Sahabat III

12 8 2
                                    

Tiga hari pun berlalu, Audya tak kunjung sekolah. Lagi-lagi bu Susi bertanya pada Gaby kemana Audya dan jawabannya masih sama.
"ada yang tau rumahnya Audya? Sudah tiga hari dia tidak masuk" tanya bu Susi, semua murid pun menggeleng tidak tahu termasuk Gaby.

"anak itu sudah tau berada di semester akhir sekolah, kenapa tidak masuk juga" kata bu Susi menghela napasnya

Gaby bisa saja bertanya pada bu Susi alamat rumah Audya, tapi dia tidak ada waktu untuk kerumahnya. Karena sepulang sekolah ia harus les privat di rumah sampai sore hari.

Papanya jelas tidak akan mengizinkan Gaby mencari rumah Audya saat malam tiba. Jadi ia memutuskan untuk menunggu saja, siapa tahu besok Audya masuk sekolah.

Seminggu pun berlalu, akhirnya Audya masuk sekolah lagi.
"Audya, kamu kemana aja seminggu kemarin ga masuk dan ga ada kabar?" tanya Gaby saat memasuki kelasnya dan langsung menghampiri Audya

"sorry, Gab. Aku sibuk dan handphone ku rusak jadi ga bisa ngabarin" jawab Audya, matanya sembab seperti habis nangis.

"hei, kamu abis nangis?" tanya Gaby yang sudah duduk di bangkunya

"engga kok, aku semalam kurang tidur aja jadinya gini deh" jawab Audya sambil mengusap kedua matanya

'sorry, Gab. Aku bohong' batin Audya

Bel istirahat pun berdering, semua murid keluar kelas sibuk dengan urusan masing-masing.
"ayo, Dy kita ke kantin" ajak Gaby yang sudah berdiri

"aku ga lapar, Gab. Kamu aja sana" jawab Audya malas, ia lalu menangkupkan kepalanya ke meja.

"baiklah, kalau gitu aku juga ga ke kantin" putus Gaby langsung duduk lagi lalu mengambil novel dari tasnya dan membacanya

10 menit tidak ada percakapan di kelas, terdengar suara sesegukan dari Audya. Gaby pun memastikan suara itu dari Audya.

"Audya kamu nangis?" tanya Gaby khawatir namun tak ada jawaban darinya, tangisnya berhenti seketika.

Audya mengangkat kepalanya lalu menghapus sisa air mata di pipinya. Ia bangkit dan disusul Gaby.

"Dy, kamu mau kemana?" tanya Gaby semakin khawatir

Audya tidak menjawabnya, ia terus berjalan menaiki tangga sampai akhirnya mereka sampai di rooftop sekolah. Disana tidak ada siapapun hanya mereka berdua.

Audya menaiki salah satu pembatas rooftop dan berdiri lalu berteriak sekuat-kuatnya untuk menghilangkan beban dihatinya.
"Audya turun, hei. Kamu jangan macam-macam ya naik kesana" teriak Gaby

Audya tak menjawabnya dan kembali berteriak.
"Audya ayo turun, kamu kalau ada masalah bisa cerita ke aku. Jangan bunuh diri gitu dong apa lagi ini di sekolah"

Akhirnya Audya turun dari pembatas itu dan duduk di salah satu bangku panjang diikuti Gaby.
"kamu kenapa, Dy?" tanya Gaby

"Gab" panggil Audya bergetar lalu memeluk tubuh Gaby dan menumpahkan semua air matanya

Gaby tidak bertanya lagi dan membiarkan Audya menangis sepuasnya.
"Gab, orang tuaku bercerai" kata Audya melepas pelukannya dan menghapus air mata di pipinya

"apa? Jadi itu alasan kamu ga masuk seminggu kemarin?" tanya Gaby yang diangguki Audy, Gaby langsung mengelus punggung Audya.

"selain itu aku juga diusir dari kontrakan karena udah nunggak tiga bulan, Gab. Untungnya bu RT tempat tinggalku baik, dia menawarkan rumahnya untuk ditempati aku, ibuku dan kedua adikku. Dengan begitu, mau ga mau aku dan ibuku harus bekerja di sana" kata Audya mulai bercerita

"bapakku pergi entah kemana, dua bulan terakhir bapak kalau pulang selalu bau alkohol. Dia sering memukuli ibu dan terkadang aku juga kena sasaran pukulannya"

Kumpulan Kisah RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang