BAB 22

2.2K 165 0
                                    







"A ampun tuan jangan sa sakiti saya"
Bintang tersenyum sinis mendengar penuturan orang di hadapannya itu.
"Setelah merusak acara makan malam kami kau meminta jangan di sakiti? Hell no! Aku sangat ingin mencincang tubuhmu."

Mendengar kata kata bintang membuat pria itu semakin menggigil ketakutan.
"A ampun tu tuan,sa saya di paksa."
"Siapa yang menyuruhmu?"
"Tuan vernon tuan"

Dahi kelima melanthius mengenyit heran.vernon?? Lelaki mantan narapidana itu sudah bergerak rupanya.

Dalam novel,vernon mulai memperlihatkan diri setelah ia menemukan jasad lion yang berada di pinggir sungai rentang waktu dua hari setelah lion memutuskan untuk bunuh diri.
Ia sangat terpukul dengan kematian lion karena sudah menganggap lion sebagai adiknya.ia menganggap lion adik karena vernon sudah lama menjadi pelanggan di cafe tempat lion bekerja dulu dan mereka sudah sering mengobrol bersama.

Vernon yang merupakan anak tunggal merasa bahwa lion adalah adik manis yang harus ia jaga.vernon merasa ingin melindungi lion karena lion terlihat rapuh.

Hal itulah yang membuat ia membalas dendam pada keluarga mahatama atas dasar kematian lion.ia mengira kematian lion ada sangkut pautnya dengan depresi karena kelakuan keluarga mahatama.tapi,kini lion masih hidup lalu untuk apa tadi ia menaruh racun pada minuman eric?

Lion menghela nafas frustasi bagaimana ia melupakan satu tokoh novel yang lumayan penting ini?

"Lalu siapa namamu?"
Jackson nampak bertanya dengan tidak sabar.ia benar benar ingin tahu siapa gerangan manusia yang sudah merusak momen tenangnya.

"Sa saya bian tu tuan."
Jawab lelaki itu dengan gugup kepalanya menunduk takut dan badannya bergetar hebat.
"Apa kau tau nomor ponsel vernon?"
Mendengar pertanyaan lion,membuat bian langsung mengangkat kepalanya kemudian mengangguk mantap.dengan suara yang masih bergetar,ia mulai menyebutkan sejumlah nomor ponsel milik ketuanya itu.

"Ck kenapa kau gampang sekali jujur? Alat listriku jadi tidak berguna.Baiklah kau tetap bersama kami sebagai jaminan." Ujar leon dengan dingin.

Mendengar penuturan leon membuat bian menoleh dengan gerakan patah patah pada sebuah alat yang berada di lengan kanan dan kabelnya terlihat menyambung pada alat di lehernya.
'Sial siapa mereka? Ini benar benar menakutkan' batin bian.








Pagi telah datang menandakan mereka harus memulai aktivitas rutin.tampak empat pemuda tampan bermarga melanthius sibuk membenahi barang yang mereka butuhkan.mereka akan mengerjakan misi yang telah di rencanakan tempo hari.

Tampak lucas yang sedang mengecek beberapa senjata serta pasukan yang akan bertugas sedangkan ansel tampak sedang memakai rompi anti peluru dengan diandra yang mengamati gerak gerik sang adik dengan intens.

"Kenapa adik kecilku yang manis sekarang berubah menyeramkan?"
Diandra berbicara sambil melihat ansel yang sibuk menata pisau lipat di celananya.

Ansel hanya tersenyum lembut pada kakaknya itu.ia benar benar merasa bersalah karena jauh dari ekspetasi sang kakak.
"Maaf"
"Jangan meminta maaf ansel.kau kini terlihat lebih hebat dari pada kakak." Ujar diandra sembari tersenyum cerah.sebetulnya,ia bangga dengan apa yang adiknya raih saat ini ansel terlihat menakjubkan.
Ibu dari ansel dan diandra tersenyum melihat dua putranya yang memiliki sifat bertolak belakang namun tetap rukun itu.

"Apa semuanya siap?"
Tanya lion pada ansel yang di jawab ansel dengan anggukan.ia lalu melihat pada diandra yang sudah terlihat rapi.
"Bersiaplah untuk keadaan darurat."
Diandra mengangguk.ia sudah mempersiapkan mental jika mansion melanthius membawa orang luka ringan dan siap meluncur jika harus langsung menuju rumah sakit kita pemimpin dan anggota terluka parah.

TRANSMIGRASI : EMPTY SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang