Bertemu Kamu V

9 3 0
                                    

aku pernah menjadi Fatimah
yang memendam cintanya untuk Ali
memang terasa sangat menyesakkan
tetapi kesan manis di akhir

dan akhirnya aku memutuskan
untuk menjadi Khadijah
yang menyampaikan cintanya kepada Rasulullah
lalu Rasulullah langsung melamar Khadijah

tapi sekarang kamu masih belum bisa
menjadi Rasulullah
sebagaimana beliau melamar Khadijah

♡´・ᴗ・'♡

Hari pindah pun tiba. Aku sudah resign dari pekerjaanku. Semua teman-teman ku sangat berat melepas kepergianku.

"Ra, ga berasa ya lo udah 2 tahun kerja bareng kita" kata Yola

"banyak kenangan yang udah kita lewati sama-sama, Ra. Pokoknya lu ga boleh lupain teman-teman lu yang disini" ucap Tela

"iya iya, gue ga akan lupain kalian semua" kataku sambil bergantian pelukan dengan semua teman.

Jujur, hari itu hari yang paling berat untuk kulalui. Dari yang awalnya aku tidak mengerti apapun tentang dunia kerja, sampai aku sekarang sudah mengerti semuanya.

Aku sudah bisa bersikap profesional demi kesempurnaan pekerjaan. Semua temannya menyenangkan, bos yang baik dan tempat yang nyaman.

(ಥ ͜ʖಥ)

Di pengajian malam harinya, papa yang meminta izin kepada semua orang yang ada di pengajian. Dengan berat hati papa bicara. Aku sedari tadi menahan air mata agar tak jatuh, tapi pertahanan ku sia-sia. Air mata itu tak terbendung akhirnya luruh.

"yaaah, aku ga ada orang yang bakal aku isengin lagi dong" bisik Farid pada saat makan, aku langsung menyikut perutnya. Dia hanya mengaduh.

Makan malam pun selesai, kami bicara tentang rumah baru di Bandung dan dilanjut membahas materi kemarin.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.30. Pengajian di tutup dan satu persatu orang pamit dan salaman. Tepat saat aku menyalami Farhan, aku menggenggamnya erat seperti tak mau berpisah. Rasanya aku ingin waktu berhenti saat itu juga.

"sodara-sodara semua, kalau besok ga sibuk. Mohon bantuannya ya ke rumah untuk angkat barang" kata papa sambil menyatukan kedua tangannya

"iya Pak Sato, tenang aja. Insya Allah saya datang" kata pak Idin dan diangguki yang lainnya

(ಥ ͜ʖಥ)

Keesokan harinya, semuanya sudah berkumpul. Aku mencari seseorang yang belum kudapati oleh mataku. Farhan, kemana dia?

"loh, bu Dela. Farhan ga ikut?" tanya mamaku, aku langsung memasang telinga -menguping.

"dia lagi sibuk belajar buat masuk kuliah, bu. Maaf ya ga bisa bantu Farhan nya" jawab bu Dela

"oh, ga apa-apa atuh"

Farid mendekatiku dan menyenggol bahuku dengan bahunya.
"apaan si?" kataku kesal

"kapan kamu bakalan ke Jakarta lagi?" tanya Farid

"ya ampun, Farid. Aku pergi aja belum udah ditanya kapan kesini lagi" kataku sambil mengangkat koper bajuku

Kumpulan Kisah RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang