Rea dan Rio V

14 8 2
                                    

Di luar sudah hujan, deras sekali. Kini Rey melihat dari balik jendela jutaan butir hujan jatuh membasahi bumi.

"Re, akhirnya aku punya kesempatan untuk bersama kamu. Tapi aku ragu untuk memintanya, aku takut kamu menolaknya" gumam Rey

Gumaman itu terdengar oleh papanya Rea. Lalu Suryo -papanya Rea, mendekati Rey.

"nak, apa kamu berniat untuk menikahi Rea?" tanya Suryo to the point

Rey terkejut saat Suryo bertanya perihal itu.

"apa papa menyetujuinya?" tanya Rey penuh harap. Semenjak Rea menikah dengan Rio, ia juga diminta mama papa Rea untuk memanggilnya demikian.

"papa setuju nak, selagi Rea bahagia. Kasian anak-anak nya masih kecil" kata Suryo

"terima kasih, pa. Aku akan menunggu bayi Rea lahir baru setelah itu akan aku pikirkan langkah selanjutnya"

Tiga bulan berlalu dengan cepat. Kini Rea sudah menerima dengan ikhlas kepergian Rio. Rasya juga sudah diberi pengertian olehnya agar tidak lagi menanyakan ayahnya, Rea hanya bilang bahwa Rio pergi ke surga dan suatu saat nanti kita akan berkumpul lagi.

"ini bekal kamu Rasya" kata Rea menyerahkan kotak yang berisi sandwich dan susu kotak kepada Rasya

Tiba-tiba rasa sakit datang menghampiri Rea. Ia terjatuh dan memegangi perutnya, terlihat air ketuban mulai pecah.

"perut aku sakit, sepertinya aku akan melahirkan" ucap Rea yang membuat semua orang panik

Papa Rea membopong Rea dan membawanya ke mobil langsung menuju rumah sakit. Mamanya langsung menyiapkan perlengkapan bayi yang sudah disiapkan seminggu lalu dan memberi kabar pada Rey dan orang tuanya bahwa Rea akan melahirkan.

Hidup dan mati Rea pertahankan demi buah hati tercinta. Akhirnya tangis itu pecah di ruang persalinan dan membuat semua keluarga bernapas lega.

"selamat bu, anaknya perempuan yang cantik" ucap bidan yang membantu melahirkannya

Rea mengusap peluh di dahinya lalu para perawat membantu membersihkan semuanya. Dia jadi teringat saat kelahiran Rasya, saat itu di ruangan yang sama Rio menemani proses persalinan nya. Tapi kali ini ia hanya berjuang sendiri.

Rea pun dipindahkan ke ruang rawat khusus melahirkan. Bayinya diadzankan oleh Rey. Rea yang melihatnya tersenyum, sang bayi pun hanya menggerakkan tangannya.

Semua keluarga pun bahagia berkat kelahiran si kecil. Banyak rekan bisnis papa Rio dan Rea datang menjenguk juga membawa hadiah untuk si kecil.

Tiga hari di rumah sakit, Rea diizinkan pulang oleh dokter.

Sesampai di rumah, Rasya langsung antusias menyambut adik perempuannya itu. Senang sekali rasanya.

Keesokan harinya, acara syukuran pun dilakukan sekaligus pemberian nama. Rea sudah menyiapkan nama untuk anak keduanya ini sejak lama dari sebelum Rio meninggal. Riri Develyn.

Mereka sengaja memberi nama belakang yang sama dengan Rasya hanya beda satu huruf, Rasya Develon.

Semenjak kehadiran Riri, keluarga mereka seperti kedatangan cahaya baru. Rey hampir setiap hari berkunjung ke rumahnya.

Kini Rey ditugaskan papanya bekerja di kantor papanya yang ada di Jakarta. Sedangkan yang di Depok ia serahkan kepada asistennya.

~🙂~

6 bulan kemudian
Dengan sabar Rey menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan keinginannya. Saat ini Rey sengaja mengajak Rea dan anak-anak bermain di taman.

Kumpulan Kisah RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang