Jumat, besok sabtu, besoknya lagi minggu.
05:00 Subuh.
Hari inu adalah hari pertama liburan semester 2 bagi Gracia. Itu artinya Shani telah lulus menjadi anak S1.
Mereka sudah menjalin hubungan selama kurang lebih 4 bulan. Bahkan teman-teman dekat Shani dan Gracia mengetahui hubungan mereka."Ci, kok kamu ga ketempat mami aja?" Gracia menoleh ke arah Shani yang sedang membereskan koper-kopernya. Mereka berdua berniat jalan-jalan ke kota lahir Gracia.
Shani menoleh dan menarik nafas berat "Males ah ge, apalagi kalo ketemu suaminya mami."
"Tapi dia juga papi tiri kamu ci" Sambung Gracia.
"Papi aku cuma Pak Natio Ge" Balas Shani.
"Iya yaudaa, uda selesai? Biar gak ketinggalan bus nanti..
Shani bergegas mengumpulkan tas bawaan mereka sekaligus oleh-oleh khas Jakarta untuk dibawakan kepada mama Gracia nanti.
***
Mereka menghabiskan kurang lebih hampir 3 jam karena jalanan yang padat hampir macat. Shani tertidur beberapa saat selama perjalanan sementara Gracia menikmati pemandangan sambil menggenggam tangan pacarnya itu.
"Ci, dah nyampe" Gracia menepuk-nepuk paha Shani.
Shani menarik nafas panjang karena badannya terasa kaku dan sakit akibat posisi tidur yang tak nyaman "Uda sampe ge?"
"Uda sayangg.... adek aku uda jemput.."
"Naik apa dia?"
"Mobil papi" Gracia menuntun jalan Shani yang masih kurang kesadaran.
"Udah punya SIM dia?" Tanya Shani.
"Belom, tahun ini buat" Balas Gracia
"Namanya siapa? Umur berapa?" Tanya Shani lagi dan lagi dengan wajah penasaran membuat Gracia lelah.
"Gareth, 17"
"Gareth apa?" Lagi.
"Ih ci bawel banget sih? Mau cici gebet? Pacarin? Aku masih idup loh." Sahut Gracia dengan nada lelah.
"Ya maappp..." Balas Shani.
Gracia dan Shani berjalan menuju parkiran dimana tempat orang-orang menunggu penumpang yang turun dari bus.
"KAKK GEE!!!!!" Terdengar teriakan remaja sehat dari ujung dengan mobil Innova nya.
Gracia yang sadar langsung menoleh dan menarik Shani sementara Gareth berjalan menuju mereka berdua untuk membantu membawa barang-barang kakaknya dan 'PACAR' kakaknya itu.
"Gar, ini Shani" Ucap Gracia pada adik tampannya itu.
Gareth tersenyum ramah pada Shani "Halo kak, ini Gareth"
Shani hanya tersenyum manis pada Gareth. Gareth melangkah duluan untuk menunjukkan jalan sementara Gracia dan Shani jalan di belakangnya agak lambat.
Gracia menepuk tangan Shani memberi pertanda.
"Kenapa ge?" Tanya Shani.
"Jangan ramah banget dong sama Gareth" Ucap Gracia dengan ekspresi judes nya.
"Loh kenapa? Kan adek aku juga.." Balas Shani heran
"Iya, tapi kamu cewe aku" Sambung Gracia.
Shani hanya tersenyum. Tangannya yang sedang merangkul bahu Gracia pun ikut mengelus-elus bahunya Gracia yang sedang kesal itu.
Gareth mengendarai mobil papanya menuju rumah membawa sepasang kekasih yang Ia sendiri pun tidak tau bahwa itu adalah kekasih.
Perjalanan memakan waktu sekitar 50 menit dengan kecepatan 60Km/Jam.
Gracia mulai tersadar dari tidurnya ketika mencium aroma gang rumahnya yang sangat khas. Entahlah, semua orang memiliki perasaan yang sama ketika mereka sampai ke gang rumah mereka.
Dari kejauhan terlihat papa dan mama Gracia yang sedang duduk menunggu sembari meminum segelas teh dan memakan beberapa kue kering di teras rumah mereka.
