Gracia masih berada di dalam hangatnya pelukan Shani. Rasanya sudah 1 tahun Shani memeluknya. Gracia melepaskan tangan Shani dari pinggangnya dan berbalik "Aku yang salah"
"Aku ga bermaksud ngebentak kamu, tapi itu tugas aku, dan aku harus jaga reputasi aku. Aku uda kena tegur sama Pak Eber karena banyak yang bilang kalo aku pilih kasih sama maba karena deket sama kamu." Shani berusaha menjelaskan panjang lebar. Rasanya sulit menelaah kalimat yang Ia ucapkan. Intinya, Ia tidak boleh terlalu dekat dengan Gracia. Itu yang di tangkap Gracia dari omongan Shani.
"Gapapa ci, aku ngerti, reputasi kamu penting"
Shani terdiam, Ia merasa sedikit salah berbicara. Sampai akhirnya Ia menyadari wanita yang berdiri di depannya mulai oleng. Mungkin ini efek dari minuman keras dan emosi Gracia yang meronta-ronta tadi.
Gracia hampir terjatuh namun dengan segera Shani memegang kedua lengan Gracia "Ge, istirahat dulu" Shani membawa Gracia ke tempat tidurnya yang hanya membutuhkan beberapa langkah saja.
Shani meletakkan tubuh Gracia di atas tempat tidur dan memperbaiki posisi bocah tengil dewasa itu.
"Ci, panas banget" Gracia sedikit mendesah karena merasa tidak nyaman. Suhu tubuhnya meningkat drastis akibat minuman keras.
Shani berniat melepas kancing baju Gracia namun tangannya di tepis oleh Gracia. Shani kesal dan memutuskan untuk naik di atas kasur dan duduk tepat di bawah perut Gracia dan membuka kancingnya mengisahkan tanktopnya. Ia mengipas-ngipas leher Gracia dengan tangannya "Gee ihh katanya kepanasan argh, aku juga kepanasan jangan gerak-gerak"
Gracia terlihat sangat mabuk. Anehnya minuman itu baru bereaksi beberapa menit setelah Gracia meminumnya.
Shani masih berada tepat di atas Gracia sambil mengipas-ngipas menggunakan tangannya. Ia perlahan mengantuk dan matanya mulai sayup.
"Eh astaga!" Shani tersentak akibat Ia merasa ada sesuatu yang berat di lehernya. Ia tersadar bahwa Gracia sedang mengalungi lehernya sekarang. Shani yang kebingungan itu karena tidak tau harus berbuat apa menjadi terpana memandangi wajah Gracia.
Perlahan wajah mereka semakin mendekat. Shani merasakan ada suatu hasrat yang menyelimutinya sekarang. Ia tidak tau bagaimana mendeskripsikannya. Sementara Gracia melakukan sesuatu dengan spontan karena Ia masih mabuk.
"Astaga Ge!" Gumam Shani ketika Ia menyadari bahwa bibir mereka telah bersatu sekarang. Shani hanyalah manusia biasa yang tidak bisa menahan situasi tersebut.
Shani mulai menciumi bibir Gracia dengan keinginannya sendiri. Bau alkohol masih terasa di bibir Gracia, sepertinya Ia minum cukup banyak. Shani mulai turun mencium leher Gracia dan menghisap aromanya. Ia benar-benar tak terkendali. Ia sangat menikmati perasaan tersebut.
TENGG TENGG TENGG
Shani terkejut karena sebuah mainan kecil di atas meja di sebelah kasurnya terjatuh akibat senggolan kecil dari Gracia yang mabuk.
Ia segera bangkit dan mengambil mainan itu.
"Tolol, ah gue abis ngapain coba?" Shani agak kaget sekaligus malu dengan perbuatannya 1 menit lalu.
Malam itu berlalu begitu saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
***
"Ge, aku kampus duluan ya, kamu istirahat aja badan kamu panas banget. Aku uda masakin roti, aku taro di meja. Jangan lupa makan, banyak istirahat"
Gracia membaca kertas yang terletak tepat di atas meja.
Ia memejamkan matanya lagi karena masih merasa pusing. Spontan Ia melompat dari kasurnya karena menyadari Ia sedang tidak berada di kostnya. ITU KAMAR SHANI ! "ASTAGAA!!" Gracia terlihat kesal karena tidak bangun lebih awal tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Reach You? [ GreShan ]
RomanceI never expected us to meet again, but it was fate. I never thought I would fall in love with you. Tapi akhirnya aku pikir-pikir Kalo pun dunia gak ngasih kita buat bersatu, maka aku akan bawa kamu jauh keluar dari dunia. Aku harap bisa gitu. Aku...