part 21

2.1K 157 4
                                    

Angin malam mengibaskan helaian rambut panjang Rachel. Ikat rambutnya baru saja terjatuh saat hendak di rapikan.

Raka datang dengan segelas kopi hangat yang dia bawa dari dalam. Dibalkon hanya ada mereka berdua masih dengan seragam dokter karena mereka masih ada jadwal malam.

"Minumlah selagi hangat"

Rachel meniup kopi itu sebelum meminumnya. Angin bertiup semakin kencang hawa dingin mulai terasa, bahkan kopi hangat itu berubah menjadi dingin dalam beberapa menit.

Raka berniat mengambil sebuah selimut dari dalam.

"Tidak perlu, aku suka angin malam" seakan tau dengan apa yang akan dilakukan oleh raka.

Raka tersenyum "apa sudah bisa ditebak?"

Rachel mengangguk "aku juga tidak bisa terus menerus menerima kebaikanmu"

Senyuman hangat di wajah raka memudar "apa maksudmu"

"Maafkan aku.. aku"

"Hentikan.. aku ingin kamu memikirkannya terlebih dahulu"

Rachel semakin lega melihat respon raka yang sepertinya atau setidaknya sudah tau dengan maksud ucapan yang akan dia lontarkan.

"Aku sudah banyak berfikir sepertinya ini keputusan terbaik"

"Jangan katakan apapun"

"Raka"

Raka belum siap, dia tidak ingin berpisah. Walaupun dia tau gadis di hadapannya bukanlah gadis normal tanpa kekurangan seperti yang dia fikirkan sejak awal. Tapi pesona dan perasaan Raka tidak berubah sama sekali, Rachel tetaplah gadis yang membuat jantungnya berdegup kencang.

"Aku harus segera pergi, aku ada jam malam" berbohong untuk lari dari rachel.

Sepertinya memutuskan hubungan tidak semudah drama di TV. Menyakiti hati orang tidaklah mudah.

Rachel kembali masuk setelah mendapat alarm darurat. Rupanya baru saja terjadi kecelakaan beruntun yang berjarak 1 km dr lokasi rumah sakit.

Ada 10 korban luka-luka dan 5 korban dengan luka berat, rachel harus lembur, dan tidak bisa membalas pesan anggi.

###

Suara ketukan pintu membuat anggi bergegas mengira paket pesanan onlinenya tiba, dia membuka pintu dan melihat seorang laki-laki dengan topi hitak dan masker menunduk dan menerobos masuk.

"Aku membawakanmu oleh oleh"

"Marco kamu sudah kembali?"

Laki laki itu melepas topi dan maskernya "aku membawakannya dari paris"

Anggi membuka hadiah itu, sebuah tas mewah yang diincarnya sejak dulu "kamu memberikannya padaku?"

"Tentu saja"

"Oh iya kamu kesini sendirian kan? Aman?"

"Tenang aja aman.. aku ahlinya"

Anggi bisa bernafas lega, "gimana syutingnya?"

"Lancar aja, cuman taulah, vanessa (pemeran utama wanita) dia kan masih kaku, jadi rada susah buat genre romance"

"Ciee aku denger ada 2 kali adegan kiss, 1 kali adegan khemmm.... seneng nih" sambil meledek.

"Ih... ini cuman kerjaan doang gi, profesional"

"Sambil menikmati"

"Nggakyah"

"Alah kurang apa coba vanessa cantik, ramah lugu"

"Bukan tipeku"

"Terus tipemu?"

"Kamu"

Suasana canggung sejenak, memang sudah lama sejak marco menyukai Anggi, anggi juga tau tentang perasaan marco padanya namun anggi selalu tegas berkata tidak dan marco juga selalu menerima penolakan anggi dengan lapang dada.

"Tapi sorry kamu bukan tipeku" ucap anggi seperti biasa.

Marco berpura-pura tertawa untuk mencairkan suasana, sebelum pulang dia mengecek kulkas anggi untuk memastikan terisi lengkap.

Kemudian pergi, anggi kembali melihat arah jarum jam, setidaknya 3 jam sejak rahel tidak membalas pesannya, anggi membuka googlr crome untuk membaca berita terkini, dia melihat informasi terbaru mengenai kecelakaan yang terjadi beberapa jam lalu disitu anggi mengerti pasti rachel sedang kebanjiran pasien.

for bidden love 2 (i'm lesby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang