Sepertinya kejadian di kantin tadi adalah hal yang memalukan bagi Fira, sungguh reputasinya yang ia jaga hancur begitu saja karena teriakan melengking dari Zahra saat melihat Fira makan bakso mengunakan sedotan.
Ayolah malunya itu sampai jadi pusat perhatian banyak orang di kantin, apalagi mengingat di kantin tadi begitu ramai, Fira sungguh malu sekali di tambah Gus Fadlan juga malah memperhatikan Fira tadi.
Dan kini Fira berada di kamar mandi ,baru saja pulang dari mengaji dan langsung membersihkan badannya yang terasa begitu lengket karena padatnya aktivitas.
"Asli si Zahra bikin malu,"kesal Fira terus mengoceh tak jelas.
"Kan bisa nggak usah pake teriak huaaa Bunda Fira malu,"ujarnya dengan sedikit kesal dan menatap pantulan dirinya di cermin.
"Baru sadar kalau Fira duplikat Abah banget wajahnya tapi sifatnya nggak ada miripnya sama sekali sama Abah, ehhh ada sih gengsi, sifat gengsi Fira turun dari Abah kalau kata Bunda,"kekehnya pada dirinya sendiri. Fira pun akhirnya keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut basah, sebelum keluar dari kamar mandi dia keluar kamar memastikan tidak ada Gus Fadlan di sana.
Setelah memastikan tidak ada Gus Fadlan didalam kamar Fira pun memberanikan diri keluar tanpa mengenakan hijab, dirinya mau mengeringkan rambutnya yang masih basah karna hari ini dirinya baru saja mandi wajib yang di lakukan setiap bulannya.
Fira pun langsung menyisir rambutnya dengan telaten, jika membayangkan rambut Fira yang lurus dan panjang kalian salah .rambut berwarna coklat gelap itu hanya sepanjang pundak saja, walaupun dulunya dia memang menyukai rambut panjang namun karna satu hal dia membenci rambut panjang.
Jadi jika sudah panjang melebihi pundak Fira akan memotongnya.
Ceklek
Pintu kamar terbuka menampilkan Gus Fadlan yang baru saja masuk ke dalam kamar dengan penampilan yang masih sama setelah pulang shalat Ashar tadi.
Gus Fadlan sedikit terkesima dengan penampilan Fira yang tidak memakai hijab dan ini baru pertama kalinya dia melihat Fira tanpa mengenakan hijab.
Dia pun langsung berusaha menormalkan rasa terkejutnya dan memilih untuk duduk di tepi kasur memperhatikan Fira.
"Gus Fadlan ko nggak ngetuk pintu,"kesal Fira lalu hendak meraih khimar yang ada di atas kasur namun Gus Fadlan langsung mencegah.
"Rambut kamu masih basah, keringkan saja dulu,"kata Gus Fadlan, Fira terdiam dan menundukkan kepalanya membuat Gus Fadlan sedikit merasa heran.
"Kenapa ?"tanya Gus Fadlan heran.
"Emang boleh ya Fira nggak pake hijab di depan Gus Fadlan. Gus Fadlan nggak marah?"ujar Fira balik bertanya membuat Gus Fadlan mengangguk mengiyakan dan menyuruh Fira untuk duduk di sampingnya.
Fira pun menurut dan duduk di samping Gus Fadlan.
"Boleh siapa yang melarangnya, bahkan itu pahala bagi kamu karrna memperlihatkan mahkota kamu kepada saya,"jelas Gus Fadlan, Fira tahu itu hanya saja mengingat kembali bagaimana hubungan ini terjadi membuat Fira menjadi ragu.
"Tapi Fira ragu aja ,"jujur Fira.
Gus Fadlan menatap intes ke arah Fira dan meminta penjelasan lebih detail maksud dari ucapannya,"maksud kamu?"
"Terjadinya hubungan kita yang terlalu cepat yang membuat Fira ragu, Fira ragu Gus Fadlan cuman main-main,"kesal Fira entahlah mengapa dirinya kesal sendiri dengan pikiran negatifnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDAYAH CINTA UNTUK ZHAFIRA (TERBIT)
Romance√\CERITA KE-2 ⚠️|SEQUEL TABIR CINTA AYYANA| •Kisah anaknya Gus Arghi yaitu Zhafira Istilah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya mungkin tidak berlaku bagi gadis bernama Zhafira Alaya Mukhtar, terlahir dari keluarga yang agamis tidak menjadikan Fira...