PROLOG

2.7K 124 1
                                    

Shania Gracia Harlan
Nilai rata-rata : 93,4
Peluang masuk : 97%

"Gue kuliah ga ya?" Gumam seorang remaja yang baru saja lulus dari jenjang sekolah menengah atas.

"Nanti kalo ga sanggup bayar gimana?"
"Papa mama keberatan gak?"

"Kak? Ngapain? boleh masuk?" Gracia tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara ketukan pintu yang tak lain merupakan mamanya, Nabilah Ayu.

"Iya ma, masuk aja ga di kunci kok"

"Kamu ngapain di dalem dari tadi?" Tanya Ayu sambil melirik ke arah Macbook putri sulungnya itu.

"Gre bingung ma, mau kuliah apa kerja aja" Balas Gracia dengan suara agak gemetar tak percaya diri. "Gre pengen kuliah di Jakarta" Sambungnya.

"Lhooo kok bingung? Ya anak mama harus kuliah lahh wajib, soal kerja kalo emang kamu bisa bagi waktu, kamu bisa kerja sambil kuliah" Ayu menunjukkan ekspresi seolah-olah mendukung segala langkah putrinya.

"Gre takut nyusahin" Gracia masih terlihat tidak percaya diri.

"Aduhh, itukan tanggungjawab papa mama buat kamu dan Gareth, gimana sih" Ucap Ayu menegaskan.

Gracia tersenyum senang mendengar ucapan mamanya itu, ia memang tau bahwa kedua orangtuanya sangat mendukung langkah ia dan adik laki-lakinya, Sharel Garetheo Harlan.

***

"Pa, Gre kan keterima kuliah di Jakarta, boleh ga... kalo Gre..." Ucap Gracia saat sedang makan malam bersama keluarganya.

"Oh yaa? Fakultas apa?" Tanya Pak Arvat Harlan.

"Kedokteran pa" Gracia tampak ragu karena ia sendiri tau bahwa fakultas kedokteran membutuhkan biaya besar sedangkan mereka hanyalah keluarga sederhana.

"Waduhh, bagus itu, kayaknya mimpi papa bakal terwujud deh punya anak dokter, di Jakarta kan? Kapan berangkatnya? Biar papa siapin segala pengeluaran buat kakak" Arvat terlihat sangat semangat ketika mendengar anak yang dulu ia kenal sebagai bocah tengil, sekarang sudah memilih tujuan hidupnya.

"Dihh, giliran ade mau beli PS ajaa, papa ndak siapin pengeluaran" Potong Gareth dengan wajah sinis bercanda.

"Sayaaaaanggg??" Balas Ayu merayu.

"Becanda ma hehe" Gareth tersenyum jahil ke wajah kakaknya, Gracia.

"Kalo kamu mau les bahasa Jerman papa bakal biayain" Sambung Arvat

"OGAHHH" Balas Gareth dengan ekspresi malas yang membuat Gracia tertawa agak kencang.

"Gre bakal ke Jakarta di awal bulan 8, Gre mau adaptasi sekalian cari tempat tinggal, tanggal 8 nya Gree mulai ospek." Potong Gracia di tengah canda tawa keluarganya itu.

"Siap My Queen, pokonya semua beres papa bakal siapin semuanya kamu lapor aja ya apa yang dibutuhin." Balas Pak Arvat masih dengan wajah bangga tak sabar melihat anaknya 'jadi orang".

***

Hari demi hari berlalu, tepat pada tanggal 1 Agustus, Gracia memutuskan untuk berangkat dari kota kelahirannya, Bogor ke kota masa depannya, Jakarta.

"Pa, Ma doain Gree ya?" Pamit Gracia, kini mereka semua sudah berada di terminal bus.

"Dek? Janji sama kakak, kamu harus dapet 10 besar tahun ini." Gracia melihat ke arah Gareth yang tampaknya sedang menahan tangisan. Tak heran, mereka berdua adalah kakak adik paling akur sedunia.

Gracia memeluk adiknya dan mengelus rambut adik kecilnya itu yang kini sudah menaiki jenjang SMA "Kalo kakak pulang, kamu harus nunjukin pesan kakak ke kamu".

"kak...." Belum sempat Gareth berbicara, Gracia memutuskan untuk naik ke bus karena ia tau, Gareth akan semakin sedih jika ia berlama-lama.

Kini, ia sudah dewasa, ia meninggalkan keluarganya dan berharap dapat kembali dengan sejumlah prestasi.

Walau, itu hanya halusinasi.

Ia memang anak yang pintar

dan juga

sedikit nakal

tidak, ia hanya nakal sebatas kenakalan remaja seusianya.

***
Bogor - Jakarta

Gracia memakan waktu hampir 2 jam perjalanan, ia tidak merasa ngantuk sekalipun.

Ia turun di terminal Jakarta, Ia sedang mencari seseorang yang telah ia kenal untuk menjemputnya, Tante Nabilah. Tante Bila merupakan teman mamanya yang tinggal di Jakarta

"Halo? Anaknya Ayu kan?" Sambut seorang tante muda cantik

"Eh iya tante, tante Bila ya?" Balas Gracia

"Iya, maaf kita agak buru-buru ya, kita beli makanan kamu, habis itu tante langsung antar ke kost baru kamu, toko tante lagi rame jadi susah buat keluar lama-lama"

"Siap tante"

***

"What? Seorang Shania Gracia udah bisa tinggal sendiri?" Gumam Gracia begitu masuk ke dalam kamar kostnya yang kecil dan hanya terdapat 1 kasur, 1 lemari, 1 meja kecil, untungnya ia mendapat kamar mandi di dalam.

Gracia membereskan seluruh barang bawaannya dan membersihkan dirinya. tak lupa Ia juga makan dan beristirahat sejenak dengan ponsel genggamnya itu.

"Kamu bisa bahagia dengan pilihanmu, bukan dengan takdir yang tiba-tiba datang padamu" Love u!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu bisa bahagia dengan pilihanmu, bukan dengan takdir yang tiba-tiba datang padamu" Love u!.

Can I Reach You? [ GreShan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang