Gelendotan

28 7 6
                                    

Happy reading guys

...



Memalingkan wajahnya dari tatapan penuh tanya lelaki di depannya,Vana mendengus "Ngapain ngajak gua ke sini? penting banget?" tanya ya sembari mengalihkan perhatian menatapi sekeliling taman penuh bunga warna warni di dalam pot

"Lu gua? Kamu ga inget kata panggilan kita kan?" Ucap Zean

Terkekeh kecil Vana sedikit tak nyaman mendengar ucapan Zean "Kita? emang kita ini apaan? teman bukan,pacaran bukan,lu sama gua hanya sebatas sesama penghuni kelas setelah itu ga ada hubungan lebih kan?"

"Kita teman Van kalo kamu lupa"

Melirik sinis,Vana memainkan sepatutnya menendang kerikil kecil di dekatnya "Emang ada ya teman yang sok ga kenal di real life tapi di virtual nya deket? oiya memang ada sih tapi gua agak muak dan kaya gimana gitu ya"

"Van" tegur Zean maju satu langkah lebih dekat

Merasakan orang di depannya menambah gerakan mendekat ke arahnya otomatis Vana memberi jarak yaitu mundur "Ga usah sentuh gua" ucap Vana saat Zean ingin memegang telapak tangannya

Berdecak tak suka atas penolakan tersebut lantas Zean mengalihkan topik pembicaraan mereka "Oke fine,sekarang jawab aku"

"Apaan?" Tanya Vana dengan nada tak minat

"Kamu blokir aku? aku salah apa? coba sini jelasin kalo aku salah" ujar Zean

Mendengar hal itu,Vana merubah ekspresi wajahnya sedikit lebih tajam "Lu tanya salah apa? Mikir ga sih lu udah banyak buat gua ngerasa di bohongin selama ini? ngerasa ga lu?" tuntutnya

"Van" panggil Zean langsung memegang kedua pundak Vana

"Aku ga pernah bohongin kamu,kamu salah paham" lanjutnya

Berdecak malas,Vana menepis tangan jahannam itu "Akisra contohnya,ga usah gua jelasin juga lu bakal tau kan"

"Aku ga pernah ada hubungan sama dia,aku sama Akisra cuma temenan dan ga usah bawa bawa dia Van,maafin aku" ucap Zean memohon

"Di saat gini aja lu masih belain si terompet" lirih gadis itu yang tak di dengar Zean

Zean mengulurkan tangannya tanda mengajak bersalaman "Ayo baikan,maafin aku dan buka blokir nya ya aku khawatir"

"Oke fine gua maafin"

Berdecak tak suka Zean mempererat jabatan tangan itu "Aku kamu" tekannya

"Iya" final Vana saat mendengar bel berbunyi tanda jam istirahat kedua telah selesai

...


"Udah gua duga bakal gini endingnya" ucap Feska memutar bola matanya malas

Berdecak kecil Vana memejamkan matanya sebentar sebelum mengeluarkan kata-kata mutiara indahnya "Gua ga tega gituin dia"

"Ya setidaknya sampe 3 harian lah minimal marahan nya"

"Ga bisa dong" tolak Vana mentah mentah

Dengan kesal Feska mencubit pinggang Vana sedikit keras "Katanya sakit hati pas di suruh ngejauhin lu nya kaga mau" delik nya

"IGAM,DI MANA ZEAN??" teriakan terompet membagi terdengar di telinga kedua gadis itu

Mendengus keras yang menjadi respon mereka berdua "Muak banget gua sama si terompet,bisa ga sih menghilang gitu sehari?" ucap Feska

"Mana centil amat lagi jalannya" periksa Vana saat Akisra melewati ia dan Feska dan kebetulan juga di beri sapaan sok akrab

Senyum manis palsu di berikan oleh gadis terompet yang berjalan menuju Igam "Halo sobat" ucap Akisra melambai-lambaikan tangannya

"Bangsat geli banget" umpat Vana yang tak di dengar Akisra yang keburu berjalan cepat menuju Igam

"Kaga tau anjir,kaga usah gelendotan ke gua ya bangke" sembur Igam tak jauh dari tempat Feska dan Vana duduk

Masih tetap pada posisi memeluk lengan Igam,Akisra tak menghiraukan ucapan lelaki itu "Kamu tau Zean ga? aku cariin dia dari tadi"

"NAJIS JAUH-JAUH LU DARI GUA,CARI SENDIRI SONO"

DEZEPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang