapan yang nyeleneh dari anggi yang selalu berhasil membuat Rachel tersenyum.

Rachel bersyukur Anggi masih sama seperti yang dia kenal dahulu, sedikit ceria walaupun terkadang masih tetap lebih memilih menyimpan luka seorang diri.

Hanya ada satu perubahan yang rachel rasakan. Anggi yang dulunya sering mengeluh, mengomel dan kesal sekarang menjadi lebih memendam dan menerima apapun yang terjadi tanpa mau mengatakan rasa sakit yang dia terima.

Butuh waktu 2jam lebih untuk tiba disebuah bukit dengan pemandangan indah. Ini pertama kalinya rachel ke tempat itu, sebelumnya dia hanya pernah melewati jalan itu tanpa masuk lebih dalam.

"Wah.. pemandangannya"

"Baguskan?" Anggi mulai memamerkan apa yang dia tau.

"Tau darimana tempat ini?"

"Kebetulan dulu pernah syuting disini. Penduduk disini rata rata udah lanjut usia hampir semuanya tidak tau tentangku bahkan tidak mengenaliku. Mereka hanha tau artis artis lawas. Aku merasa aman dan nyaman disini, sehingga aku memutuskan membangun vila kecil disini"

"Yang mana? Yang itu?" Menunjuk sebuah vila yang berada tidak jauh dari lokasi mereka.

Anggi mengangguk "baguskan"

Rachel menatap anggi "banyak juga uangmu"

"Tentu saja, lebih banyak darimu" menyombongkan diri.

Mereka kemudian mendekati vila, anggi cukup lama berhenti di depan pintu menerka pin angka untuk membuka pintu.

Rachel mendekat dan menekan angka 225588 pintu langsung terbuka.

"Oh iya lupa hehe"

"Uang gak bisa beli ingatan. Jadi jangan cuman suka ngumpulit duit tapi pikiran buntu"

Rachel mulai mengomel hingga masuk ke dalam  villa.

"Ssssttt" anggi menghentikan ucapan anggi dengam telunjuk jari. "Walaupun aku pelupa banyak hal penting yang aku inget"

"Apa yang lebih penting dari sandi pintu rumah?"

"Banyak"

"Apa?"

"Pertama kali kita ciuman. Pertama kali aku buka bajumu. Pertama kali kita tidur bareng dan..."

"Cukup. Otak isinya mesum semua gimana mau mikir."

"Ini namanya mengingat kenangan hell"

Rachel kembali tersenyum dia akan selalu kalah jika berdebat dengan Anggi.

Saat masuk kedalam rumah anggi mengambil tas rachel untuk meletakkannya di rak. "Hell tas mu enteng banget" sambil membuka dan mengecek isi tas itu.

"Tasmu cuman isi ginian?"

Rachel mengangguk "yang terpenting Dompet, Tisu basah, kasa stering, obat merah dan hansaplas"

"Aku iri sumpah iri. Kamu yang jarang make upan bisa tetep cantik putih natural, tampa lispstik bibirmu udah merah. Wah tuhan gak adil"

"Apa sih gi"

Anggi mendesah "coba aku tanpa make up, fansku langsung pergi"

Rachel meraih pipi Anggi dan menatapnya dengan lembut "kamu gak pernah berubah, tetep cantik, kamu cuman kurang percaya diri gi"

"Bohong"

Rachel langsung mencium bibir Anggi dengan lembut.

"Tok tok" suara ketukan mengahetkan mereka.

Siapakah itu???

for bidden love 2 (i'm lesby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang