adik kaka yang so sweet:)

267 19 2
                                    

Kini 3 pria muda sedang berada didalam ruangan menuansa abu-abu. Mereka sedang membicarakan hal yang amat sangat penting.

"Antum yakin rencana ini bakal berhasil?" tanya Dareen memastikan rencana yang sudah Zai buat.

"Insyaallah yakin" jawab Zai dengan pasti.

"Oke, berarti besok kita mulai oke?" tanya Kevin.

Zai dan Dareen mengangguk dengan pasti.

"Tapi antum siap kan menerima segala konsekuensi yang akan antum dapatkan dengan rencana antum ini?"

"Insyaallah ana siap"

"Oke kalau gitu, kami hanya mengikuti alur nya saja"

Tak lama ponsel Zai berdering, itu pertanda ada telfon masuk. Zai langsung mengangkat telfon tersebut saat tau siapa orang yang menghubungi nya.

"Astagfirullah, kok belum makan?" kaget Zai saat orang di sebrang sana bicara.

"Yasudah mana Hukma nya? Biar abang yang bujuk"

Tak lama Zai mendengar suara Hukma dari sebrang telfon, dan Zai langsung mengalihkan pada panggilan video.

"Dek, kok adek belom makan dari pagi?" tanya Zai lembut.

"Uma ga mau makan abang"

"Kenapa? Nanti kalau adek sakit gimana?"

Tak ada jawaban yang Hukma berikan, ia hanya diam tak berkutik.

"Dek adek tau kan kalau kita mencari-cari penyakit itu Allah akan apa? Allah akan marah sama kita, karna sama saja kita dzalim pada diri kita sendiri, adek kan sudah paham dengan itu, kok adek masih susah buat makan?" Zai masih dengan nada yang amat sangat lembut.

"Uma takut" lirih Hukma pelan, namun masih terdengar hingga telinga Zai, karna pendengaran Zai amat sangat tajam.

"Takut kenapa? Kan makanan itu umi yang buat, ga ada racun nya"

"Bukan itu bang"

"Lalu?"

"Uma takut sendiri disini, Uma pengen ketemu abang" jawab Hukma mulai menangis ketika mengingat kejadian beberapa hari lalu.

"Dek... Dengerin abang, adek kan di sana ada abu, umi, Akrom dan yang lainnya, bahkan para santri menjaga adek, walaupun ga ada abang, kan banyak yang jagain adek, jadi adek jangan takut lagi ya... Maafin abang, abang ga bisa pulang sekarang karna ada yang harus abang selesaikan disini"

"Tapi Uma pengen sama abang" tangis nya semakin deras.

Dareen dan Kevin ikut sedih melihat nya, sedekat itu ternyata Zai dengan Hukma.

"Adek jangan nangis oke, nanti abang pulang kalau sudah waktunya pulang, sekarang adek makan ya, biar Akrom yang suapin adek"

Hukma diam tak mengeluarkan suara apa-apa, ia masih menangis, hingga tangan mungil memeluknya dan menenagkan nya.

"Tth, udah jangan nangis lagi ya, abang kan lagi sibuk di sana, disini kan ada Akrom, umi, abu dan yang lainnya. Akrom siap kok membantu tth kalau tth butuh bantuan" ucap Akrom menenangkan Hukma sambil memeluk Hukma.

Zai yang melihat itu sedikit terharu dan sedih, ia tak menyangka jika adik-adik nya tumbuh dengan hebat, saling menjaga satu sama lain dan selalu siap siaga jika ada yang membutuhkan.

"Dek, udah ya makan dulu, Akrom yang suapin, jangan nangis lagi, kasian Akrom nya ikutan sedih" ucap Zai masih tersenyum, padahal dari lubuk hati Zai yang paling dalam ia juga sedih.

"Yaudah Uma makan"

"Gitu dong, itu baru adek abang yang paling cantik, jangan susah lagi ya kalau disuruh makan, awas aja kalau abang sampe denger kalau adek sakit, abang marah"

Arah bersamamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang