Rea dan Rey II

30 12 4
                                    

Setelah dua jam perjalanan. Mereka memutuskan untuk berhenti di rest area.

"guys, mampir ke rest area dulu yuk. Aku laper yang" keluh Raina pada Dimas

"kan, kamu sih belum sarapan"

Raina hanya tersenyum jail. Pasalnya tadi di rumah Dimas ia ditawari sarapan oleh mamanya Dimas, tapi Raina menolak dengan alasan ga biasa makan sepagi itu.

Rey memarkirkan mobilnya di area parkir. Raina dan Dimas sudah jalan duluan menuju tempat makan. Kini Rea dan Rey tertinggal di belakang.

"kamu ngaku ke temanmu kalau kita pacaran?" tanya Rea saat Rey selesai memarkirkan mobilnya. Rey hanya tersenyum dan sedikit mengangguk.

"tapi kenapa Rey?"

"aku iri sama teman-teman di kantor, mereka semua punya pacar bahkan ada yang sudah menikah. Aku ga mau di bully Re" jawab Rey asal

'sorry ya Re, aku bohong. Alasanku sebenarnya adalah karena aku ga mau kamu dimiliki orang lain apalagi sama abang sendiri' batin Rey

"alasannya cuma karena ga mau di bully doang, Rey? Kamu cildish banget si" ketus Rea sambil melangkah cepat meninggalkan Rey

Sesampainya di rumah makan hanya Raina dan Dimas saja yang pesan makan. Simple aja, Dimas sudah makan di rumahnya tapi dia memutuskan untuk makan lagi karena ingin menemani Raina. Sementara Rea dan Rey saling diam padahal mereka duduk berhadapan.

"lu berdua kenapa diem-dieman dah?" tanya Dimas yang masih mengunyah makanan di mulutnya

"kalau makan tuh ga boleh ngomong, Dim" protes Rea

"tau ayang" timpal Raina

Tapi mereka berdua enggan menjawab. Rey malah minta Raina dan Dimas cepat habiskan makanannya agar segera sampai tujuan.

"lo bawa mobil, gantian" pinta Rey sambil melemparkan kunci mobilnya tanpa ditolak Dimas

Akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan. Di mobil hanya Raina dan Dimas saja yang asyik ngobrol, mereka lupa kalau di kursi belakang ada orang.

"Dim, masih jauh?" tanya Rea yang sudah bosan

"tanya Rey lah, dia yang tau maps nya" jawab Dimas tanpa mengalihkan pandangannya ke depan.

Rea enggan bertanya pada Rey karena masih kesal kejadian di rest area tadi. Rey hanya sibuk dengan handphonenya.

"sebentar lagi kita keluar tol dan sekitar 30 menit lagi kita sampai tujuan, Re" jawab Rey setelah lima menit Rea bertanya. Rea sudah tidak mood lagi dan dia hanya menguap.

"kamu ngantuk, Re?" tanya Rey sambil menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Rea

"tidur aja, kalau udah sampai aku bangunin" titah Rey yang menyenderkan kepala Rea di bahunya tanpa ditolak Rea.

Jemari Rey bergerak sedikit ingin menggenggam jemari Rea tapi terasa kaku sekali. Rea yang melihatnya langsung menyembunyikan kedua tangannya di saku sweater nya.

30 menit berlalu

Beruntungnya Dimas tau daerah Sukabumi jadi perjalanan kali ini mereka tidak kesasar. Mereka sampai di Aruna Stay Cation tepat jam 11 siang.

"Rea kita udah sampai" ucap Rey sambil menepuk-nepuk pipi Rea

"Re, bangun Re" yang dipanggil malah tetap asik tidur dan mendengkur kecil. Rey yang melihatnya semakin gemas ditambah dengan pipi chubby Rea.

"Dim, gue gendong Rea dia pules banget tidurnya jadi ga tega bangunin" ucap Rey dari dalam mobil karena Dimas sudah ada di luar bersama Raina dan dibalas anggukan oleh Dimas.

Akhirnya Rey menggendong Rea. Koper Rea dibawa Dimas.

"kecil kecil berat juga Re" keluh Rey yang membopong tubuh Rea

Mereka melakukan cek in di tempat administrasi lalu langsung menuju kamar. Kamar yang dipesan hanya satu tapi memiliki empat kasur single bed.

Sesampainya di kamar, Rey langsung merebahkan tubuh Rea dengan perlahan agar ia tidak bangun.

'lagi tidur aja cantik' puji Rey dalam hati

Rey, Riana dan Dimas memutuskan untuk istirahat sejenak setelah perjalanan jauh. Rey berada di kasur paling pojok, disebelahnya kasur Rea, selanjutnya kasur Raina lalu di dekat jendela kasur Dimas.

Rey sengaja tidurnya menghadap Rea agar ia bisa menatap wajahnya. Sampai ia ikut terlelap juga.

Pukul satu siang Rea yang bangun pertama karena dia yang paling duluan tidurnya dan pastinya paling lama. Dia terkejut karena ada di sebuah kamar dan langsung mengecek pakaiannya. Setelah dilihat dibalik selimut ternyata masih utuh. Lalu ia menghembuskan napas lega.

Ia sudah jantungan sekali karena takut diculik seseorang. Dan baru tersadar di kasur sebelah ada Rey yang tidur menghadapnya.

'Rey, kamu emang tampan dan baik sekali. Tapi entah kenapa hatiku memilih Rio' batin Rea

Rea beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi dan cuci muka. Setelah itu ia menuju balkon. Disingkapnya gorden tebal di hadapannya. Di seberang sana terlihat berdiri kokoh gunung dengan pelangi yang ujungnya tepat di puncak gunung.

Ternyata habis hujan, masih ada sisa air yang turun dari genting. Rea menghirup napas dalam-dalam. Terasa menyegarkan sekali aroma hujan ini.

Ia pun menatap gunung itu selama beberapa menit tak jemu-jemu dilihatnya sambil melamun. Sampai tersadarkan oleh seseorang yang memegang kepalanya.

Rea menoleh, ternyata Rey sudah bangun juga. Lalu menoleh lagi ke arah gunung.

"habis hujan, ya?" tanya Rey duluan dan hanya mendapat dehaman dari Rea sebagai jawaban

"pelanginya cantik. Seperti kamu Re" ledek Rey yang gemas, sedari kejadian di rest area mereka belum bicara sama sekali.

"Rea, kamu masih marah?" tanya Rey baik-baik. Rea hanya menggeleng pelan.

"kalau udah ga marah, kenapa masih cuekin aku"

"aku sedih tau dicuekin gini" ucap Rey memelas. Rea melihat ke arahnya lalu tertawa kecil dan diikuti tawa Rey.

"soal kejadian di rest area tadi. Aku ga keberatan kok kalau kamu bilang aku pacar kamu" jelas Rea

"beneran, Re? Kalau gitu aku ingin seluruh dunia tau kalau kamu pacarku" jawab Rey puas

"silahkan, mau satu dunia tau pun hatiku tetap tak berpihak padamu. Maaf, Rey"

"emang apa spesial nya dia yang kamu suka sih?"

"dia itu dermatographia, ga bisa sentuhan kulit. Lalu bagaimana kalian mau pegangan tangan kalau dia aja alergi sama kulit orang lain" jelas Rey

"kamu tau siapa yang aku suka Rey? Apa kamu ga sakit tau itu?" tanya Rea heran

"aku tau Re, aku tau semua segalamu. Kalau kamu tanya aku sakit apa engga, ya jelas sakit lah, Re. Tapi itu ga apa, rasa sakit itu ga seberapa sama rasa bahagia aku ketika di dekat kamu"

Rea hanya menghela napas.
"aku ga akan nyerah gitu aja, Re. Aku akan buat kamu jatuh hati bahkan sejatuh-jatuhnya" ucap Rey dengan penuh percaya diri

"coba aja kalau bisa" tantang Rea

~ TAMAT ~

Cerita ini akan ada squelnya, mungkin nanti-nanti akan author publish.

Kumpulan Kisah RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang