BAB 40

1.3K 111 11
                                    



Matahari nampak masih malu malu memancarkan sinarnya.kicau burung menjadi alarm alami pagi ini.nampak,lima pemuda yang masih asik bergelung dengan selimut di kamar masing masing.

Bel pintu apartemen berbunyi membuat,lima pemuda itu mengeliat malas.mereka lalu melirik jam di kamar masing masing dengan mata yang masih setengah terbuka.pukul lima lebih tiga puluh menit ini masih sangat pagi bagi para melanthius yang pulang larut tadi malam.langit dengan langkah gontai keluar kamarnya,menuju pintu untuk melihat siapa yang datang pagi pagi.

Setelah melihat dari lubang pintu,ia tidak menemukan siapapun.karena merasa hanya orang iseng dan tidak penting,ia lalu kembali menuju kamarnya lagi untuk membasuh muka dan sikat gigi.

Tidak sampai sepuluh menit,langit sudah selasai kemudian bergegas menuju dapur untuk membuat sarapan.belum juga langit menyalakan kompor,bel apartemen kembali berbunyi membuat level waspada langit seketika naik.

Ia lalu bergegas menuju ruang tamu dengan membawa pistol.bisa ia lihat,empat temannya juga sudah di sana dengan membawa senjata masing masing.

Leon dengan hati hati menuju pintu lalu mengintip tapi,lagi lagi tidak terlihat seorang pun di sana.leon menatap teman temannya sembari menggeleng tanda ia tidak menemukan seorang pun di sana.

Insting lion yang tajam bekerja cepat.dia langsung menyuruh empat temannya menjauh dari pintu secepat mungkin.tepat setelah mereka berlima berlindung di tempat masing masing,suara alat penghitung mundur bom nampak aktif.

DUARR
Door dorr dorr dor dor
Suara ledakan pintu,tembakan dan derap langkah manusia langsung merangsek masuk menuju apartemen.mereka tetap diam tanpa pergerakan,dan dengan tenang tetap bersembunyi di tempat masing masing tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Suara suara itu perlahan menghilang digantikan,langkah kaki yang pelan dan teratur.di balik tebalnya debu ledakan,para melanthius bisa melihat laser senjata api yang bergetak kesana kemari,menyorot seluruh penjuru ruang apartemen.

"Dapur bersih."
"Kamar bersih."
"Kamar ke dua juga bersih."
"Balkon aman."

Teriakan teriakan dari orang orang bersenjata yang mengecek satu persatu ruangan menjadi panduan para melanthius untuk bergerak terampil menghindari mereka dengan tenang.

Mereka berlima menatap satu sama lain seperti memberi kode.kemudian,dengan perlahan,lima melanthius bergerak tanpa suara menuju jalur darurat yang di buat khusus dan tersembunyi berada di balik kabinet dapur.

Mereka mengendap endap,melangkah dengan hati hati menghindari laser senjata dan terus berusaha berjalan tanpa membuat suara agar musuh tidak bisa mendengar.

Dengan keterampilan mereka,para melanthius dapat pergi dari sana dengan selamat tanpa di ketahui musuh.mereka sepertinya harus berterimakasih pada tebalnya debu ledakan sehingga,mereka bisa melarikan diri dengan bersembunyi di balik tebalnya debu tersebut.

Jalan rahasia itu berupa lift yang langsung menghubungkan mereka menuju tempat parkir bawah tanah milik apartemen.dengan hati hati,lima pemuda melanthius mengamati sekitar tempat parkir dengan teliti agar tidak di ketahui musuh.

Setelah merasa aman,mereka lalu menuju mobil masing masing dan pergi dari sana dengan tenang.di tengah perjalanan,bintang menekan sebuah tombol yang ada di genggamannya.

DUAARRR
DUAARRR
DUAR
Setelah tombol itu di tekan,seketika apartemen milik melanthius langsung meledak dan terbakar menghapus semua jejak mereka di sana.mereka berlima benar benar terampil dan terlatih.

Lion melirik ledakan itu pada kaca sepion lalu tersenyum miring.lima mobil itu bergerak dengan kecepatan sedang menuju sebuah tempat yang sudah mereka persiapkan.mereka pergi dengan tenang dan santai seolah itu bukanlah hal yang besar.



TRANSMIGRASI : EMPTY SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang