TYVE

38.2K 3.1K 55
                                    

Wajah Kana kembali memerah karena Fritdjof menatapnya sangat intens. His eyes observe and appreciate her, it makes her feels so special in his life. Cahaya temaram dan suasana hening di ruangan ini memberikan rasa yang berbeda bagi Kana. Hangat. Hanya ada dia dan Fritdjof di sini. Tidak ada apa pun atau siapa pun yang mengusik mereka.

"That's all what you have to do." Fritdjof tidak melepaskan pandangannya dari Kana.

"What?" Kana berbisik, hatinya berdebar-debar karena Fritdjof tidak pernah lepas memandangnya.

"Give me your heart and I'll give you the world." Fritdjof mengelus punggung tangan Kana."Velbekomme*!"

Fritdjof mulai makan dan itu membuat Kana sedikit lega. Hatinya sudah teraduk-aduk karena kata-kata dan tatapan mata Fritdjof.

Berapa besar peluangnya, dari tujuh miliar orang yang menghuni planet bumi ini, orang yang kita sukai juga memiliki perasaan yang sama? Saat ini keajaiban itu terjadi padanya. Dia duduk di sini dengan wanita yang memasak makan malam untuknya, wanita yang sangat cantik yang membuatnya tidak bisa berhenti menatap.

Fritdjof merasa dia bisa mati malam ini karena merasa terlalu bahagia. Dadanya bisa meletus karena tidak cukup mampu menampung semua perasaan bahagianya.

Tidak ada yang cacat dengan masakan Denmark yang dibuat Kana. Rasa sausnya mungkin tidak persis seperti yang dibuat ibunya—ibunya sendiri juga bukan orang Denmark. Tapi ini cukup mengobati kerinduannya akan keluarga dan negaranya.

***

"Kadang-kadang aku takut." Kana menggerakkan jemarinya di rahang Fritdjof. Rambut-rambut halus yang baru tumbuh di sana menggelitik jemarinya.

Fritdjof menghentikan tangan Kana dan menciumnya. Mereka duduk berpelukan di sofa di depan televisi, masih dengan cahaya lilin menerangi ruangan.

"Hmm?" Fritdjof menatap mata Kana.

Perasaan nyaman merayapi hati Fritdjof. Sejak Kana memberi kesempatan padanya untuk bisa masuk ke dalam hidup gadis itu, rasa nyaman tidak pernah lepas dari hatinya. Fritdjof mau menukar apa saja yang dimilikinya untuk perasaan ini. Perasaan yang hanya dirasakan saat dia bersama Kana.

"Because you are the best thing that's ever happened to me." Kana menyurukkan kepalanya ke dada Fritdjof. "Aku takut kalau suatu hari nanti harus kehilangan kamu."

"No, Kana." Fritdjof menyentuh dagu Kana, memaksa kepala Kana menghadap ke arahnya. Tidak akan dibiarkannya keragu-raguan mengusik kebersamaan mereka. Tentu saja Fritdjof akan melakukan apa saja untuk mempertahankan kebersamaan mereka selamanya. Hanya di sini, saat memeluk tubuh wanita yang dicintainya, Fritdjof melupakan semua kenangan buruknya. Hatinya yang dibiarkan beku, kini sudah mulai merasakan kehangatan.

"We will make it if we both are keep trying," kata Fritdjof meyakinkan Kana.

Kana tersenyum dan mengangguk, lalu dengan keberanian yang telah dikumpulkannya, Kana mendekatkan bibirnya ke bibir Fritdjof. Kana percaya pada janji Fritdjof.

***

Fritdjof duduk bersama Daniel siang ini. Pertemuan mereka setelah lima tahun tidak bertemu. Daniel pernah mendapat beasiswa di Københavns Universitet, Fritdjof bertemu dengannya saat Daniel bertanya bagaimana cara menuju Nørreport Station. Hanya begitu saja dan Fritdjof dengan senang hati membantu Daniel selama Daniel kuliah di Denmark.

"Kamu kerja di sana tadi?" Daniel tadi menjemput Fritdjof di kantor.

"Iya. Aku belum cerita ya?" Seingat Fritdjof, dia sudah pernah bilang ketika dia akan pindah ke kota ini.

THE DANISH BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang