Copenhagen, musim dingin lima tahun yang lalu
Adalah Helene Skelgaard Finn, mahasiswa Københavns Universitet* yang bisa memasuki hati Fritdjof Møller. Gadis yang rutin datang ke Københavns Hovedbibliotek**, sering duduk di Democratic, kafe di dalam hall hovedbibliotek, dan memesan espresso. Hari itu Fritdjof sedang sedang menyusuri jalanan Krystalgade dan hujan turun tiba-tiba. Fritdjof memilih masuk ke Democratic untuk mengunggu hujan reda. Gadis yang menarik perhatiannya itu sedang duduk dengan buku yang dibiarkan terbuka dan tidak dibaca.
Gadis itu selalu duduk di bar stool di sudut yang sama di setiap kunjungannya, bar stool hitam yang menghadap ke jendela. Hanya memandang ke luar jendela. Membuat Fritdjof ingin tahu apa yang sedang diamati gadis itu. Jalanan Krystalgade tidak ramai, hanya dua tiga anak muda melintas, dan ada deretan sepeda milik pengunjung bibliotek di tepi jalan.
Dua orang gadis duduk di palang kayu, yang menempel di kusen luar jendela kaca Democratic, tepat di depan jendela yang sedang dipandangi oleh gadis itu. Fritdjof sudah menandai, gadis itu datang setiap hari Selasa dan Jumat ke Democratic.
Yang terlihat di mata Fritdjof adalah Helene gadis penyendiri—ya, hampir sama dengan semua orang sini, sering melamun—seperti dia memiliki kehidupan yang lebih menarik di dalam angannya, dan tampak rapuh, membuat Fritdjof ingin melindunginya.
Fritdjof sedang mencari Mikkel, sahabatnya, ketika dia melihat lagi gadis itu di kampus. Mikkel sedang menyelesaikan master di jurusan Biochemistry. Meski tahu di mana Mikkel biasa berada kalau sedang di kampus, tapi Fritdjof sedang memiliki rencana lain.
"Hej." Fritdjof menjajari langkah Helene dan menyapanya.
Walaupun Helene jelas-jelas menunjukkan bahwa dia terganggu, tapi Fritdjof tidak peduli.
"Apa kamu kenal Mikkel Kierkegaard?" tanya Fritdjof mengabaikan Helene yang semakin terlihat terganggu.
Tidak mungkin tidak ada wanita yang tidak mengenal Mikkel di kampus ini. Mikkel adalah future husband bagi semua mahasiswi di sini. Pemuda tampan, cerdas, dan bermasa depan cerah—anak itu sedang internship di perusahaan listrik besar di Denmark. Mikkel menikmati kepopulerannya itu dengan sangat baik. Dia membiarkan dirinya dikelilingi para gadis dan membawa mereka bergantian ke club setiap malam.
Helene mengangguk menjawab pertanyaan Fritdjof. Tentu saja kamu tahu, kata Fritdjof dalam hati.
"Yang mana orangnya?" Fritdjof ingin tertawa mendengar pertanyaannya sendiri. Bagaimana mungkin dia bertanya kepada Helene yang mana Mikkel? Dia dan Mikkel bahkan sudah berteman sejak mereka masih dalam kandungan ibu masing-masing. Mikkel adalah sahabat sekaligus saudara bagi Fritdjof. Kedekatan Fritdjof dengan Mikkel melebihi kedekatan Fritdjof dengan Frederik, kakak kandung Fritdjof sendiri.
Helene menunjuk ke arah Mikkel. Seperti yang sudah diduga Fritdjof, Mikkel sedang bersama dua orang gadis. Berbeda dengan Fritdjof, Mikkel sudah bertingkah seperti Don Juan sejak mereka masih sekolah menengah, saat usia mereka belum genap tujuh belas tahun. Fritdjof melirik Helene, yang hanya menatap datar ke arah Mikkel. Lalu gadis itu berlalu dari hadapan Fritdjof. Fritdjof tersenyum tipis, dia punya rencana lagi dalam otaknya.
***
"Kenapa tiba-tiba ikut ke sini?" Mikkel merasa heran Fritdjof ingin ikut ke Friday Bar***. Friday Bar-nya Biochemistry pula.
Fritdjof hanya tertawa dan mengangkat bahu, tidak ingin memberitahu Mikkel tentang rencananya. Mikkel pasti akan tertawa kalau tahu Fritdjof ke sini karena ingin menguntit seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DANISH BOSS
RomanceDari penulis A Wedding Come True dan My Bittersweet Marriage: *** Sebuah perjalanan dari belahan bumi utara menuju khatulistiwa, untuk mencari cinta. Berhasilkah ia mendapatkannya? *** Fritdjof Moller menempuh jarak lebih dari 11.000 kilometer, untu...