Clara semakin menggila

233 17 2
                                    

"Apa?!"

"Siapa yang telah melakukan hal seperti itu pada Hukma abu?!" tanya Zai kaget dengan menaikan 1 oktaf suara nya.

"Kakak.. Kamu yang sabar dulu yaa... Kamu jangan panik, semuanya pasti akan baik-baik saja"

"Bagaimana kakak ga panik bu, kalau adik kakak di teror oleh orang yang tidak memiliki perasaan sama sekali!" balas Zai lagi.

"Udah kamu jangan pikirin ini, semua ini biar abu dan sahabat-sahabat mu yang selesai kan,oke!"

"Nggak bu ga bisa!" kekeh Zai.

"Kakak...... Kakak selesaikan saja pendidikan kakak disana"

"Pokoknya hari ini kakak mau pesen tiket untuk pulang ke Indonesia"

"Kakak!" bentak abu.

"Berapa kali abu bilang, kaka fokus saja belajar di sana, masalah ini akan abu dan sahabat-sahabat abu yang selesaikan, kaka ga percaya kami bisa menyelesaikan semuanya? Iya abu tau kaka pasti khawatir kan sama Hukma dan kami di sini, tapi kaka tenang saja, keadaan Hukma sudah sedikit membaik, ada umi dan adik-adikmu yang menjaga nya"

"Tapi abu... Kaka khawatir dengan kalian, kaka ga bisa tenang dan fokus kalau kalian sedang ada masalah" jawab Zai mulai merendah.

Jujur Zai kaget ketika tadi abu membentaknya, walau tidak langsung hati kecil Zai tersentil, ini baru kali pertamanya abu menaikkan nada bicaranya.

"Iya kaka... Abu paham, tapi kalau kaka pulang ke Indonesia, nanti kaka ketinggalan materi-materi kuliah kaka lagi, udah yaaa... Tolong ngerti, kaka kan sudah besar, kaka di sana aja, nanti abu minta bantuan sama sahabat-sahabat kaka saja"

"Yasudah abu kalau gitu, kaka percaya sama kalian kalau kalian bisa menyelesaikan masalah ini, tapi kalau dalam jangka seminggu belum selesai, kabari kakak, kakak yang turun tangan sendiri"

"Iyaa kakak... Udah kaka yang fokus ya belajarnya, katanya kaka ingin jadi lulusan terbaik"

"Iya abu, kaka minta maaf udah kekeh pengen pulang"

"Iya gapapa, abu maafin, abu juga minta maaf ya udah bentak kaka tadi"

"Iya abu gapapa, kaka maafin, kaka juga yang udah mancing emosi abu"

"Yasudah kalau gtu udah dulu yaa, abu harus mengajar, kakak juga harus kuliah kan?"

"Iya abu, jaga kesehatan, salam buat yang lain, assalamualaikum"

"Iya kakak juga, waalaikumsalam"

Setelah menutup telepon, Zai duduk di salah satu kursi yang berada di taman kampus nya.

"Astagfirullah hal adzim, pantas saja perasaanku ga enak dari semalam, ternyata di rumah ku sedang ada masalah" monolog nya.

"Sekarang aku harus gimana?"

Tak lama Dareen dan Kevin datang menghampiri Zai.

"Assalamualaikum Slam" salam mereka berdua.

"Waalaikumsalam" jawab Zai.

"Bagaimana? Sudah menghubungi keluarga antum?" tanya Dareen.

"Alhamdulillah sudah" jawab Zai lemas.

"Antum kenapa? Kok keliatannya kayak lemas gitu? Ada apa? Keluarga antum baik-baik saja kan?" tanya Kevin.

"Keluarga ana sedang tidak baik-baik saja" jawab Zai.

"Ada apa?"

Zai pun mulai menceritakan kronologis kejadian di rumah nya tadi malam.

Arah bersamamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang