Rea dan Rio II

12 8 3
                                    

Sudah 6 bulan berlalu mereka dekat.  Mustahil Rio tak ada perasaan pada Rea, sedangkan perasaan Rea semakin menguat.

Terapi itu berjalan lancar, kini Rio benar-benar sembuh dari alerginya berkat Rea. Sebulan setelah terapi itu dilakukan, papa Rio memutuskan untuk menjadikan Rea sekretaris pribadi Rio di kantornya. Mau ga mau Rea harus resign dari kantor papanya.

Kini mereka satu ruangan dengan meja saling berhadapan hanya terbatasi oleh komputer di depan masing-masing. Sesekali Rio curi-curi pandang ke depan, Rea pun tidak ingin kehilangan momen bersamanya di kantor.

Kabar Rey akhir-akhir ini dia sering keluar kota untuk mengurus cabang baru kantor papanya di daerah Depok. Sedangkan kantor utamanya ada di Jakarta yang diurusi oleh papanya sendiri dan Rio.

Seminggu lagi ulang tahun Rea. Perasaan Rio sudah tak tertahankan lagi hendak disampaikan pada pemiliknya.

Ia hendak melamar Rea tepat di hari ulang tahunnya. Rio memikirkan cara agar membuat Rea terkesan pada saat itu dan tidak bisa melupakan momen indahnya.

Dulu, saat pertama kali Rio bertemu Rea di acara ulang tahun kantor papanya Rea. Sebenarnya ada perasaan berdesir dihatinya. Tapi selalu ia tepis karena selalu berpikir tidak bisa mendekati perempuan.

Sejak kejadian ciuman tidak sengaja itu, tiba-tiba ada yang merekah dihatinya. Darahnya mengalir deras saat itu, degup jantungnya terasa begitu kencang.

Sampai mamanya meminta Rea untuk membantu Rio menyembuhkan alerginya, perasaan itu sudah tidak bisa dicegah lagi oleh Rio. Perasaan itu terus tumbuh setiap detik dan berubah jadi cinta. Ya, kini Rea dicintai oleh kedua kakak beradik itu, Rio dan Rey.

"Re, dua minggu lagi jadwal kamu kosong?" tanya Rio yang mendekati meja Rea. Ia langsung mengambil kalender meja di sebelah komputernya.

"hari apa?"

"sabtu tanggal 17"

Saat melihat tanggal yang disebutkan Rio sudah jelas itu tanggal ulang tahunnya, Rea juga menandainya dengan bentuk mahkota di tanggal tersebut.

"ada proyek dimana?" tanya Rea

"bukan itu, aku mau ngajak kamu dinner"

"dinner? Tumben banget kamu ngajakin dinner" tanya Rea bingung

"sesekali ga apa lah, Re"

"dimana?"

"restoran Guardiola"

"eh, itu kan restoran mewah Rio. Pasti mahal banget, kita cari tempat yang lebih murah aja" pinta Rea keberatan

"sesekali Rea, pokoknya ga ada penolakan. Hari sabtu jam 7 malam aku jemput kamu" ucap Rio dengan mendekatkan wajahnya pada Rea yang kini bersandar di kursinya.

Rio kembali ke mejanya, sesaat muka Rea terasa panas dan memerah. Ia tidak menyangka dihari istimewanya orang yang disukainya itu mengajak dinner.

Dua minggu berlalu dengan cepat, bahkan sangat cepat bagi Rea. Sejak siang dia sibuk dengan gaun-gaun miliknya. Bingung mau pakai apa nanti malam.

"duh, anak mama mau dinner" ucap mama Rea yang membawa camilan ke kamar Rea

"eh, mama. Bantuin aku pilih gaunnya dong ma. Aku bingung ni" pinta Rea dengan memelas

"anak mama sudah besar, ya" ucap mamanya mengelus kepala Rea

Mamanya membantu Rea memilihkan gaun.
"berarti ulang tahun kamu kali ini kita tidak bisa merayakannya bersama dong, Re"

"iihh, mama ayolah kita bisa merayakannya besok. Oke?" mamanya hanya mengangguk pelan

Sudah tiap tahun di keluarga mereka ulang tahun harus dirayakan walaupun hanya bertiga. Tapi kali ini, ulang tahun Rea akan dirayakan di rumah esok hari.

Pukul 7 tepat, sang pujaan hati pun sudah menjemput Rea dengan membawa kereta kencana putih alias Pajero miliknya.

Rea memutuskan memakai gaun biru muda, rambutnya disanggul dan membiarkan sedikit anak rambutnya tetap tergerai. Rey yang melihatnya terpana sampai tak berkedip.

"kami pamit dulu ya, tante" ucap Rio yang sudah ada di depan rumah Rea

"kalian hati-hati" mama Rea melambaikan tangan dan dibalas Rea

Rio pun melajukan mobilnya menuju restoran.
"malam ini seorang putri menaiki kereta kencana nya" kata Rio yang membuat Rea malu, pasti mukanya sudah memerah seperti kepiting rebus.

"kamu cantik sekali, Re" puji Rio

"menang hari-hari lainnya aku ga cantik gitu?" gerutu Rea

"kamu selalu cantik, Re"

30 menit perjalanan, mereka sampai di restoran yang sudah dipesan Rio. Ia membukakan pintu mobil untuk Rea dan menjulurkan tangannya untuk digandeng. Tanpa pikir lama Rea menyambut tangan Rio.

Salah satu pelayan mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah dipesan Rio. Meja itu ada di lantai paling atas, romantis sekali suasananya. Ada bunga mawar dengan pinggiran lilin-lilin kecil berbentuk love.

Rea benar-benar dibuat takjub dengan tempat ini.
"gimana? Kamu suka Re?" tanya Rio yang diangguki Rea

Rio menarik salah satu kursi dan mempersilahkan duduk Rea. Makanan pun datang dengan tiga pelayan.

Di tengah acara dinner itu terdengar suara biola yang memainkan lagu 'Happy Birthday'. Keluar dari pintu masuk ada dua orang pemain biola dan di belakangnya ada pelayan yang membawa kue ulang tahun.

Setelah lagu itu dimainkan. Mereka berdiri.
"Selamat ulang tahun Rea" ucap Rio yang mengambil bunga mawar yang ia sembunyikan di bawah meja lalu menyerahkan pada Rea.

"eh, bagaimana kamu tau aku ulang tahun hari ini?" tanya Rea penasaran

"kamu lupa? Sebelum kamu jadi sekretaris ku, kamu menyerahkan CV padaku" jelas Rio, Rea hanya mengangguk paham.

Pelayan yang membawa kue ulang tahun itu mendekati Rea dan memintanya untuk meniup lilin. Lilin itu berangka kembar yaitu 22.

Lalu meletakkan kue itu di meja. Pelayan dan kedua violin itu meninggalkan mereka berdua di rooftop.

Rio mendekati Rea. Dan merogoh sesuatu di saku celananya. Ia mengeluarkan sebuah kotak cincin, dibukanya kotak itu. Nampak berlian warna biru yang senada dengan gaun yang dipakai Rea.

"Re, will you marry me?" pinta Rio yang sudah berlutut di hadapan Rea. Rea terkejut akan dilamar dihari ulang tahunnya.

~ continue
ternyata Rio bisa romantis juga ygy

Jangan lupa tinggalkan jejak, thx

Kumpulan Kisah RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang