S2 : 01

670 70 15
                                    

Beberapa tahun kemudian.

"Appa, kemana papa? Bukankah tadi bilang akan datang?" tanya Soobin, ia bingung kenapa papanya alias Seokjin tidak bersama mereka.

"Appa juga tidak tahu sayang," jawab Jungkook sambil mengelus kepala sang putra yang sudah berumur 5 tahun, ia juga tidak tahu kenapa suaminya itu belum kunjung datang juga.

"Papa belbohong," ucap Soobin, ia belum bisa menyebut "R" dengan jelas.

Jungkook berjongkok di hadapan Soobin untuk mengsejajarkan tingginya, "Tidak sayang, papa tidak akan bohong, mungkin papa sedang menyelesaikan sesuatu," balasnya sambil tersenyum dan tangannya mengelusi kepala Soobin dengan sayang.

"Benalkah?" tanya Soobin dengan mata yang mengerjap lucu.

Jungkook merasa gemas, ia pun mengusak rambut Soobin sejenak, "Iya sayang," jawabnya sambil tersenyum, setelah itu ia menarik tubuh Soobin dan memeluknya.

"Appa baik baik saja?"

Jungkook tersenyum, ia sedikit tersentuh mendengar putranya itu menanyakan keadaannya hanya karena memeluknya saja.

"Appa baik baik saja, hanya ingin memeluk Soobinie."

"Papa!"

"Hm?"

"Papa datang!"

Jungkook pun melepaskan pelukannya, ia berbalik dan benar saja suaminya itu sedang berdiri di hadapannya sambil tersenyum manis padanya.

"Hai sayang."

"Daddy!" tanpa berlama lagi Jungkook pun bangkit dan berhambur memeluk suaminya erat.

"Aku pikir kamu tidak akan datang."

"Mana mungkin aku tidak datang di hari wisuda suami tercintaku ini."

Chup

Seokjin mengecup sekilas kepala Jungkook.

"Papa...appa..." panggil Soobin dengan nada sedih, ia merasa sedih karena merasa di abaikan oleh kedua orang tuanya.

Seokjin melepas pelukannya dengan Jungkook, "Aigo...jagoan papa terlupakan ya, kemarilah," pintanya dengan merentangkan kedua tangannya dan posisi berjongkok.

Tanpa berlama lagi Soobin pun menghampirinya dan masuk ke dalam pelukan papanya, Seokjin pun kembali berdiri dengan Soobin di gendongannya.

"Aigo Soobinie sedih, hm?" Tanya Seokjin saat menyadari raut wajah putranya itu terlihat merengut sedih.

Soobin mengangguk anggukkan kepalanya.

"Haha maafkan papa ya, papa lupa kalau disini juga ada Soobinie," ucap Seokjin, ia sedikit merasa bersalah karena tadi sempat mengabaikan putranya karena berpelukan dengan suaminya.

Chup

Ia mengecup sekilas pipi gembul Soobin, "Binie mau kan memaafkan papa?" tanyanya dengan lembut.

"Soobin akan memaafkan papa kalau papa nanti ajak Soobin jalan jalan," jawab Soobin dengan suara lucunya.

Seokjin terkekeh sejenak mendengar persyaratan dari Soobin agar dirinya di maafkan, "Baiklah, nanti papa bawa Soobin jalan jalan. Mau kemana, hm?"

"Ekhem," tiba tiba Jungkook berdehem, raut wajahnya sudah terlihat tidak bersahabat.

Seokjin menoleh pada suaminya itu, "Aigo bayi besarku juga marah, hm?" tanya Seokjin sambil tersenyum.

"Tidak," jawab Jungkook dengan ketus.

"Kalau seperti ini, tidak mu berarti iya."

"Terserah."

Seokjin terkekeh, ia pun merentangan satu tangannya, "Kemarilah bayi besarku, sini daddy peluk," ujarnya.

I Married with My Teacher [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang