Happy reading guys...
......
Dengan kepala tertunduk Akisra menghampiri Zean yang masih berdiri jauh darinya.Embusan angin mampu menghalau sedikit panasnya matahari yang terik siang ini.Dengan langkah pelan seraya memegang erat kedua tali tas pink nya ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis menatap punggung lelaki yang memunggunginya
"Zean" panggilnya
Yang di panggil pun memutar balikkan badannya menghadap Akisra "Iya? mau pulang sekarang atau kamu mau sekalian ke toko buku atau kue gitu?" ucap Zean memaksakan senyumnya
Menggeleng pelan,Akisra masih tahan menundukkan kepalanya "Maaf" ucap perempuan itu lirih
Menaikkan sebelah alisnya bingung tanda bertanya atas ucapan perempuan di depannya ini,Zean pun menghembuskan nafasnya kasar
"Kamu ga salah,semua orang aja yang menilai tanpa tau gimana aslinya,udah ga usah di pikirin" tenangnya pada Akisra
"Bukan itu Ze,aku ga enaknya sama hubungan kamu dengan Vana" ucap Akisra dengan nada di buat semenyedihkan mungkin,tangan perempuan itu terulur menggapai telapak tangan Zean, menggenggam erat seakan meyakinkan bahwa ucapannya itu benar-benar betul adanya
Melipat bibirnya seraya berpikir tanpa menolak genggaman tersebut ia malah ikut mengeratkannya "Gapapa kok,ayo pulang"
Menggeleng menolak ajakan Zean,Akisra malah menarik lelaki itu menuju UKS,yang di tarik pun hanya pasrah mengikuti langkah demi langkah itu "Igam tadi sakit,kayanya lagi sama Feska di UKS"
"Loh? terus Vana pulang sama siapa?" tanya Zean
Tanpa di ketahui lelaki itu,Akisra memutar bola matanya malas "Ngga tau,udah ah mending jenguk temen kamu dulu ntar pas pulang kita cari cara buat kami baikan sama Vana" ucap Akisra
Zean mengangguk tanpa mau membalas perkataan perempuan yang sedang menariknya itu.Mau menolak tarikan perempuan ini pun ia tak bisa,ada suatu alasan kenapa ia harus begitu lengket bersama Akisra.Rumor apapun yang orang-orang buat,itu sama sekali tidak benar tapi ia tak bisa menyangkalnya jika sudah bersama Akisra.
"Lo? Vana mana??" tunjuk Feska bertanya saat mendapati Zean dan Akisra yang datang bukan Zean bersama Vana
Igam menolehkan kepalanya menatap keduanya di depan pintu UKS "Gua kira lu bakal dateng sama Vana ternyata sama si ular bersanggul" ucapnya
"Gam" dengan cepat Zean memperingati sahabatnya,karena Akisra sudah meremas pergelangan tangan karena takut di bicarakan tidak-tidak oleh sahabatnya
Berdecak sebal, Feska bangkit dari duduknya membantu Igam untuk ikut beranjak meninggalkan UKS "Sayang ayo pulang aja,nanti kalo kamu tetap di sini yang ada bakal ketularan virus terompet malaikat Israfil upsss....." ejek Feska
Igam mengangguk cepat lalu berbicara kembali kepada Zean yang masih tegak di depan pintu dengan tangan setia menggenggam erat seakan tak ingin berpisah dengan si ular bersanggul itu "Keterlaluan lu,awas kena karma Ze,gua sebagai sahabat udah selalu aja ngasih tau lu kalo mainin hati dua perempuan sekaligus itu dosanya gede"
"Gua pulang duluan,makasih udah mau jenguk walaupun gua ga terima yang di ajak malah di ular" lanjut Igam langsung berlalu pergi bersama Feska
Terdiam mendengar perkataan sahabat karibnya,Zean tiba tiba saja melepas genggaman tangan nya dengan sedikit paksaan karena tautan tersebut begitu erat
"Kamu pulang sendiri aja ya,aku ada urusan yang harus di selesaikan dengan cepat" tanpa menunggu jawaban dari Akisra, lelaki itu langsung pergi begitu saja meninggalkan Akisra seorang diri di UKS
....
"Van" ketika sedang asik bernyanyi seorang diri di halte bus,Vana di kejutkan oleh seseorang yang langsung saja merusak mood nya dalam sekejab
Dengan nafas tersengal-sengal,Zean segera duduk di samping Vana dan seketika perempuan itu bergeser menjaga jarak "Ngapain lo di sini?" sinis Vana
"Tambah ngerusak suasana aja" lanjutnya,Zean yang ingin menarik telapak tangan perempuan itu untuk di genggam namun belum sempat terjadi ia sudah mendapat tepisan terlebih dahulu
"Maaf"
Vana menoleh kearahnya lalu menghembuskan nafasnya dongkol "Ngapain minta maaf? minta maaf buat yang mana dulu nih? minta maaf atas segalanya?"
Zean mengangguk "Iya maaf buat segalanya,aku tau aku salah"
Menatap sinis perempuan itu langsung berkata "Ogah aja,males amat maafin orang tamak akan perempuan kaya lo"
Zean menundukkan kepalanya,ia sadar semua ini salahnya sedari awal ia sudah memberi harapan besar dengan memberikan perhatian lebih kepada Vana hingga perempuan itu menyatakan cinta padanya,tetapi ia juga tidak bisa meninggalkan Akisra yang sudah menjadi kewajibannya untuk ia jaga,ia sungguh keberatan dengan posisinya saat ini yang sedang di apit dua kubu,ia ingin memilih Vana tapi ia juga harus memikirkan Akisra walaupun terpaksa,ia sangat tak tega jika meminta Vana mengerti akan posisinya setiap waktu yang ingin memiliki perempuan itu tapi juga tak bisa melepaskan Akisra
"Ayo pulang" final Zean
"Naik motor lo?" tanya Vana
Zean mengangguk "Ogah,mending gua nunggu bus sampe sore dari pada duduk di jok motor bekas pantat semok nya si terompet,yang ada pantat gua gatel-gatel alergi akibat kuman sanggulnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEZEPI
Teen FictionEpilog tanpa Prolog Monolog tanpa Dialog "Kita berakhir tanpa memulai kisah ini" -Devana Greysavani "Belum waktunya,tunggu waktu itu tepat" -Zean Rajenvir *** Virtual nya asik,Real Life nya asing? Setelah confes ia tetap di cuekin? Itulah yang di a...