part 29

446 39 1
                                    

Hari ini, tepatnya saat anggi baru saja menidurkan salah satu anak panti, dia berniat pergi ke dapur dan melihat rachel sedang duduk di taman dengan Abi.

Anggi urung mengambil air dan mendekati mereka, awalnya tidak berniat menguping namun dia mendengar sesuatu yang serius.

"Sepertinya aku menyukaimu rachel"

Rachel terdiam dan menunduk hingga akhirnya menjawab.

"Maaf abi,.. bagiku, kamu sudah seperti saudaraku sendiri"

"Tidak perlu terburu-buru aku bisa menunggu"

"Abi.. aku.."

"Tenang saja, tidak perlu khawatir, aku tidak memaksamu untuk memilihku, aku hanya mengutarakan perasaanku"

"Maaf"

Semenjak mendengar pernyataan abi, hati Anggi semakin gusar, dia merasa kesal tanpa alasan dan menjadi pendiam. Terlebih saat rachel tidak kunjung memberitahunya, Alhasil perdebatan terjadi di mala hari.

"Ada apa gi"

"Gak paapa"

"Kamu beda, aku tau, ada masalah apa"

"Kenapa gak ngasih tau aku"

"Tentang apa?"

"Kalau Abi suka sama kamu"

"Kamu tau?"

"Kita udah janji buat gak nyembunyiin apapun"

"Aku cuman khawatir kamu makin gak tenang kalau tau"

"Terus kenapa gak jawab ke dia kalau kamu dah punya pacar"

"Aku dah mau bilang, tapi..."

Anggi tetap kesal dan berusaha menghindari rachel, ini salah satu alasan mengapa rachel menyembunyikannya. Anggi semakin lama semakin possesif dan sangat pencemburu bahkan melebihi batas normal.

Ini adalah masalah baru bagi keduanya, sebenarnya bukan tanpa alasan, Anggi mulai merasa tidak percaya diri, dia takut Rachel akan kembali meninggalkannya, dia takut rachel perlahan akan jatuh cinta pada abi.

Di sore hari, pertengkaran kembali terjadi. Lagi lagi Abi menjadi salah satu penyebabnya.

Saat itu salah satu anak mengalami demam tinggi, rachel membutuhkan obat segera, abi segera menawarkan tumpangan, tanpa banyak berfikir rachel setuju karena situasi itu cukup darurat dan mengancam nyawa, rachel pergi tanpa berpamitan pada Anggi.

"Kamu bisa memberitahuku"

"Itu darurat gi.. nyawanya bisa tidak tertolong" mencoba menjawab dengan jelas.

"Kita pindah dari sini"

Kata kata yang cukup membuat rachel kecewa, dia sudah sangat menyukai tempat itu dan menyayangi anak anak yang ada disana.

"Kenapa? Kamu tidak bersedia?" Tanya rachel kembali.

"Bukankah kamu juga menyukai mereka semua? Anak anak kita?"

"Tapi aku lebih mencintaimu"

"Gi, ada apa denganmu"

"Disini kamu sangat sibuk mengurusi mereka, hanya sedikit waktu yang bisa kita miliki berdua, bukan ini yang kuharapkan"

Sementara disisi lain rachel juga masih mencintai pekerjaannya sebagai dokter, disana dia masih bisa memanfaatkan ilmunya untuk membantu anak-anak.

"Ini pasti karena kecemburuanmu"

"Benar, rasanya aku ingin mengurungmu di kamar setiap hari, agar kamu tidak perlu bertemu dengan siapapun"

"Kalimatmu tidak terdengar seperti seseorang yang jatuh cinta, tapi lebih seperti obsesi"

"Obsesi? Kamu tidak tau apa saja yang kulalui? Aku selalu mendengarkan hinaan sikap dinginmu padaku, bahkan aku menahan rasa sakit melihatmu bercumbu dengan orang lain" membahas saat dia melihat raka dan rachel berciuman.

"Mengapa membahas masalalu? Bukankah kita sepakat untuk tidak mengungkitnya? Aku sudah memilihmu.. apa masalahnya?"

Anggi sadar, anggi tau namun memgapa dia terus merasa cemas, jika pembicaraan tidak berguna itu diteruskan, bisa saja kalimat kalimatnya akan menjadi bumerang.

"Aku, ingin menenangkan diri, jangan mengikutiku"

Anggi pergi ke halte terdekat dia melihat bahwa bus ke arah kota akan tiba 5 menit lagi. Dia hanya ingin menenangkan diri.

Tanpa tujuan Anggi turun di depan sebuah gedung mall. Dulu mall adalah tempat yang sulit dia kunjungi, sebagai artist tidak mudah berkeliaran di tempat ramai. Kini dia bisa berkeliling dengan santai tanpa khawatir.

Saat melihat sebuah syal berwarna navy, anggi teringat dengan rachel. Dia membeli syal itu, karena musim dingin telah tiba, dan rachel kehilangan syalnya.

"Anggi membayar dengan kartu debit"

Dia kembali melanjutkan langkahnya untuk berkeliling sembari memegang totebag berisi syal yang juga dia beli sebagai permintaan maaf karena telat memancing pertengkaran.

Tiba-tiba jantungnya terasa sakit, langkah Anggi terhenti. Dia berusaha mengatur nafas sambil berpengangan pada pembatas besi.

Namun pandangannya mulai kabur, dan tidak butuh lama hingga tubuhnya ambruk

for bidden love 2 (i'm lesby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang