BAB 33

1.4K 103 1
                                    





Lion termenung sejenak dengan laporan dari temannya itu.
"Berapa yang hilang?"
"Dari semua gudang,jumlah barang yang hilang yang sudah kita ketahui sekitar lima ratus dua puluh tiga buah senjata api berbagai jenis.sedangkan barang lainnya berupa beberapa ratus paket peluru,beberapa paket belati dan beberapa kotak granat."

Lion mengangguk tanda ia memperhatikan penjelasan bintang.ia kemudian berpikir sejenak untuk menyusun sebuah rencana yang efektif.

"Perkiraan waktu hilang?"
"Barang barang itu hilang bersamaan dengan keluarnya barang saat kita menerima pesanan."

Leon menjawab pertanyaan lion dengan lugas.dirinya sudah mengecek beberapa file beserta jam keluar masuk barang di mana,hari itu adalah hari yang sama dengan menghilangnya beberapa senjata dan barang lainnya milik melanthius.

"Apakah ada tempat yang tidak terjangkau cctv?"
Lion masih menggali beberapa informasi agar tidak salah mengambil tindakan.ia berpikir dengan serius sembari matanya menelisik damian lewat kaca pembatas ruangan.dia terlihat asik dengan berkasnya di ruang sebelah.

"Hanya toilet dan ruang cctv."
Giliran kara menjawab dengan tegas.ia ingat betul tentang tata letak cctv di setiap gudang senjata milik melanthius.

"Pasang kamera tersembunyi dan perekam suara di ruangan cctv.biarkan hanya kita berlima yang tahu.dan jangan batalkan investigasi yang telah berlangsung agar tidak ada yang curiga."
Keempat pemimpin melanthius lainnya mengangguk setuju dengan usul lion.

Kelimanya lalu menutup rapat dengan sepihak.lion kemudian menghampiri damian di ruangannya.

"Besok pagi temani aku menuju ladang tembakau di ujung selatan markas."
"Baik tuan muda."

Lion berlalu pergi meninggalkan damian yang masih bergelut dengan berkas berkas yang menumpuk.ia berniat istirahat mengingat,ia tidak tidur sejak kemarin malam karena jadwalnya yang sangat padat.





Deburan ombak menjadi melodi yang pertama kali lion dengar ketika bangun tidur.lion kemudian bersiap menuju ruang makan untuk sarapan setelah sebelumnya ia mandi dan berganti pakaian.

Setelah sarapan,lion bersama damian msnuju hamparan kebun tembakau yang sangat luas.terlihat beberapa orang pekerja yang sedang memanen tembakau di awasi oleh seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahunan.

Melihat lion,pria itu tergopoh gopoh menghampiri atasannya.
"Selamat pagi ee tuan leon?"
"Dia tuan muda lion,alan."
Damian meluruskan perkataan orang yang ternyata bernama alan tersebut.

"Oh maaf tuan muda,"
Lion hanya diam tanpa menjawab karena matanya sibuk mengamati sekitar.ia mengamati perkebunan di depannya dengan alis berkerut.

"Damian?berikan padaku file luas kebun dan hasil panennya."
Damian menunduk sejenak dengan sopan.kemudian,ia menuju mobil untuk mengambil berkas yang diinginkan tuan mudanya itu.

Tak berapa lama,damian kembali dengan file yang lion minta.lion kemudian membuka file itu,mengamati file tersebut lembar demi lembar dengan serius.sesekali alis tebalnya berkerut menandakan ia tidak senang melihat laporan yang tertulis di depannya.

"Berapa lama kau di sini?"
"Saya baru beberapa hari tuan muda,karena mandor sebelumnya tiba tiba mengundurkan diri.karena hal itu tuan eno merekrut saya."

Alis lion berkerut semakin dalam mendengar penjelasan dari alan.ia benar benar terlihat tidak suka dengan laporan yang baru saja di dengarnya dan juga di bacanya.

"Damian?"
Damian yang paham dengan gelagat tuan mudanya itu kemudian mengambil alih introgasi pada alan.ia tahu bahwa tuan mudanya ini mengendus sesuatu yang tidak beres.

TRANSMIGRASI : EMPTY SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang