Happy reading guys
...
"Kenapa kamu kaya gini?" menahan pergelangan tangan lelaki itu yang hendak pergi,Vana merasa tak terima di tinggalkan begitu saja di taman sekolah sendirian.
Menoleh sekilas,Zean menunduk lalu berkata "Emang kaya gimana?dari dulu kita memang asing kan?" ucapnya.
Alis Vana mengerut "Tapi kita dulu suka saling bercanda dan saling sapa,tapi sekarang?kamu noleh aja enggan ke aku"
Zean membalikkan badannya menghadap perempuan yang akhir-akhir ini mengusik pikirannya "Kita masih temenan Van,ga ada yang berubah" belanya
"Kamu berubah,kenapa kita cuma asiknya di WhatsApp doang?kenapa real life nya beda banget,kita seakan-akan ga kenal satu sama lain,dan kamu yang memulai nya"
Mendengar kata demi kata yang di lontarkan Vana,lelaki itu merasa bersalah "Tapi kamu bilang juga kan waktu itu mau mencoba lupain perasaan itu?kalau kita saling bicara lalu dekat,sama aja ga bakal bisa kamu lakuin sesuai ucapan kamu buat lupain aku"
Vana mendengus tak suka "Hey,kamu jangan bahas ucapan waktu itu"
"Loh kenapa? apa salahnya,kita bisa temenan tapi untuk dekat sama kamu,aku ga bisa Van" ucap Zean lalu berbalik melangkah pergi
Melihat Zean ingin meninggalkannya lagi, perempuan itu kembali melontarkan kata-kata nya "Ga bisa kenapa? apa karena kamu udah suka sama Akisra?"
Langkah Zean seketika terhenti "Aku ga pernah bilang aku suka sama Akisra,dan jangan libatkan dia dalam permasalahan kita" ucapnya tanpa membalikkan badan
"Kenapa ga boleh? Kamu takut ketauan suka sama dia? hey jawab jangan pergi gitu aja dugong" Vana geram saat Zean tak menggubris kata-katanya dan malah memilih pergi
Suara tawa tiba tiba hadir mengisi keheningan taman itu,Feska bertepuk tangan seakan baru saja menonton drama "Udah gua bilang,masih ada gua,lu yang kuat ya bestai" Ucap Feska mendudukkan bokongnya di samping Vana yang masih asik merenung
Mendengar ucapan sahabatnya itu,Vana mendengus "Lu nguping kan?"
"Bukan nguping,tapi nonton juga sih" Jawab Feska lalu menepuk pundak Vana tanda prihatin
Mendapat tepukan itu,Vana merespon dengan anggukan "Dari pada galau mending kita ngopi" Ajaknya lalu berdiri dari duduknya
"Ngopi mulu,ga sehat bego inget waktu juga masa iya ngopi setiap hari mana lebih dari tiga kali dalam sehari,jangan aneh-aneh deh lu"
Memutar bola matanya malas,Vana menarik tangan Feska dengan brutal menyeretnya meninggalkan taman "Buat ngilangin stres masalah tugas sama masalah percintaan gua yang ga mulus ini tuh"
"Auah lu kalo di bilangin ngeyel amat dah" Ucap Feska mengikuti langkah kaki Vana yang menyeretnya menuju kantin sekolah
...
Menyeruput kopi nya dengan nikmat,Vana merasa pikirannya lebih tenang saat ini "Tugas numpuk,mau komen tapi memang resiko anak sekolah gini,cinta-cintaan kaga mulus,eneg gua sumpah" celotehnya
Feska menggeleng mendengarnya "Sama Igam aja noh si badboy sekolah kita" tunjuknya di arah lapangan dengan jari tangan penuh minyak akibat memakan gorengan
Pas sekali posisi kantin sekolah mereka menghadap lapangan bola basket,cocok sekali untuk para kaum hawa yang suka menonton idola sekolah mereka tak terkecuali Feska tentunya
Mendadak Vana ingin mual mendengar nama Igam yang di katakan bad boy sekolah "Badboy dari Hongkong,najis amat dah kayanya yang nge fans sama dia pada katarak matanya"
"Alhamdulillah gua fans nya Zean bukan Igam" syukur Feska
Vana mendelik "Jangan bahas dia deh,ga mood gua anjirr" ucapnya kembali menyeruput kopi hitamnya
"Bercanda anjirr,Igam tetap di hati" ucap Feska lebay
"Eh tapi,kalo di kelas gua ga ngefans ya sama kutu kupret itu,cuma di lapangan doang soalnya seksy" Feska menggelengkan kepalanya saat pikirannya di penuhi oleh Igam yang mengelap keringat hingga memperlihatkan otot perutnya
Vana mendengus melihat tingkah Feska "Untung aja ya lu pernah liat roti sobek tu bocah,coba aja kalo kagak pasti ogah lu ngefans sama dia"
Feska terkikik geli "Lu juga,kalo ga liat roti sobek mereka juga ogah lu liat mereka main basket"
Tidak semua anak basket di sekolah mereka memiliki hal itu,jadi banyak sekali ciwi-ciwi yang suka hal-hal tentang roti perut contohnya saja Akisra
"YEY ZEAN,CEMANGAT AKU TAU KAMU BISA" teriakan menggelegar seperti terompet malaikat Israfil itu berhasil mengalihkan atensi Vana dan juga Feska
Dapat di lihat dari kejauhan,di seberang ujung lapangan yang di tempati mereka,ada banyak sekali kaum hawa yang menonton salah satunya Akisra yang berteriak histeris saat mendapati Zean mencetak angka
Feska dan Vana menutup telinga nya mendengar teriakan itu,begitupun para perempuan di dekat Akisra "Gimana ga budeg kalo tiap hari denger suara sangkakala mana kaga liat situasi lagi" cibir Feska
"Gua jamin yang deket sama dia pasti pulang sekolah ini langsung ke dokter THT" ujar Vana menatap kasian pada segerombolan orang yang sabar berada satu tempat dengan Akisra
Feska menatap nanar es batu yang sudah mencair pada es campur nya "Saking kuatnya suara terompet itu,es gua jadi terlupakan sampe cair" ujarnya lalu mengaduk-aduk es campur yang di sajikan dalam mangkuk itu dengan nanar
Vana mengangguk setuju "Kopi gua seketika ga ada rasanya Fes" ucapnya setelah menyeruput kopi hitamnya dengan ujaran dramatis
KAMU SEDANG MEMBACA
DEZEPI
Teen FictionEpilog tanpa Prolog Monolog tanpa Dialog "Kita berakhir tanpa memulai kisah ini" -Devana Greysavani "Belum waktunya,tunggu waktu itu tepat" -Zean Rajenvir *** Virtual nya asik,Real Life nya asing? Setelah confes ia tetap di cuekin? Itulah yang di a...