TONNN TONNN
Klakson mobil di bunyikan oleh Gareth dari kejauhan yang membuat orangtua mereka sadar akan kehadiran anak-anak mereka itu. Mereka langsung berdiri sigap menunggu Gracia turun dari mobil.
"Maa, Paa, Hehe" Sapa Gracia begitu keluar dari mobil sementara dilanjutkan oleh Shani yang keluar dari pintu yang sama. Langsung menunduk 20° dan tersenyum manis.
"Ini temenku, yang ku bilang mau ku ajak ke rumah" Sambungnya
Mereka berjalan menuju teras rumah mendekat ke orangtua mereka. Sembari Gareth yang mengangkat barang bawaan kakaknya itu untuk dimasukkan ke dalam rumah.
"Cantik ya.. Nama kamu siapa dek?" Tanya Nabilah Ayu, mama Gracia.
"Shani, Tante" Balas Shani.
"Oh asli Jakarta?" Sambung Nabilah
"Iya tan..."
"Satu kelas sama Gracia ya kamu??" Sahut pak Arvat, papa dari Gracia.
"Engga om, dia junior saya mah.." Balas Shani agak canggung..
"Wah bagus nih, Anak papa temenannya sama kakak senior, jadi dapat ilmu bagus dan bisa belajar sama kakaknya.." Arvat tersenyum legah dengan kalimat jitunya yang membuat situasi semakin canggung.
"Iya pa hehe... Ci Shani termasuk pinter loh.. murid teladan, anak BEM juga.." Sambung Gracia.
Shani menatap Gracia dengan tatapan tajam pertanda bahwa Ia sedang malu. Rasanya Ia sedang menyebut kalimat "Ge kok disebut segala" Dalam benaknya namun Gracia tetap biaa membaca isi pikiran pacarnya itu.
"Pa, Ma Ge mau istirahat dulu boleh sama Ci Shani, sekalian beres-beres... Ini ada oleh-oleh di unboxing bareng Gareth aja.. Kakak uda beli buat semua.. Kalo tas yang warna merah oleh-oleh dari Ci Shani.." Gracia menyerahkan kedua tas besar di atas meja mereka dan beranjak untuk menuju kekamaarnya sambil menarik tangan Shani. Shani menunduk dan tersenyum ke arah Pak Arvat dan Bu Nabilah sebagai rasa hormat dan sopannya.
Gracia menuntun Shani menuju kamarnya yang sederhana. Namun, aura dari kamar itu sangat sejuk dan membuat nyaman.
"Ci, kasurnya gak double bed, kira-kira muat gak ya? Atau kita tidur di karpet aja??" Tanya Gracia
"Hah, engga usah Gee. Kan bisa pelukan.." Shani tersenyum.
"Dih, panas tau ga.." Gracia mematahkan senyum Shani dengan bercanda.
"Nanti malem kita jalan-jalan sama papa mama Gareth ya ci.." Sambung Gracia.
"Iya sayang..." Shani berjalan mengelilingi kamar melihat foto-foto yang terpajang di sebuah rak buku. Ia melihat foto anak kecil yang sering Ia lihat beberapa belas tahun lalu. "Kamu lucu sejak kecil ya.." Pujinya.
"Oh jelas, cewe kamu kok" Balas Gracia dengan kepercayaan diri tinggi.
Shani langsung meliriknya dengan tatapan menyepelehkan.
"Kenapa? Gak terima lo dekk??" Balas Gracia dengan penuh tantangan.
"Dih, gajelas kamu" Sambung Shani. Ia berjalan menuju kasur Gracia dengan sprey bergambar bunga mekar ala emak-emak. Ia langsung melemparkan tubuhnya kesana dan menarik tangan Gracia lalu memeluknya "Bobo ya sayang..."
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Reach You? [ GreShan ]
RomanceI never expected us to meet again, but it was fate. I never thought I would fall in love with you. Tapi akhirnya aku pikir-pikir Kalo pun dunia gak ngasih kita buat bersatu, maka aku akan bawa kamu jauh keluar dari dunia. Aku harap bisa gitu. Aku...