BAB 42

1.4K 109 0
                                    



"Semakin banyak penyerangan,apakah ini saatnya kita kembali walau bukti belum cukup banyak?"
Langit cukup khawatir dengan para menghuni mansion utama yang selalu saja diincar.

Mereka berpikir sejenak,memikirkan langkah yang harus mereka lakukan.mereka tidak boleh gegabah dalam mengambil sebuah keputusan.

Bukti yang mereka kumpulkan sebenarnya sudah cukup banyak namun,para melanthius belum cukup puas dengan itu.mereka masih mencari bebarapa bukti lagi yang sekiranya benar benar kuat untuk membungkam musuh.

Namun sebelum mereka puas bersandiwara,serangan demi serangan terus saja datang membahayakan mereka yang mendukung melanthius.khawatir? Tentu saja.mereka lebih khawatir keselamatan orang orang di sekitar daripada diri mereka sendiri.

Ruang keluarga seketika hening.mereka sibuk dengan pikiran masing masing.mereka berdiskusi dengan tenang dan kepala dingin.bagaimanapun,setiap langkah mempengaruhi rencana yang akan di lakukan.

Mereka berdiskusi dengan cukup serius.wajah tampan mereka menunjukkan keseriusan yang terlihat jelas di wajah masing masing.berbicara dengan serius sampai larut malam.

Setelah di rasa sepakat,mereka lalu pergi dari ruang kekuarga menuju kamar masing masing untuk beristirahat.tidur adalah hal yang menyenangkan bagi lima melanthius siblings.








Di lain tempat yaitu rumah sakit milik tuan adam,terlihat tuan adam yang sangat gelisah.bagaimana tidak,sudah hampir tiga minggu lion di rawat sedangkan dua minggu lebih empat teman lainnya berbaring koma.namun,kelimanya belum menunjukkan tanda tanda untuk sadar atau membaik.

Dia juga melihat vernon yang semakin kurus dan kuyu karena selalu menyalahkan dirinya sendiri.tuan adam bingung,ia juga khawatir dengan perusahaan milik melanthius yang sedang jaya jayanya.ia menjadi takut,perusahaan itu menurun kinerjanya karena hilangnya sang pemimpin sehingga,ia menawarkan diri untuk mengelolanya namun dengan tegas damian menolak.

Ia hanya ingin membantu kelimanya di saat mereka terpuruk seperti ini.tuan adam tidak tahu siapa saja musuh melanthius yang sedang mereka hadapi.ia bersimpati dengan pemuda yang di anggap adik oleh putranya.

Ia tidak tahu bahwa melanthius bisa terluka secara bersamaan seperti ini.anggota keluarga para pemuda itu juga sudah mencari bukti tentang kecelakaan yang menimpa para anak anak mereka namun,hasilnya masih nihil.

Ia bingung sangat bingung malah.ia tidak tahu bagaimana caranya agar pemuda itu bisa segera sadar dan membuka kedua mata mereka.lihatlah teman teman pemuda itu yang nampak sangat terpukul.lihatlah sang sekertaris melanthius yang terlihat kelelahan karena memikul beban besar.tuan adam frustasi.





Keluarga lima serangkai sedang berkumpul di ruangan khusus untuk menjenguk lima melanthius siblings.di tengah suasana mereka yang sedang parade melamun,suara ketukan pintu membuat mereka terperanjat.

Arka buru buru membuka pintu dengan penuh harap.di depan,terlihat dokter feri yang nampak tersenyum penuh arti.

"Selamat pagi tuan tuan,lima pemuda melanthius sudah sadar sekarang sudah di pindahkan ke ruang rawat."

Pancaran kebahagiaan tidak bisa mereka sembunyikan dari wajah masing masing.dengan senyum yang mengembang,mereka langsung menuju ruangan tempat lima melanthius di rawat.berjalan dengan panduan dokter feri,para keluarga tersenyum penuh semangat.

Sebuah ruang rawat super besar di buka menampilkan lima pemuda melanthius yang sedang tertidur.feri sengaja memberi obat tidur dosis rendah untuk kelimanya agar,akting mereka semakin realistis.

Para keluarga dan teman teman memandang kelimanya dengan intens.memandangi tubuh dengan nafas yang teratur dan wajah damai itu.wajah mereka terlihat pucat namun,tidak sepucat saat pertama kali kecelakaan.

TRANSMIGRASI : EMPTY SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang