S2 : 28

401 52 11
                                    

"Ah iya hyung, jangan katakan pada papa kalau aku ingin lompat kelas ya."

"Baiklah anak nakal, hyung tidak akan mengatakannya padanya."

"Ok sip, ah aku semakin menyukai hyung."

"Mwo?!"

"Ah bukan suka yang itu, tapi suka ya suka, suka hyung karena bisa di ajak kerja sama, jangan salah paham, aku tidak gay hyung, aku normal menyukai perempuan."



*****



"Iyakah? Lalu, apa kamu sedang menyukai seseorang sekarang?"

"Tidak, tidak ada yang cocok denganku di sekolah ini, mereka semuanya bukan seleraku."

"Lalu yang bagaimana seleramu itu?"

"Yang cantik tentunya, terus yang pintar sepertiku, jago masak, bisa melakukan pekerjaan rumah, dan yang penting bisa memuaskanku."

"Mworago? Memuaskanmu?! Yak beraninya kamu mengatakan hal seperti itu di umur segini?!"

"Apa yang salah? Yang aku maksud memuaskan misalnya saat aku ajak jalan dia mau, aku ajak makan dia mau, aku ajak olahraga dia mau, aku ajak main ke rumah bertemu dengan papa dan appa mau, dan bisa menerima keluargaku apa adanya. Dan yang paling penting bisa menyayangi dan mencintaiku dengan tulus dan sepenuh hati. Apa itu salah?"

"Eoh? Ti-tidak kamu tidak salah, yang salah pikiran hyung saja."

"Mmm baiklah, ya sudah aku akan tidur dulu, jangan menggangguku."

"Ya ya tidurlah sepuasmu, kenapa tidak pulang saja sekalian."

"Memangnya boleh?"

"Katakan saja hyung mengizinkan."

"OK!!" Soobin pun beranjak dan langsung berlalu pergi begitu saja tanpa pamit pada kepala sekolahnya itu.

Seungho hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya, "Seokjin hyung, anakmu ini sangat pintar tapi terkadang dia tidak sopan dan nakal juga," gumamnya.

Soobin segera membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas, teman temannya hanya menatapnya dengan heran, setelah itu ia membawa tasnya dan berlalu pergi dari kelas.

"Mau kemana dia? Apa dia pulang?"

"Hyaaa enak sekali ya, dia pasti habis menemui kepala sekolah barusan dan di izinkan pulang."

"Keluarganya memang tidak normal, tapi dia hidup dengan enak, bisa bebas melakukan apa saja, dan orang tuanya tidak memarahinya."

"Aku iri padanya."

Saat tiba di gerbang depan sekolah, ia tidak di tahan oleh satpam, yang ada satpam itu langsung membukakan pintu gerbangnya, Soobin tersenyum padanya. Ia di jemput menggunakan mobil oleh supir pribadinya yang di pekerjakan oleh papanya, ia pun masuk ke dalam mobil di belakang.

"Ahjussi, antarkan aku ke perusahaan papa, kalau pulang sudah pasti aku akan di marahi appa," ucap Soobin.

"Baik tuan muda," balas sang supir, ia pun melajukan mobilnya pergi dari lingkungan sekolah.

-----

Soobin memasuki gedung perusahaan papanya sambil menggendong tas pada satu bahunya, ia selalu di sapa oleh para karyawan disana dengan bungkukan badan, ia pun balas membungkukkan badannya sedikit sambil terus berjalan.

"Hyung, apa papa ada di dalam?" tanya Soobin pada Bogum, asisten Seokjin.

"Ne, Seokjin-nim ada di dalam," jawab Bogum.

I Married with My Teacher [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang