PranggGelas yang ada di tangan Fira tiba-tiba saja terjatuh membuat Gus Fadlan terkejut dengan respon Fira, sebenarnya ada apa ini kenapa Fira begitu ketakutan sekali mendengar ucapannya.
Gus Fadlan pun langsung menatap Fira dengan intes apa yang tidak dia ketahui tentang Fira, sebenarnya apa yang dia sembunyikan dari dirinya.
Melihat Fira yang sedang membersihkan serpihan beling yang pecah membuat Gus Fadlan langsung mencegahnya.
"Biar saya saja yang bersihkan, tenangkan saja diri kamu dulu!"kata Gus Fadlan membuat Fira diam dan enggan untuk menjawab ucapan Gus Fadlan namun dia tetap membersihkan serpihan beling itu dan tidak mendengarkan ucapan Gus Fadlan.
Hingga akhirnya tangannya terkena serpihan beling itu, dan meringis karena jarinya tergores oleh beling.
"Apa saya bilang Fira, lihat jari kamu kena kan,"omel Gus Fadlan sambil memegang tangan Fira dan menghisap darah yang keluar dari jari Fira.
"Cuman luka sedikit aja Gus, Fira nggak papa kok,"jawab Fira Gus Fadlan tidak mendengarkan ucapan Fira dan malah beranjak mengambil P3K.
Dengan telaten Gus Fadlan memasangkan plaster di jari Fira tanpa menatap wajah Fira sama sekali entahlah dia begitu kesal karna Fira masih saja tidak terbuka padanya .
Fira yang melihat itu pun tanpa sadar tersenyum senang dengan perlakuan Gus Fadlan padanya, dia merasa begitu di hargai oleh Gus Fadlan.
Peluk Gus Fadlan boleh nggak sih Bunda, ahh Fira baper Bunda.
Selesai memasangkan plaster pada jari Fira Gus Fadlan pun langsung segera membersihkan serpihan beling tadi dan membawanya keluar.
Sedangkan Fira terdiam dan larut dalam pikirannya, dia ragu apakah harus Fira ceritakan kepada Gus Fadlan atau tidak, tapi Fira masih takut untuk menceritakan semuanya.
Lukanya masih membekas sampai sekarang, bahkan sekarang dia sudah tidak ingin mengingat itu semua tapi semesta seolah tidak memperbolehkan Fira melupakan luka itu.
"Fira?"panggil Gus Fadlan membuat Fira menoleh dan menatap balik Gus Fadlan.
"Bagaimana kamu mau ?"tanya Gus Fadlan kepada Fira membuat Fira menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Gus Fadlan.
"Fira nggak mau Gus,"tolak Fira dia tidak siap dengan permintaan Gus Fadlan padanya.
"Kenapa, lukisan kamu juga bagus Fira saya juga lihat kamu pernah membuat kaligrafi, kaligrafi buatan kamu saya pernah lihat di kamar kamu, terpajang dengan lukisan-lukisan kamu yang lain."Fira menoleh dan menatap tajam ke arah Gus Fadlan, berarti Gus Fadlan tahu kalau dia hobi melukis, ahh tidak hobi lama Fira lebih tepatnya.
Namun tetap pada pendiriannya dan menolak keras permintaan Gus Fadlan.
"Fira nggak bisa Gus,"tolak Fira lagi.
"Kenapa?Apa alasannya kasih tahu saya Alaya."Gus Fadlan sengaja memanggil Fira dengan sebutan Alaya, memancing agar Fira mau mengatakan yang sebenarnya.
Dan benar saja Fira langsung emosi saat Gus Fadlan memanggilnya dengan sebutan Alaya.
"GUS FADLAN,"bentak Fira pada Gus Fadlan.
"Fira nggak suka di panggil dengan sebutan Alaya, stop panggil Fira dengan sebutan itu Gus,"kata Fira dengan sedikit menaikan nada bicaranya tanpa sadar.
"Jaga nada bicara kamu, ingat suara kamu itu aurat Fira,"tegur Gus Fadlan membuat Fira diam dan tidak bersuara lagi .
Fira pun lebih memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan ini dan lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya di kasur lalu memejamkan matanya, dia bahkan tidur sambil membelakangi Gus Fadlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDAYAH CINTA UNTUK ZHAFIRA (TERBIT)
Romantizm√\CERITA KE-2 ⚠️|SEQUEL TABIR CINTA AYYANA| •Kisah anaknya Gus Arghi yaitu Zhafira Istilah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya mungkin tidak berlaku bagi gadis bernama Zhafira Alaya Mukhtar, terlahir dari keluarga yang agamis tidak menjadikan Fira...