20

897 73 11
                                    

"Untuk apa kamu menikahiku huh? Apa tujuanmu menikahiku? Untuk apa kamu menikahiku kalau ujung ujungnya kamu selingkuh dariku huh? UNTUK APA KAMU MENIKAHIKU KALAU UJUNG UJUNGNYA KAMU SELINGKUH?!! Hiks...."

"Sakit Kim Seokjin hiks....hatiku sangat sakit hiks...." Jungkook memukul mukul pelan dada suaminya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya meremat bajunya sendiri di bagian dada kirinya, kepalanya ia tundukkan.



*****



Tubuh Jungkook merosot ke bawah dan berakhir berlutut di hadapan Seokjin, dengan cepat Seokjin merubah posisinya jadi berjongkok di hadapan suaminya.

"Sudah selesai marahnya, hm? Sudah selesai nuduh nuduhnya?" Tanya Seokjin dengan lembut sembari mengelus lembut kepala suaminya.

Jungkook tidak menjawab, ia hanya menangis dan terisak dengan kepala tertunduk.

Seokjin menarik tubuh Jungkook lalu mendekapnya, tangannya mengelus kepalanya dengan lembut.

"Aku tidak selingkuh sayang, kamu salah paham, wanita itu bukan selingkuhanku." Ujar Seokjin dengan lembut.

"Lalu hiks...siapa?"

"Dia temanku sayang, dia teman dekatku saat SMA, namanya Kim Jisoo. Kita berdua memang sangat dekat sejak kelas satu SMA, bahkan saking dekatnya teman temanku selalu mengira kalau kita ini pacaran."

"Benarkah? Hiks.... Kamu tidak bohong kan? Hiks...."

"Tentu saja tidak sayang, untuk apa aku berbohong. Aku ini benar benar sangat mencintaimu, hatiku ini sepenuhnya hanya milikmu, dan di hatiku ini hanya ada kamu seorang, tidak akan pernah ada yang lain. Aku tidak akan pernah selingkuh darimu, sampai kapanpun."

"Janji?"

"Iya sayang, aku janji. Kamu tahu kan aku selalu menepati perkataanku?"

Jungkook menganggukkan kepalanya.

Chup

Seokjin mengecup sekilas pucuk kepala Jungkook, "Maaf aku sudah membuatmu curiga dan salah paham, maaf juga aku sudah menyakiti hatimu." Ujarnya dengan lembut dan tulus.

"Maafkan aku juga sudah menuduhmu dengan yang tidak tidak." Balas Jungkook.

"Tidak apa apa, aku mengerti. Kita duduk di sofa yuk, kakiku pegal kalau jongkok terus."

Jungkook terkekeh, "Ahjussi tua cepat pegalnya ternyata ya, hihi."

"Iya makanya kita duduk di sofa ya."

"Baiklah ahjussi."

Seokjin hanya tertawa pelan mendengar suaminya itu mengejeknya dengan ahjussi. Mereka pun duduk di sofa di ruang keluarga rumah mereka.

"Tadi saat aku marah marah dan menuduhmu, kenapa kamu hanya diam saja? Kenapa tidak marah balik padaku?" Tanya Jungkook penasaran.

"Kalau aku ikut emosi dan marah, masalahnya tidak akan selesai selesai, yang ada nanti kita akan terus berdebat dan mungkin mengeluarkan kata kata yang menyakitkan hati. Jadi lebih baik aku diam dan membiarkanmu mengeluarkan semua kekesalanmu dulu, setelah kamu selesai barulah aku akan menjelaskannya dengan baik baik. Takutnya kalau aku ikut emosi dan marah, aku malah menyakitimu, misalnya menamparmu, memukulmu, jadi lebih baik aku mengalah saja dan membiarkanmu marah marah padaku, aku tidak mau menyakitimu." Jawab Seokjin panjang lebar.

Jungkook berhambur memeluk Seokjin dengan erat, "Maaf aku sempat meragukan cintamu padaku." Ucapnya.

Seokjin tersenyum dan memeluk balik suaminya, "Tidak apa apa, aku memakluminya. Kalau aku berada di posisimu, aku juga pasti akan berpikiran yang sama sepertimu." Balasnya.

I Married with My Teacher [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang