FORTEN

40.2K 3.3K 52
                                    

Kana memasukkan dua potong daging sirloin yang sudah diolesi bubuk lada hitam dan garam ke dalam freezer. Lalu bersenandung pelan sambil membuat saus lada hitam. Berada di depan komputer atau di depan kompor sama-sama membuatnya bahagia. Tapi kalau disuruh memilih, Kana lebih suka di dapur daripada di kantor. Kalau di depan kompor tidak ada project manager yang menagih perkembangan progres pekerjaan Kana.

Malam ini berbeda. Kana akan memasak untuk project manager-nya. Semoga Fritdjof tidak cerewet seperti ketika mengomentari kebiasaan Kana yang melaporkan progres pekerjaannya saat waktu sudah hampir habis.

Kana membuka pintu ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Tepat waktu, Fritdjof masuk sambil membawa kantong kertas berisi apel. Sehabis berbelanja bersama Fritdjof waktu itu, Kana batal memasak makan malam untuknya. Malah Fritdjof menolongnya menghadapi Niel yang menjijikkan. Makan malam sebagai ucapan terima kasih sepertinya tidak ada salahnya.

"Kamu suka steak well done atau rare?" tanya Kana sambil mengeluarkan salad buah yang sudah dibuatnya. Kana termasuk orang yang menganut paham makan buah sebaiknya dilakukan sebelum makan nasi.

"Well done." Fritdjof menjawab sambil mengambil minum.

Kana memeriksa steak di panggangan, dan setelah sempurna, dia memindahkan ke piring. Saat Kana berbalik, Fritdjof sudah memakan habis salad buahnya. Orang ini makan dengan kecepatan yang mengagumkan. Tapi itu membuatnya senang, masakannya tidak sia-sia, dan Fritdjof menghargainya.

Kana sudah menggoreng banyak kentang, mengingat Fritdjof suka sekali makan kentang.

"Kenapa kamu suka makan kentang?" Kana melihat Fritdjof menyendok banyak kentang ke piringnya.

"Danes eats massive amounts of potatoes."

"Kamu orang Denmark?" Kana baru tahu.

Fritdjof hanya mengangguk menjawab pertanyaan Kana. Makan malamnya kali ini sangat istimewa, dia tidak ingin membuka mulut dan kehilangan kesempatan untuk menikmatinya.

"Apa orang Denmark hanya makan kentang?" Kana melihat Fritdjof menyendok kentang lagi. Sepertinya satu kilogram kentang bisa habis masuk perut Fritdjof saja.

"Potatoes, rye bread, herring, pastry, we eat everything. Tapi aku tidak menyangka kamu ingat makanan yang kusukai." Diam-diam Fritdjof merasa senang. Sekecil apa pun Kana memperhatikannya, di sudut hatinya Fritdjof merasa senang.

"Kadang-kadang aku suka menilai kepribadian orang dari makanan favoritnya." Kana mengangkat bahu.

"Then how's my personality?" Fritdjof ingin tahu.

"Prone to emotional instability, moodines, irritability, sadness, and...."

"Kamu sedang mengejekku, ya?" Bagi Fritdjof ini lebih terdengar seperti ejekan daripada analisis.

Kana tertawa. "No. But that's the deal. Kamu makan makanan berkalori tinggi karena kehilangan banyak energi akibat perasaan-perasaan negatif."

"You should help me to dampen my negative emotions with foods. Sering-seringlah mengundangku makan kalau begitu." Fritdjof mendapat ide bagus.

Kana semakin keras tertawa. Fritdjof bisa sekali mengambil kesempatan dalam kesempitan. Diledekin malah minta dimasakin.

"Aku tadi beli tiramisu, apa kamu mau?" Kana menawari Fritdjof.

"Apa kamu menawariku makanan manis hanya untuk membuktikan teorimu tadi?"

"Nggak. Ya sudah kalau nggak mau." Kana membawa satu potong tiramisu ke sofa depan TV.

Fritdjof menyusul duduk di sebelahnya, dengan tiramisu di tangannya, dua potong. Membuat Kana mencibir, memang dasarnya suka makanan berkalori tinggi.

THE DANISH BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang